Tips Menukis Karya Fiksi I ( Pantun dan Puisi)

 Tips Menukis Karya Fiksi I ( Pantun dan Puisi)


I. Pantun 

A.  Pengertian Pantun

Pantun adalah warisan budaya bangsa Indonesian yang sangat luhur yang diajarkan secara turun-temurun dalam dunia pendidikan atau di sekolah-sekolah bahkan dalam pergaulan  kehidupan sehari-hari. 

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat dikenal luas dalam bahasa Nusantara.  Pantun dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau, dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama parikan ( pari = pantun), dalam bahasa Sunda disebut paparikan, sedangakan dalam bahasa Batak dinamakan umpasa ( baca: uppasa) sebagaimana dilansir dari Kompas.com. 

Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang sudah berkembang menjadi sastra tulis.

B. Jenis-jenis pantun 

a. Pantun berdasarkan  isinya:

1. Pantun jenaka

2. Pantun teka-teki

3. Pantun dagang atau pantun nasib

4. Pantun kasih sayang 

5. Pantun nasehat.

6. Pantun Adat.

7. Pantun Agama. 

8. Pantun kepahlawanan.

9. Pantun suka cita.

10. Pantun Dika cita 


b. Jenis pantun berdasarkan usia

Berdasarkan usia pantun dapat dibedakan menjadi:

1. Pantun anak-anak.

2. Pantun anak remaja atau pantun anak muda.

3. Pantun dewasa atau pantun orang tua.


C. Ciri dan  Cara  Menulis Pantun

a.  Ciri-ciri atau Syarat-syarat Pantun : 

Menurut Zaidan Hendy (1990), pantun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 

1) tiap bait terdiri atas empat baris kalimat, 

2) tiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata, 

3) baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut isi, sampiran melukiskan alam dan kehidupan sedangkan isi pantun berkenaan dengan maksud pemantun, 

4) bersajak silang atau a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat,

 5) pantun digunakan untuk pergaulan. Maka pantun selalu berisikan curahan perasaan, buah pikiran, kehendak, kenangan dan sebagainya, 

6) tiap bait pantun selalu dapat berdiri sendiri, kecuali pada pantun berkait, 

7) pantun yang baik, bermutu ada hubungannya antara sampiran dan isi.

Contoh:

Air dalam bertambah dalam,

hujan di hulu belum lagi teduh.

Hati dendam bertambah dendam,

dendam dahulu belum lagi sembuh.


Hubungan antara sampiran dan isi yang tampak pada pantun di atas ialah sama-sama melukiskan keadaan yang makin menghebat.


Pantun yang kurang bermutu, menurut Zaidan, yang diciptakan oleh kebanyakan, umumnya tidak ada hubungan antara sampiran dan isi.

Contoh:

Buah pinang buah belimbing,

ketiga dengan buah mangga.

Sungguh senang beristri sumbing,

biar marah tertawa juga.

Sebait pantun di atas tidak menunjukkan adanya hubungan antara sampiran dan isi, kecuali adanya persamaan bunyi.

Menurut Zulfahnur dkk. (1996), sebait pantun terikat oleh beberapa syarat: 

1) bilangan baris tiap bait adalah empat, bersajak AB-AB, 

2) banyak suku katanya tiap baris 8-12, umumnya 10 suku kata, 

3) pantun umumnya mempunyai sajak akhir, tetapi ada juga yang bersajak awal atau bersajak tengah.

Menurut Sumiati Budiman (1987), ada beberapa syarat yang mengikat pantun, yaitu: 1) setiap bait terdiri atas empat bait, 2) setiap baris terdiri atas 4 patah kata, atau 8 – 12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi,

 4) berima a b a b, 5) antara sampiran dan isi terdapat hubungan yang erat.

b. Cara membuat pantun yang paling mudah adalah membuat isi dulu, baru sampiran. Contoh : 

Pantun ke-11.

..........................................

..........................................

Kalau ikhlas umroh dan haji 

Semua biaya Allah gantikan 


Contoh pantun ke-43.

...............................

................................

Allah tidak merubah nasib kaum 

Kalau kaum itu tidak merubahnya 


Baru kita carikan sampiran yg cocok sesuai ketentuan 

Maka jadinya begini 


Contoh: 

Pantun ke-11


Jika anak malas mengaji 

Jangan lupa kita antarkan 

Kalau ikhlas umroh dan haji 

Semua biaya Allah gantikan 


Concoh pantun ke-43

Tangan berdarah beli yodium 

Yudium tumpah di tangannya

Allah tidak mengubah nasib kaum

Kalau kaum itu tidak mengubahnya 


( dalam buku 55 Pantun Nasihat, Mukminin 2020)


II.  Puisi 


A. Pengertian Puisi 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Puisi adalah ragam sastra yang bahasa terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

Secara etimologis, puisi berasal dari bahasa Yunani "Poeima" yang berarti membuat, atau "Poeisis" yang berarti pembuatan. Dalam bahasa Inggris disebut "Poem atau Poetry". (Sutejo & Kanadi, 2009:1)

B.  Selanjutnya Hakekat puisi, dalam buku kajian puisi teori dan aplikasinya karya Sutejo & Karnadi disampaikan bahwa,  menurut Herman J. Waluyo (1991:25), adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.

Dengan demikian, pengertian puisi itu menyiratkan beberapa hal penting berikut:

1. Puisi itu ungkapan pemikiran, gagasan ide, dan ekspresi penyairnya.

2. Bahasa puisi bersifat konotatif, simbolis, dan lambang, katen itu penuh dengan imaji, metafora, kias, dengan bahasa figuratif yang estetis.

3. Penyusunan larik-larik puisi memanfaatkan pertimbangan bunyi dan irama semaksimalnya. 

4. Dalam penulisan puisi terjadi pemadatan kata dengan berbagai bentuk kekuatan bahasa yang ada.

5. Sedang  unsur pembangun puisi yang mencakup unsur batin dan lahir puisi membangun kekuatan yang padu. 

6. Bahasa puisi tidak terikat oleh kaidah kebahasaan umumnya, karena itu, ia memiliki kebebasan  untuk menyimpang dari kaidah kebahasaan yang ada, biasanya disebut dengan Lisencia poetica. (Sutejo & Karnadi, 2009:2). 


C.  Cara Mudah Membuat Puisi 

1. Cari inspirasi

Jika Anda masih bingung bagaimana cara membuat puisi, maka bisa dengan mencari inspirasi terlebih dahulu. Kita bisa mencari inspirasi dengan banyak membaca buku puisi para sastrawan. Yang kedua melihat  lingkungan sekitar Anda, ketiga bisa mendengar  cerita teman, keempat ingat  pengalaman pribadi Anda. Semua itu  bisa menjadi salah satu sumber inspirasi  atau ide  untuk pembuatan puisi. 

2. Menentukan tema dan kata kunci

Setelah kita menemukan sesuatu untuk puisi, selanjutnya kita menentukan tema dalam puisi. 

Misalnya puisi tentang pendidikan, perasaan cinta, agama, cinta tanah air, panorama alam, yang bencana, tentang keluarga, dll. Usahakan untuk lebih spesifik agar pembuatan bait puisi kita berada dalam jalur yang sesuai dengan tema.

Setelah itu kita  bisa mengekplorasi kata kunci apa yang berhubungan dengan tema tersebut. Misalkan puisi pendidikan, maka Anda  bisa mengembangkannya dalam sebuah atau beberapa larik puisi.


3. Gaya Bahasa

Langkah  membuat puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa atau majas yang menarik. 

Ada berbagai macam majas yang bisa Anda  gunakan, seperti majas perbandingan, majas  personifikasi, atau majas metafora.

✓ Contoh majas perbandingan

Rambutnya bak mayang yang terurai

✓Contoh majas personfikasi

Langit sedang berbisik rinduku padamu

Tiupan sang bayu membelai padi yang menghijau bak permadani


 ✓contoh majas metafora

Penjarakan saja sampah masyarakat itu!


4. Perhatikan Diksi dan Rima

Cara membuat puisi yang keempat ialah pemilihan diksi dan rima. 

Menurut Keraf (2008: 22-23) Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan.

Diksi atau pemilihan kata menjadi kunci dalam cara membuat puisi. Puisi bagus tentunya terdiri dari pemilihan kata yang sederhana namun bermakna.

Kita juga bisa menggunakan diksi dengan kata yang jarang di dengar dalam dialog sehari-hari, tetapi tidak menutup kemungkinan dengan menggunakan diksi kata-kata yang sering digunakan dalam sehari-hari.

✓ Contoh penggunaan diksi dalam puisi Chairil Anwar

Derai Derai Cemara

Cemara menderai sampai jauh

terasa hari akan jadi malam

ada beberapa dahan di tingkap merapuh

dipukul angin yang terpendam


Aku sekarang orangnya bisa tahan

sudah berapa waktu bukan kanak lagi

tapi dulu memang ada suatu bahan

yang bukan dasar perhitungan kini


Hidup hanya menunda kekalahan

tambah terasing dari cinta sekolah rendah

dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan

sebelum pada akhirnya kita menyerah


1949

Karya Chairil Anwar

Puisi akan terlihat lebih menarik dengan rima atau pengulangan bunyi. Bisa Rima awal, tengah atau akhir. Rima sangat berguna untuk pembacaan puisi yang lebih tertata. Pembuatan rima bisa merangsang sisi kreativitas untuk mencari kata-kata lain agar dapat memenuhi lantunan di kata sebelumnya.


Contoh rima : 

Angin pulang menyejuk bumi

Menepuk teluk menghempas emas

Lari ke gunung memuncak sunyi

Berayun-ayun di atas alas


(Berdiri Aku-Amir Hamzah)


5. Segeralah menulis

Cara membuat puisi yang kelima ialah segera menulis. Puisi dapat dimulai dari penggalan bait yang terlintas dalam pikiran Anda  begitu saja. Cobalah untuk menuliskannya kemudian kembangkan tulisan Anda  menjadi larik-larik puisi seperti hal yang telah dijelaskan di atas tadi. Puisi menjadi bait-bait hingga menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna.

Ingat usahakan tulisan puisi kita  ringkas, padat dan indah.

6. Jangan lupa menulis judul

Judul selalu terletak di bagian awal dalam sebuah puisi. Beberapa orang sebelum menulis puisi terpaku akan langkah awal menulis judul. Oleh karena itu, kita jangan terus terpaku dalam pembuatan judul, kita bisa membuat judul yang menarik saat puisi  telah jadi.

Berikut contoh puisi yang bisa jadi sumber referensi kita:

Aku Ingin (Sapardi Djoko Damono)

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu

Kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan 

Kepada hujan yang menjadikannya tiada


Nah, di atas adalah cara membuat puisi yang bisa Anda ketahui. Meskipun terlihat mudah namun ada beberapa cara agar puisi kita  dapat dinikmati.

Untuk mahir dalam membuat puisi, kita harus sering berlatih menulis puisi. Selain itu,  juga banyak membaca puisi karya orang lain atau sastrawan, dengan membaca sejumlah puisi pasti akan memperbanyak kita menemukan kosakata-kosakata yang bisa menjadi sumber referensi  dalam pembuatan puisi selanjutnya.

7. Proses pengendapan 

Setelah kita menulis puisi  langkah selanjutnya adalah pengendapan. Jadi kita biarkan puisi kita beberapa hari bisa 5-7 hari. Selanjutnya kita revisi atau kita edit. 

8. Koreksi dan Perbaikan

 Setelah proses pengendapan maka kita lanjutkan proses terakhir yaitu membaca ulang puisi  kita dengan cermat  dari larik-larik kalimat dalam bait-bait puisi. Jika  ada yang kurang tepat segera kita perbaiki sehingga menjadi puisi baik.

✓ Contoh puisi saya di blogg yang pernah  mendapat hadiah 3 bloger terbaik dari Penerbit Andi Yogyakarta dan mendapat hadiah sebuah buku.

Benderaku  Manangis 

( Mukminin)


Hari ini 30 September 

Ku kibarkan benderaku menangis

Tak kuat mecucurkan air mata yang terkuras 

Hanya setengah tiang berkibar di seluruh Nusantara

55 tahun silam Putra-putra emas benteng tentara gugur disayat disiksa masuk lubang buaya 30 September 1965 

Burung Garuda yang kokoh mencengkeram Bhinneka Tunggal Ika hampir patah kakinya dibabat sabit merah

kalung Garuda simbol Pancasila dipalu gada

Hampir sengkleh  kaki Garuda

Buku-bulu hampir rontok dicabutinya

Sejarah kelam  darah merah penghianatan yang membanjiri negeri jangan terulang

Pembantaian keji para petinggi, para kiayi, ustad dan santri 1948 Jangan terulang kembali 

Garudaku tetaplah  bertahan kokoh 

Hatimu menagis teriris  

Garudaku cengkramlah kuat Bhinneka Tunggal Ika

 jangan kau lepas sepanjang masa 

Perisai di dada pegang erat menancap 

Jayalah Garudaku 

Jayalah Bhinneka Tunggal Ika ku

Kibarkan esok Benderaku seutuh tiang biar berkibar bersama senyuman bayu dipantai-pantai negeriku di puncak gunung-gunung di kantor-kantor 

Kabarkan Negaraku masih ada

NKRI masih Jaya

Pancasila Jaya

Dalam lindungan Yang Maha Kuasa


Rumah Syiar Tlanak, 30 September 2020



Contoh puisi:


Embun Pagi 

( Mukminin)

Embun pagi hadir kembali 

Bening suci gemarlap mewarni menyeka dedaunan mebasahi bumi 

Merasuk hati menebar damai


Rumah Syiar Tlanak,   20 Desember 2020



Contoh puisi karya penyair Lamongan.


Nyanyian Debu 

( Supriyadi Helmy Tanjung)


Kusibuk pergi dari rumahku sendiri

Kamarku kosong ruang sunyiku ompong

Kumasih belum puas 

Memburu kesenangan ampas

Antre berjamjam di jalan 

Berjejaljejal berburu kesenangan

Rumah kekasihku sunyi

Kokoh berdiri tanpa penghuni 

Menggelar sajadah hanya saat lelah 

Sibuk berzikir jika merasa alpa 

Pergi ke tanah suci sibuk selfi

Bertawaf mengelilingi diri sendiri

Melempar batu kembali ke kepala sendiri

Syetan tertawa menahan geli

"Mana syetan mana orang? " tanyanya pergi

Aku dijebak waktu

Menggosokgosok beku

Pikiran dungu 

Iman batu 

Tak pernah berlari terbelenggu nafsu

Aku semu 

Mutmainnah jenuh

Terjebak dalam daging palsu 

Susah menjadi debu 

Terbakar penuh Rindu


SHT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Hadiah Ultahku ke-59 Tahun Puding dan Buku Solo

Kopdar 3 RVL di BBGP Batu Paling Bergensi