Emak dan Peminta-minta
Oleh : Mukminin
Puasa ke-8 hari jumat, 1 Mei 2020
Alhamdulilah hari ini saya habis sholat malam, langsung sahur jam 03.40. Sahur lauk lele panggang dan kopi moccachino campur etrasol hangat dan seger rasanya.
Kali ini sahur dengan anak bungsu mbak Filo mahasiswa ITS jurusan Tekim smt 7 alhamdulilah tekun ibadah dan belajar dan sering dapat jura 1,2 dan 3 baik di dalam negeri maupun Lomba Internasional.
Untuk anak saya yang kedua yang kuliah di presedent university Bekasi Jabar jurusan Teknik industri tidak.mau sahur setelah sholat malam hanya minum air putih saja. Tidak tahu alasannya apa.
Lanjut ada imsak dan adzan subuh berkumandang maka saya berangkat jamaah di maajid. BuHabis pulang dari masjid saya tadarus Al-Quran baca AlWaqiah saya biasaka baca usai subuh dan lanjut surat Ali Imron 20 ayat terakhir.
Menjadi kebiasaan setalah ngaji harus menulis, menlis, dan menulis sesuai pesan Om Jay karene seletah ikut pelatihan.menulis gel 8 bersama Om Jay dan.para pakar saya jadi kebiasaan menuis. Awalnya ya seperti terpaksa karena biasa harus menyelesaikan tugs resemu para Nara sumber ya allkhirnya jadi terbiasa. Karena motivasi saya seperti Om Jay pesan jangan hanya cari sertifikat harus bisa terbitkan 2 buku. La saya terus dimotivasi yang tiada henti oleh founder pelatihan PB PGRI yang amat sabar dan melayani dengan baik hati yaitu Bp Wijaya Kusuma blogger nasional dan pengurus PGRI Pusat saya termotivasi ingin terbitkan buku. Mungkin sama dengan teman-teman.
Suasana pagi udara segar dan belum bising kendaran belum banyak yang lewat jalan raya depan rumahku.
Jam 05.30 Pintu rumah sudah saya buka dengan pintu ruang praktek bidan.
Saya baru entri tulisan ke blog saya dan baru edit ada
" Assalamualaikum, Bu", demikian Salamnya Yu Nah. Ia sering minta ke rumah pagi hari.Saya Jawab,
,,"Waalaikum slm, Monggo pinarak Yu Nah" , begitu jawabku. Ternyata Yu Nah salam sampai 4 x,
"Ok" Yu Nah sebentar pinarak", begitu sahutku. Aku ke masuk ke kamariistri sedang mengetik di laptop untuk laporang perkembanga n Covit 19.
"Sopo, Yah", tanya istriku. "Yu Nah, jawabku.
" Tolong ambilkan beras dik, karena uangnya nanti buat beli pulsa mbak Emil kuliah o line jam13.00'", jawabku .Tenyata istriku memberi beras dan gorengan krupuk uyel oleh-oleh dari Jombang. Setelah diberikan, orang nya, kok aneh diam tidak ngomong.
" Lo Yu Nah kok ga matur suwun, Yah" pertanyaan istriku."
" Tidak.apa-apa, yo wis ", begitu jawabku. Karena saya tahu biasa tak beri uang.
Kumudian istri mau mengantar 2 botol madu pesanan tetangga yang tadi pagi pesan. Alhamdulilah dlm 2 Minggu kemarin maduku tawon dari peternak laku 20 botol.
" Rizki anak Sholeh", begitu gumamku. Walau di rumah saja bisa kuliah on line belajar menulis bersama Om Jay sambil bisnis madu, Red Koffie, ASHIHA Propolis dan biro umroh dan haji plus PT Arminarrka Perdana. Dengan ikut biro bisa memimpin jamaah umroh atau TL ( Tour Leader) bisa gratis umroh berkali-kali, wah..jadi promosi kali ini.
Tidak apa-apa maksud saya supaya teman-taaman guru, ya sambil jadi guru juga punya bisnis. Seperti di contohkan Rasulloh Muhammad SAW dengan istrinya Kodijah adalah pedagang, para sahabatnyanya Abu Bakar Ada Sidig, Umar Bin Khotib, Usman bin Affan adalah saudagar kaya, kecuali Ali bin Abi Tholib yang bukan pedagang.
Isti baru mau berangkat ngantar madu datang peminta-minta kedua. Seorang laki-laki agak tua tapi masih sehat, tinggi pakai celana pendek bawa sak putih disampirkan di pundaknya. Setiap 1 Minggu sekali juga datang ke rumah ambil botol2 agua yang sudah saya kumpulkan di sak tinggal bawa. Kemudian ia terus duduk.menunggu diberi uang. Akhirnya saya ambilkan uang" Matur suwun", begitu jawabnya, terus pergi pernah saya acoba 2 menit belum saya berikan uangnya. Ternyata tetap duduk mrnunggu di depan rumah dekat pembuangan sampah.
Sehingga aku ingat peristiwa ini ketika saya usia 10 tahun SD kelas 3 tahun 1975. Ketika di rumah Jombang dulu bersa emak, bapak dan.4 saudaraku. Emak, bapak tidak punya sawah pekerjanya mreman di sawah orang lain.
Rumah bapak terbuat gedek bambu lantai tanah asli, jemek dan sering kenanjiran. Makanan sehari-hari nasi jagung.
Suatu pagi emak tampen berasan jagung dengan.empok.atau katul untu masak besok.
Emak terbiasa bangun malam tahajud lalu subuhan dan masak nasi jagung. Demikian juga bapakku bangun langsung mandi air sumur terus ke masjid sampin rumah, sholat dan lanjut adzan subuh, berjamah sholat shubuh. Usai langsung ke warung beli kopi.
Bapakku kekar besar dempal kuat, memang tukang pacul.
Pagi ini pas emak tampen berarsan jagung ada seorang perumpuan denga pakai kebaya dan Jarit terus minta- minta. Saya amat hapal orang ini langganan minta ke rumah setiap Jumat.
" Maaak.wong Iki jaluk kok ben dino jumat,", begitu ceplosan omonganku.
"Wis, gak oleh ngomong ngunu, gak oleh, diwenehi ae sak duwene", begitu jawab emakku.
"Agama mgajarno ngunu', begitu jawab emakku. aku diam.klakep dan masuk dalm otakku.
Terus apa yang emak lakukan. Ternyata emak tanya ke prminta-minta,
" Yu, sampeyan durung sarapan?", begitu tanya emakku.
"Durung Yu", jawab peminta.
Emak mengambil nasi jagung yang baru masak dengan lauk gereh, diberikan kepada peminta. Orang itu disuruh makan di dapur dan diberi mium.
Belum selasai makan emak sudah membungkuskan nasi untuk peminta - minta dan diberikan dengan ucapan" Yu, iki.engko digawe mangan awan, yu", begitu suara Mak dengan nada halus. "Betapa mulia hati emak dalam keadaan kurang punya selalu memberi", begitu ucapan dalam hati.
Mumpung bulan puasa apalagi dalam Pandemi Covit 19 mati berbagi sesuai kemampuan.
Aku terus mengirim tugas resume BP Dadang Kadarusman, Menulis Setiap Hari Bisa Terbitkan Buku ke blog, lalu ke email Om Jay. Plong rasanya habis kirim tugas.
Hari agak siang, aku ke mushola dalam rumah untuk sholat Dhuha 8 rekaat. Hal ini awalnya saya paksakan akhirnya terbiasa.
Betul ada pepatah "Ala bisa karena biasa"..
Bagus sekali, Bapak. Lanjutkan!
BalasHapusMksih Bu emi
BalasHapus