Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku Bersama Master Teacher Agung Pardini

Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku Bersama Master Teacher Agung Pardini


Oleh  : Mukminin

Rabu  : 10 Juni 2020
Pukul :19.00 - 2100

Profil Agung Pardini

RIWAYAT KARIER

• 2001 – 2008   :   Pengajar di banyak lembaga pendidikan non-formal
• 2006 – 2007   : 
Korektor Buku Mata Pelajaran (Asisten Editor) di ESIS / Erlangga
•2008 – 2012   : 
Trainer dan Konsultan Pendidikan di MAKMAL PENDIDIKAN LPI-DD
• 2012 – 2014   : 
Manajer Pengembangan Kualitas Pendidikan MAKMAL PENDIDIKAN
• 2010 – skrg     :   Pengasuh  PAUD Nusa Indah Cibinong
•2014 – 2016   : 
Direktur Sekolah Guru Indonesia
• 2016 – skrg    : 
Master Teacher Sekolah Guru Indonesia
•2017 – 2018    : 
GM Sekolah SMART Ekselensia Indoensia Dompet Dhuafa
• 2019 – skrg  : 
GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa yang mengelola Bestudi ETOS.ID dan Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA)

√ Agung Pardini  bekerja di Dompet Dhuafa sebagai pemegang Salah satu program Dompet Dhuafa yang sejak 2009 kami kerjakan adalah SGI (Sekolah Guru Indonesia)

Berikut ini adalah web-nya

www.sekolahguruindonesia.net

Tulisan terakhir beliau di sini

http://www.sekolahguruindonesia.net/era-kepemimpinan-guru/

Malam ini beliau memberi kuliah on line yang sedikit memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan sebabagi berikut:

Berdasarkan pengalaman beliau  bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kita terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya.Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para guru-guru di sana.

Terdapat beberapa kendala:

1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.

2. Penggunaan komputer, banyak yang belum mengenal MS Office

3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala di malam hari.

4. Ejaan yang (belum) disempurnakan

Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini?

Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif.

Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan selama kurang lebih setahun.
Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran dari para relawan.

Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.

Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok.
Outputnya tidak harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain sebagainya.

Berikut contoh-contohnya


Nah buku ini adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media. Ini murni diangkat dari  pengalaman-pengalaman mereka.

Ft buku murid pasif

Kalau ini kurang lebih mirip dengan buku yang di atas.

Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa.

Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.
Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.

Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok.

Berikut contohnya


Dua buku bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri.

Ada yang di kepulauan
Ada yang di hutan dan pegunungan
Dan ada yang di pelosok kampung.

Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam tugas di penempatan.

Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat).

Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI.

*Jamilah Sampara Award*


Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng.

Nah bagaimana cara mengajarkan guru-guru kami menulis?

Kami punya cara yang unik.Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru".

Jurnal ini wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.Setiap malam mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan kepemimpinan.

Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi.Jadi ini bisa jadi semacam refleksi dan evaluasi. Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya *Om Guru Wijaya Kusuma*, yang senang menulis cerita harian di group ini...
Saluuut.. 👍🏻👍🏻

Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka.Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam ceritanya.

Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi terlatih buat menulis.
Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain, yakni banyak-banyak membaca. Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak menulis.
Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adakan  bedah buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan.

Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada apel.

1. Kajian bedah buku

Nah, Yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi".

2. Memberi motivasi

Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh.

Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para guru.
Kami sangat percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri.

Contoh buku yang terbit


Nah ini adalah buku yang ditulis saya bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa.

Buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan efisien.

Kebetulan saya juga konsultan sekolah di Dompet Dhuafa.
Rencana awalnya ini mau kita susun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah.

Foto BK sekolah ramah hijau

Sesi kedua tanya jawab dengan ringkasan sebabagi berikut:

✓ Untuk mendapatkan  buku-buku dompet dhuafa  tersedia on line  diakses dilinknya

EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020⁣
Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus ⁣
Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia⁣
Sila unduh dan donasi di :⁣
http://etahfizh.org/ebook⁣
✓Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/⁣⁣
EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun Pendidikan Indonesia⁣
#eBook#ebooks #Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR⁣

✓ Sekarang ini saya tengah membuat gerakan *Transformasi Kelas Ajar* dan juga mengembangkan *Sepuluh Kepemimpinan Guru*.


Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web SGI:

www.sekolahguruindonesia.net


http://www.sekolahguruindonesia.net/serial-sepuluh-kepemimpinan-guru-sahabat-terbaik-siswa/

✓ Setiap guru wajib bisa menulis tidak harus berbentuk buku,

•Bisa PTK
•Bisa Jurnal Penelitian
•Bisa Cerpen atau Puisi
•Bisa juga modul, LKS, •Atau mungkin Kumpulan Bank Soal.

✓ Guru wajib literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.

✓Sepanjang pengalaman beliau  berbisnis jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel.

✓ Sarannya,  untuk para guru yang senang menulis buku seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual. Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan.

✓ Kalau buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya  dibagikan (gratis) buat para guru2 lain.

 Simpulan :

1. Saya pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.

2. Cobalah menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong setia, butuh komunitas.

3. Menulis ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka engkau "ada".

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Kopdar 3 RVL di BBGP Batu Paling Bergensi

KATA PENGANTAR Buku Jejak Langkah Pena Sang Muda