KATA PENGANTAR Buku Jejak Langkah Pena Sang Muda
KATA PENGANTAR
Buku Jejak Langkah Pena Sang Muda
*(Mukminin, M.Pd.)
Menulis adalah kegiatan menuangkan ide, gagasan, opini,
cerita, atau perasaan dalam bentuk tulisan. Tapi tidak semua orang
mau menulis karya (buku). Karena berbagai macam alasan. Saya
tidak bisa.tidak ada waktu. Saya tidak bisa mulai dari mana menulis itu. Saya tidak telaten. Dan banyak lagi alasan. Walaupun itu orang
pandai, belum tentu bisa dan mau menulis. Mengapa? Karena tiada
kemauan dan niat yang kuat. Menulis itu butuh komitmen dan niat yang kuat. Dan harus tekun, telaten dalam menyampaikan gagasan kepada pembaca. Serta
Istikomah atau konsisten.
Menulis menjadi salah satu wadah untuk mengekspresikan
diri, tidak hanya itu menyalurkan ide, gagasan, bahkan wawasan
terbaru pun bisa terlaksana. Orang boleh pintar setinggi langit, tapi selama tidak menulis (buku), maka ia akan hilang di dalam
masyarakat dan dari sejarah, menulis adalah bekerja untuk keabadian, ungkapan Pramudya Ananta Toer.
Jejak Langkah Pena Sang Muda adalah buku antologi peserta didik SMA Negeri 2 Waingapu. Buku ini terdiri atas 25 cerpen yang dimotori oleh seorang guru literasi hebat
dari SMA Negeri 2 Waingapu yaitu Ibu Ledwina Eti Wuryani, S.Pd.
Cerpen atau cerita pendek adalah bagian dari prosa fiksi yang
pada umumnya dibaca sekali habis dalam waktu yang singkat dan
fokus satu kejadian dengan memberi dampak pada pembacanya.
Menurut American Literature, cerpen adalah sebuah cerita dengan tema yang dikembangkan sepenuhnya secara signifikan lebih
pendek daripada sebuah novel. Cerpen adalah sebuah karya fiksi yang dikategorikan berdasarkan panjangnya ditulis antara 1.000 dan
2.000 kata dan dapat dibaca dalam sekali duduk.
Melansir Masterclass, cerpen adalah karya fiksi prosa
mandiri yang fungsinya untuk menyampaikan pesan moral, mengabadikan momen, atau membangkitkan suasana hati tertentu. Cerpen seringkali lebih terfokus, karena semua unsur di dalamnya,
baik itu plot, karakter, tempo, struktur cerita, dan sebagainya—harus
bekerja sama menuju tujuan bersama ibu.
Fungsi cerpen: (1)Fungsi Rekreatif atau sarana penghibur
bagi penbaca, (2) Fungsi Estetis, sebagai nilai estetika atau keindahan
yang memberikan kepuasan kepada pembaca, (3) Fungsi Didaktif. Fungsi didaktif yaitu sebagai pemberi pendidikan bagi para pembaca, (4) Fungsi Moralitas yaitu sebagai nilai moral, (5) Fungsi Religiusitas
sebagai pemberi pelajaran yang religius yang bisa dijadikan contoh
baik pembaca.
Buku cerpen ini sangat bagus, certita yang disampaikan penulis dari SMA Negeri 2 Waingapu dengan bahasa lugas,
gamblang, dan mudah dipahami. Semua penulis berusaha untuk menyampaikan pesan positif dari cerpen yang dibuat yang bisa
diambil hikmahnya bagi pembaca. Setiap penulis punya gaya masingmasing dalam merangkai cerpen.
Saya mengucapkan selamat kepada SMA Negeri 2 Waingapu
yang telah berhasil menggerakkan siswanya untuk berlitersi dengan
menulis cerpen sehingga melahirkan karya buku yang apik berjudul
“Jejak langkah Pena Sang Muda”. Semoga buku ini menginspirasi
pada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia pada umumnya dan
sekolah-sekolah di Waingapu , NTT untuk terus menggunakan literasi
dan berkarya demi kemajuan bangsa Indonesia. Salam Literasi[].
Lamongan, 21 November 2024
Mukminin, M.Pd. Nara Sumber Nasional, Guru, Penulis 55 buku,
Pegiat Literasi, Pengembang Puisi 2.0, Direktur Penerbit Kamila
Press. Bisa dihubungi Hp/WA081330944498, Email:
cak.mukminin@gmail.com, kamilapresslamongan24@yahoo.com,
fb: cakinin mukminin Arminareka
Komentar
Posting Komentar