Peringatan Hari Lahir Pancasila dalam Pandemi Covit 19

Peringatan Hari Lahir Pancasila dalam Pandemi Covit 19



Oleh : Mukminin

Hari ini 1 Juni 2020 adalalah hari lahirnya Pancasila yang tepat 75 tahun yang lalu. Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Indonesia atau "Way of life", yang mengatur kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. 

Mari jangan sekali-kali melupakan sejarah, mengutip kata-kata Bung Karno yang terkenal dengan JASMERAH. Lahirnya Pancasila atas andil  besar putra terbaik bangsa yaitu Prof.Dr.Mr. Muh.Yamin, S.H., DR. Soepomo dan Ir.Soekarno presiden PERTAMA RI.

Pancasila Dirumuskan dalam Sidang BPUPKI

Sebelum Pancasila lahir dan digunakan sebagai dasar negara Indonesia, maka dilakukan lebih dulu sidang yang digelar oleh BPUPKI untuk membahas poin penting dalam Pancasila.

BPUPKI merupakan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan yang dibentuk untuk menyelidiki hal-hal penting dan menyusun berbagai rencana yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan Indonesia dalam penjajahan fasis Jepang.

Pada rapat BPUPKI yang digelar pada 1 Juni 1945, presiden Soekarno menyampaikan pidato yang salah satunya mencetuskan Pancasila.

Dalam sejarah lahirnya, Pancasila dirumuskan oleh tiga tokoh penting, yaitu Mohammad Yamin, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

Mohammad Yamin

Tokoh penting pertama yang mencetuskan Pancasila adalah Mohammad Yamin.

Beliau adalah seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan ahli hukum.

Dalam perumusan Pancasila, beliau memberikan lima hal untuk bisa dijadikan dasar negara ketika berpidato, 
1. Peri kebangsaan, 
2. Peri kemanusiaan, 
3. Peri ketuhanan, 
4. Peri kerakyatan, dan 
5. Kesejahteraan rakyat.


Namun saat memberikan usulannya dalam bentuk tertulis, gagasan ini berubah menjadi: 

1. Ketuhanan yang Maha Esa,
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia, 
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, 
4.  Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



Rumusan Pancasila dari Dr. Soepomo diungkapkan dalam pidatonya pada sidang BPUPKI yang digelar pada 31 Mei 1945.

Dr. Soepomo

Lima rumusan dasar negara: 
1. Persatuan, 
2. Kekeluargaan, 
3. Keseimbangan lahir batin, 
4. Musyawarah, dan 
5. Keadilan rakyat.

Ir. Soekarno

Dalam pidatonya pada sidang BPUPKI yang digelar 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang berisi gagasan mengenai dasar negara yang terdiri dari lima gagasan: 

1. Kebangsaan Indonesia, 
2. Internasionalisme dan 
3. Perikemanusiaan, 
4.Mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan 
5. Ketuhanan yang Maha Esa.

Selanjutnya Soekarno mengusulkan tiga dasar negara yang diberi nama:  
1. Ekasila,
2.Trisila, dan 
3. Pancasila.

Akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila, yang berasal dari kata "panca'" = lima 'dan 'sila' =  prinsip atau dasar.


Menurut Hatta,  BPUPK kemudian membentuk tim sembilan orang untuk merumuskan kembali Pancasila yang dicetuskan Soekarno. Tim sembilan orang itu  adalah,
1. Soekarno
2. Moh. Hatta
3. AA.Maramis
4. Abikusno Tjokrosiejoso
5. Abdulkhahar Mudzakir
6. Agus Salim
7. Ahmad Siebarjo
8. Wachid Hasyim
9. Muh. Yamin

Panitia menghasilkan piagam Jakarta atau Jakarta Carter yang diserahkan ke BPUPKI tetapi ada perubahan pada Sila Pertama Pancasila.

Adapuan sila pertama yang tercantum.dalam Piagam Jakarta adalah  
"Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" 
Demi kesatuan bangsa dan negara  RI maka dari tokoh-tokoh Islam rela mengganti menjadi
"Ketuhanan Yang Maha Esa"

Maka lahirlah Pancasila

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai berikut: 

 Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,
3.  Persatuan Indonesia,
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila tercantum pada alinea ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam memperingati lahir Pancasila hari ini jangan hanya sebagai ceremonial belaka. Apalagi sekarang bangsa dan negara Indonedia yang semakin majemuk dan menghadapi tantangan pengaruh global dunia bahkan kini terlanda wabah besar dunia yaitu virus Corona yang memporak-porandakan segala segi kehidupan.

Jagan sampai Pancasila dijadikan sebagai simbol belaka tapi wajib dijalankan baik pemerintah dan warganya untuk mencapai cita-cita luhur pendiri bangsa, yaitu menciptakan bangsa Indonesia yang cerdas, mandiri dan bergotong royong untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur di segala bidang yang berdasarkan Pancasila. Dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

Jangan sampai terjadi lagi penyalahgunaan kekuasaan, seperti korupsi, dan masalah hukum dsb.

Dalam menghapi pandemi Corona ini sebagai warga negara  kita tetap harus patuh pada pemerintah atas segala aturan yang ditetapkan. Seperti Social Distancing, WFH, Pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, PSBB jangan mudik. Sambil kita tetap tolong-menolong,  bantu- membantu secara pribadi maupun gotong royong dalam menghadapi krisis ekonomi maupun krisis mental. 

Dalam bidang pendidikan kita juga mematuhi belajar di rumah dengan sistem daring. Maka pejabat pengemban pendidikan, dosen, guru, siswa, orang tua dan stikholder seperti komite tokoh masyarakat, pengusaha dan.masyarakat umum harus bahu-membahu.

Inilah tantangan zaman yang harus dihadapi seluruh umat manusia dan suluruh bangsa di  dunia, yang akhirnya terjadi pergeseran-pergeseran ke kehidupan yang baru dengan sistem baru atau kerennya kehidupan "New Normal" mau tidak mau harus kita hadapi dengan segala kesiapan.

Sekali lagi untuk memperingati hari lahirnya pancasila maka perlu dibumikan lagi Pancasila ke seluruh warga negara Indonesia untuk memahami arti Pancasila dan benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa membedakan  agama, suku, ras dan golongan. Karena akhir-akhir ini banyak pertikaian antar suku bangsa atar sesama  agama atar agama, karena kurang memahami Pancasila yang sudah disepakati sebagai dasar perperilaku, berbangsa  dan bernegara. Ke lima sila Pancasila sudah jelas menjamin semua warganya untuk saling berteleransi, saling merhargai dan saling berdampingan hidup damai dalam Bhinneka Tunggal Ika. 

Penulis menyarankan sebaiknya untuk menanamkam nilai-nilai Pancasila kita perlu menerapkan kembali butir-butir sila-sila Pancasila pada bidang pendidikan dan bidang yang lain.

Yang telah pernah kita lakukan zaman Orde Baru. Yang baik dari orde baru kita ambil yang jelek Kita tinggalkan. Mari kita ambil baiknya. 

 Dengan demikian akan terwujud  bangsa Indonesia yang makmur, sejahtera, dan ber-Bhineka Tunggal Ika akan lebih cepat terwujud dalam kesatuan wilayah Indonesia. 

Semoga Krisis Corona segera berlalu kita segera memasuki New Normal yang lebih baik, lebih damai, lebih sejahtera lebih aman, lebih bermartabat dalam lindungan Allah SWT. 
Dalam kerangka  negara kesatuan Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45. 

BUTIR-BUTIR PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA

Lima asas dalam Pancasila dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan, sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila.

Butir-butir Pancasila ditetapkan dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa.

I. SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA
Td 4 butir:
1 Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar       kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama & penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling hormat-menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

II. SILA KEDUA : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Td 8 butir:
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3.Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

III. SILA KETIGA : PERSATUAN INDONESIA
Td 5 butir:
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan bertanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

IV. SILA KEEMPAT : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
Td 7 butir:
1.Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3.Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

V. SILA KELIMA : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
Td 12 butir:
1.Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Selamat memperingati Hari Pancasila semoga dengan mengamalkan  Pancasila  negara Indonesia semakin Jaya. Dengan tetap menjaga kesatuan wilayah NKRI  harga mati betul-betul betul-betul dijalankan  dari rong-rongan dari dalam maupun negara asing yang menjajah Indonesia dalam bentuk apapun. Jangan sampai slogan "NKRI HARGA MATI", hanya slogan semata. 


#Disarikan dari berbagai sumber di internet

Komentar

  1. Yang paling berkesan dengan Lahirnya Pancasila, adalah pidato Bapak Sukarno

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trima kasih mari bumikan.Pancasila pada semua generasi bgs Indonesia
      Jgn melupkan sejarah pendiri bgs

      Hapus
  2. Lengkap sekali bpk. Mati kita tabamkn sikap gotong royong dalam menangani wabah yg melanda saarmt ini.

    BalasHapus
  3. Mtr swn. Bu. alhamdulilah sy dulu pernah jadi guru sejarah 5 th lebih

    BalasHapus
  4. Mtr swn. Bu. alhamdulilah sy dulu pernah jadi guru sejarah 5 th lebih

    BalasHapus
  5. Mantabs Pak Inin. Lengkap, ahli sejarah ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksih dulu waktu SPGN Jombang jurusan sejarah



      Hapus
    2. Mksih dulu waktu SPGN Jombang jurusan sejarah



      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023