Tips Menerbitkan Tulisan di Penerbit Mayor Bersama Ukim Makarim
Oleh : Mukiminin
Dibalik kesuksesan seorang penulis hebat ternyata berawal dari kesulitan luar biasa. Namun kegigihan tak.membuatnya menyerah . Apalagi kita sebagai penulis pemula yang ingin menulis setiap hari dan tulisan kita bisa diterbitkan prnerbit mayor.
Yuuk kita ikuti Nara sumber hari ini yang hebat. Siapa dia
" Bapak Ukim Makarim", M.Pd."
• Sebagai guru Labschool Kebayoran,
• sebagai penulis handal, dan
• sebagai motivator.
Pak Ukim Kamarudin membuka dengan salam Semoga teman-teman semua dalam kondisi sehat wal afiat. Dan berterima kasih kepada panitia yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi. Saya masih belajar. Jadi mohon maaf apabila yang saya sampaikan sederhana. Semangat berbagi yang menyebabkan saya berani berbagi dalam kesempatan seperti ini. mohon doanya, semoga bermanfaat.
Pak Ukim Kamarudin menyapikan pengalamannya bahwa:
1.Menulis merupakan ekspresi pribadi saya
Dengan menulis saya bebas mencurahkan segala kegelisahan saya apapun bentuknya dan sarana yang tepat buat saya. Bahkan saya tak pernah kuwatir, terkait dengan tulisan saya. Saya tak peduli dengan ragam atau apa yang menjadi trend di maayarakat. Pokoknya menulis.
Karena menulis sebagai kebutuhan dengan berjalannya waktu jika tidak dilakukan maka ada sesuatu yang hilang
2. Saya menulis dengan apa adanya, dan sejujur-jujurnya.
Karena saya guru, saya menulis buku pelajaran, beragam kegiatan berupa proposal, liputan majalah, dan menulis buku harian, setiap saat.
3. Saya terbitkan buku yang berjudul "Menghimpun yang Berserak."
Alasan saya menerbitkan
buku tersebut komentar teman-teman guru sebagai berikut :
✓ tulisan saya bagus.
✓ ulisan saya emotif.
✓ ulisan saya emotif.
✓ tulisan saya dapat membuat pembaca larut dalam cerita.
✓ bahasa saya sederhana dan mudah dicerna oleh pembaca.
✓dapat dijadikan ceramah atau kultum, dsb.
Akhirnya, saya mencoba membukukan tulisan-tulisan saya yang selama ini merekam semua kejadian karena saya memang senang membuat buku harian. Ada beragam kejadian, tetapi tema besarnya, yang saya tuliskan merupakan pelajaran seorang dewasa (guru) dari anak-anak "cerdas" yang menjadi siswanya. Oleh karena tulisan itu beragam kejadian, beragam waktu, dan dari beragam tokoh, maka saya menuliskan judul buku tersebut, "Menghimpun yang Berserak." Sebuah usaha untuk mengumpulkan segenap mutiara yang berserakan dalam kehidupan yang sangat bermanfaat bagi saya, dan semoga bermanfaat pula buat orang lain (pembaca).
4. Tips dan trik menerbitkan buku
Karena saya penanggung jawab penerbitan buku pelajaran sekolah dan buku pribadi saya " Menghimpun yang Berserak", hal-hal penting supaya buku bisa diterbitkan penerbit mayor:
A. Apakah buku itu laku di pasaran
B. Apa buku itu mempunyai nilai tambah sehingga pembaca membeli buku itu
C. Ada beberapa hal ditulisan yang mengalami penyesuaian
5. Agar buku layak diterbitkan dari penulis pemula perlu dipoles oleh editor
Saya tersadar mendapatkan ilmu pengetahuan lebih ketika tim editor akan menerbitka karya saya agar dapat dinikmati orang banyak. Beliau menjelaskan bahwa editor adalah garda depan yang menentukan naskah itu layak diterbitkan atau tidak.
Menurut teman saya itu, naskah saya sepertinya punya potensi atau "layak" untuk diterbitkan. Tetapi sebagai pemula, karya saya memang harus dipoles di sana sini.
6. Dalam penerbitan buku perlu kerja sama team dengan editor sebagai garda terdepan
Jika nanti naskah itu bisa melewati editor, maka prosesnya "menjadi" atau mengalami banyak hal.
• Ada bagian cover atau gambar sampul,
• Ilustrasi,
• Photo jika diperlukan,
• Tata letak, dan lainnya. Yang jelas, semuanya merupakan tim saya, semuanya akan menyukseskan saya,
Editor menyampaikan semua hal.yang menyangkut buku saya selalu dalam.komfirmasi.
Akhirnya, saya mendapat konfirmasi bahwa ada meeting terkait dengan terbitnya buku saya.
Pertama, saya menerima buku pribadi, hanya 5 buku yang berstempel tidak diperjual belikan.
Kedua, saya diajak bicara terkait dengan teknis launching Buku "Menghimpun yang Berserak". Ini soal bagaimana membuat buku saya laku.
Ketiga, saya diberitahu bahwa penerbit menerbitkan jumlah buku yang diterbitkan pada penerbitan pertama. Kurang lebih 6 bulan kemudian saya baru akan mendapat royaltinya.
7. Menerbitkan buku dengan judul "Arief Rahman Buku"
Saya menerbitkan buku kembali, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga yang menjelang terakhir buku, "Arief Rachman Guru".
Kesimpulannya
1. Menulislah (produktif) setiap hari dan banyak membaca ( receptif) karya yan bermutu sehingga tulisan kita berkualitas.
2. Kita harus jadi diri kita sendiri dalam barkarya.
Temukan warna, tipe, dan kekuatan sendiri dalam menulis, maka di saat itulah kualitas naik ke permukaan. Teruskan dan pupuk kekuatan itu. Sampai kalau serpihan tulisan Anda terjatuh di jalanan, ada seorang teman yang mengatrakan kepada Anda bahwa ini tulisan milik Anda. Kita akan bertanya, "kok tahu sih ini tulisan saya?" Dia kan jawab, "Saya sudah hapal itu tulisan Anda".
3. Kehebatan dari seorang penulis. Ia jelas ekspresinya. Ia juga punya daya jangkau dakwah yang lebih luas dalam menebar kebaikan. Ia juga punya legacy atau warisan untuk pertinggal jejak kebaikannya.
SEKALI LAGI MENULISLAH SETIAP HARI, ANDA AKAN MENEMUKAN KEBAHAGIAAN; MENULIS BERARTI KITA MENCIPTAKAN SEJUMLAH KEBAIKAN.
Semoga bermanfaat
Mtr swn. Mari berlatih menulis setiap hari
BalasHapusSemakin keren....,
BalasHapuskoreksinya ada sedikit kata yang salah ketik.š tetap semangat
Terima kasih Bu.
BalasHapusMari kita belaahr menulis dari pengalaman pak ukim
BalasHapusSiap om jay
HapusIntronya tambah bagus pak,,semakin terasa ya pak hasil latihan menulisnya
BalasHapusMksih Bu. Bu nora mmg hebat sy terinspirasi pendahuluan dan runtutnya. Smg sukses sll
BalasHapusKeren abis Pak
BalasHapusMautr senbu smgt trs
Hapus