9 Tips Menjadi Penulis Produktif

 9 Tips Menjadi Penulis Produktif 


1. Niat Kuat Terbitkan Buku 

Segala sesuatu bergantung pada niatnya. 

Menulis itu mudah tidak ada yang sulit. Kuatkan niat menulis dan  terbitkan buku untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada pembaca.  Menulis itu pekerjaan mulia dan bernilai ibadah.

Dengan niat kuat terbitkan buku pasti ada jalan keluar, bukanlah setelah kesulitan itu ada kemudahan. Yakinlah apa  yang kita mimpikan akan terwujud pastikan dengan niat menerbitkan buku dan langsung action menulis yakinlah bahwa buku  kita terbit. 

Dan sebelum menulis usahakan punya wudhu dan berdoa dulu bagi yang muslim. Ya Allah  bimbinglah saya dalam menulis untuk menghasilkan karya yang terbaik dan befmanfaat bagi umat. Ingat setelah kesukaran itu ada kemudahan. Dengan keyakinan  "Manjadda wa jada", siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.

2. Menulislah Setiap Hari

Menulis itu bukan bakat tetapi perlu latihan dan latihan. Menulis itu seperti orang yang berenang, semakin sering berlatih berenang semakin pandai berenang bahkan  Sampai menemukan beberapa gaya berenang. Begitu pula dengan menulis semakin sering menulis semakin terampil mengungkapkan  gagasan dan ide lewat tulisan. Karena menulis itu sebuah keterampilan yang perlu diasah bukan bakat. Bakat itu hanya 10 % sedangkan 90 % itu karena berlatih. Maka tulislah setiap hari, apa saja yang Anda lihat, Anda dengar, Anda rasakan dalam buku  jurus jitu menjadi penulis andal, (Mukminin 2020: 113). 

Tulisan itu bisa berupa tulisan fiksi dan nonfiksi. Karya fiksi bisa berupa puisi, pantun, cerpen, novel sedangkan karya nonfiksi bisa berupa kisah perjalan, otobiografi, hasil penelitian ilmiah, artikel, opini dll. 

Sempatkan menulis setiap hari  minimal 10-30 menit untuk. Lalu simpan sebagai draf di hp atau laptop. Kalau tulisan sudah bagus simpan di blogg sebagai tabungan artikel kita. Setiap hari menabung minimal 1 tulisan dalam blogg maka satu  bulan dapat 30  tulisan , kalau terus berlanjut sampai dua bulan maka kita dapat 60 tabungan tulisan dan sudah bisa kita terbitkan untuk menjadi satu buku yang keren setelah kita lengkapi dengan kita edit. 

3. Jangan  Mengedit Waktu Menulis 

Ketika ide Anda muncul atau ada sudah ada catatan peristiwa dalam hp kita atau buku catatan kita maka segeralah ditulis mumpung masih fress ingatan kita. Tulislah dengan gaya mengalir saja sesuai apa yang ada dalam benak Anda. Terus tulis dan ungkapan saja jangan takut salah dan jangan memperhatikan aturan-aturan dalam penulisan. Jangan sekali-kali menulis sambil mengedit akan menghambat kelancaran dalam mengungkapkan gagasan dalam tulisan kita. Teruskan saja Sampai selesai. Setelah selesai menulis  jangan tergesa-gesa untuk mengedit. Biarkan bebepa jam, kita istirahat dulu biar kerja otak kita tidah terforsir. Otakpun perlu istirahat. Setelah Fress pikiran kita mulailah kita baca kembali untuk memperbaiki tulisan kita dengan mengedit atau edeting. Kita betulkan tanda baca, kosa kata, kata penghubung yang kurang betul, penggunaan huruf kapital, keefektipan kalimat, koherensi antara paragraf semua kita sesuikan dengan aturan EYD atau sekarang dikenal dengan istilah PUEBBI ( Pedoman Umum Ejaan Baku Bahasa Indonesia).

Editing tidak cukup sekali lakukan berkali-kali minimal tiga kali. Setelah benar-benar tulisan kita bagus, mudah dipahami dengan gaya mengalir dan sesuai debgan PUEBBI, maka kita bisa posting ke dalam blogg kita lalu kita share ke grup menulis kalau kita ikut komunitas kelompok menulis dan minta tanggapan teman-teman Anda untuk perbaikan artikel yang kita tulis. Belum tentu artikel yang sudah kita edit sampai betul menurut kita, mungkin masih ada yang perlu diperbaiki dari masukkan teman-teman kita. Masukan ini sangat bermanfaat untuk naskah  atau artikel kita sehingga m yang cemerlang, kita mendapatkan kosa kata, frasa yang baru, sehingga  untuk mengungkapkan sesuatu dalam tulisan dengan mudah. 

4. Banyak Membaca Mudah Menulis 

Penulis yang produktif adalah pembaca yang hebat. Rahap membaca, mudah menulis. Dengan banyak membaca kita akan mendapat asupan gizi. Asupan gizi itu, antara lain kita menemukan banyak kosa kata baru, atau frasa baru. Kita juga menemukan ide-ide baru yang cemerlang dan informasi baru yang memudahkan kita dalam menulis.

Banyak membaca lancar menulis. Semakin banyak buku yang kita baca semakin banyak tulisan yang kita buat. Karena mambaca dan menulis adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Kalimat-kalimat yang tersusun dari hasil tulisan kita adalah hasil dari kegiatan membaca kita. Sesuai dengan pendapat  Moch. Khoiri, banyak-banyaklah Anda membaca buku-buku yang bagus, maka ketika Anda menulis akan muncul ide-ide bagus  yang menginspirasi kita dari kutipan-kutipan, asumsi-asumsi dan pendapat dari buku. (Mukminin, 2020:13).

Maka benar pepatah mengatakan rahab membaca rahab menulis.

5. Tulislah Ketika Ada Ide Muncul 

Kesempatan tidak akan datang yang kedua kali. Kata-kata itu betul sekali.  Mencatat hasil bacaan sangat penting agar tidak hilang dari ingatan. Ingatan kita terbatas kemampuannya. Lewat mencatat kita bisa mendapatkan banyak ide yang bisa kita buka kembali saat kita butuhkan,  demikan kata Dr.Ngainun Naim dalam buku menulis itu mudah(2022:21). Maka ketika ide kita muncul maka segera tulislah jangan tunda dalam  ponsel Anda. Biar tidak hilang begitu saja, karena  ingatan manusia itu terbatas dan pelupa. Atau tulis dengan rekam suara di hp dengan aplikasi color note atau Writter plus. Langsung Anda buka di hp aplikasi tersebut lalu tekan  tombol mic dan bicaralah yang jelas dan lantang sesuai intonasi dan kosa katanya. Maka secara otomatis tulisan itu muncul  di hp secara otomatis. Jika tidak membawa hp maka kita tulis di notes atau lembaran kertas dengan 5W+1H. Ketika ada kesempatan kita baca kembali rekanan di hp  dengan mengedit tulisan,  menambahkan kata, kalimat yang kurang, tanda baca yang belum ada. Sehingga menjadi tulisan yang bagus dan enak dibaca. 

Jika masih berupa konsep 5W+1H, langsung kita kembangakan menjadi artikel dengan menulis saja terus samapai selesai jangan edit dulu. Setelah selesai baru kita perbaiki  sesuai aturan yang berlaku di PUEBI.

6. Pilihlah Waktu yang Tepat untuk Menulis 

Mengapa kita menulis harus memilih waktu yang tepat? Karena setiap orang punya kesibukan masing-masing. Maka kita harus pandai-pandai mengatur waktu untuk menulis. 

Menulis itu membutuhkan  waktu yang fresh. Setiap orang tidak sama dalam memilih waktu yang tepat untuk menulis. Oleh  karena itu kita harus bisa menentukan kapan  waktu yang paling utama untuk menulis. 

Waktu utama itu adalah waktu yang paling aman dan nyaman yang sesuai dengan kondisi kita. Ada yang memilih menulis setelah shalat subuh Sampai jam 6 pagi karena udara segar, pikiran fres setelah istirahat malam. Ada yang memilih sebelum tidur dan ada yang memilih jam 2 malam sampai subuh. Waktu-waktu itulah otak masih fres, sehingga ide dan ispirasi yang akan kita tuangkan dalam tulisan mudah muncul.

7. Berkumpul dengan komunitas Penulis 

Ada pepatah mengatakan, kalau Anda  ingin wangi berkumpullah dengan penjual minyak wangi, kalau Anda ingin menjadi orang Sholeh berkumpullah dengan orang-orang Sholeh. Kalau Anda berkumpul peminum lama-lama Anda ikut jadi peminum. 

Apa maksud pepatah ini?  Pepatah ini mengajarkan kepada kita bahwa lingkungan pergaulan kita  dan perkumpulan kita ikut membentuk kebiasaan yang  berpengaruh kepada kita. Kalau kita berkumpul penjual minyak wangi tubuh kita ikut  menjadi wangi, kalau kita berkumpul orang-orang sholeh lama-lama kita ikut menjadi orang sholeh.

 Orang tua kita dulu pun mengatakan "Putihe beras iku sebab gesekan karo kancane", kalau ditranslet ke bahasa Indonesia "Putihnya beras itu karena  gesekan dengan temannya" maksudnya kalau Anda ingin pintar maka bergaullah dengan orang pintar sesuai dengan keinginan atau pasion kita dengan saling sharing dan mengamati apa yang dilakukan.   

Kalau ingin menjadi penulis maka kita berkumpul dengan komunitas penulis,  maka kita bisa menjadi Penulis. Dengan kumpul dengan komunitas penulis kita mendapat  energi ilmu menulis dan menerbitkan buku bahkan semangat untuk menerbitkan buku. Sebab tiap hari kita akan membaca postingan tulisan teman-teman di grup. Dengan membaca dan mengomentari tulisan kita di blog secara tidak langsung kita mendapat ilmu cara mengungkapkan ide ke dalam tulisan dan gaya penulisan. Bahkan sering kita melihat postingan buku teman kita yang terbit. Dari sinilah  kita mendapat pembelajaran cara menerbitkan buku, 

mulai dari membuat  cover buku, judul buku, persembahan, kata pengantar, prakata, daftar isi, naskah buku, biodata penulis, daftar pustaka, Blurb atau sinopsis.   

Dengan berkumpul dengan grup menulis kita lebih percaya diri, dan energi menulis buku semakin membara pada diri kita. Dengan komunitas ini  kita bisa ikut terbitkan buku secara bersama atau kroyokan, atau lebih dikenal dengan buku antologi. Dari sinilah akan tumbuh keberanian untuk menerbitkan buku secara pribadi atau buku solo. 

8. Punya Target atau Deadline Buku Terbit

Seorang penulis yang hebat harus punya target kapan bukunya terbit. Buku terbit dalam 3 minggu, satu bulan atau dua bulan. Dan tuliskan target itu lalu di tempel tembok, di pigora, atau ditempel di laptop supaya terus terbaca. Tanpa  adanya target maka  buku itu tidak akan terbit, karena tidak adanya gol atau tujuan. 

Kita harus benar-benar disiplin dengan mematuhi apa yang kita targetkan. Mematuhi target adalah upaya untuk  mendisiplinkan diri atau dikenal dengan istilah "Keras terhadap diri sendiri, dan lunak kepada orang lain". Dengan memaksakan diri untuk berdisiplin, maka akan menjadi kebiasaan.  

Jangan menggunakan semboyan "Alon-alon yang penting kelakon". Maka Anda  akan tergilas persaingan dunia yang global karena kurang sportif dan kreatif. Akhirnya tidak pruduktif. 

Jadi targetkan setiap bulan atau dua bulan sekali atau tiga bulan sekali buku terbit baik buku solo maupun buku antologi atau karya bersama.

9. Istiqomah Menulis 

Kata istiqomah adalah berasal dari Bahasa Arab yang artinya lurus. Istiqomah adalah suatu usaha untuk menjaga perbuatan baiknya, seperti ibadah, secara konsisten dan tidak berubah. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istiqomah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Untuk  menjadi penulis yang  produktif menerbitkan buku, maka kitapun harus Istiqomah menulis setiap hari. Usahakan  dalam setiap hari kita menulis minimal satu atau dua artikel. Ambil waktu minimal 30 menit. Menulis apa saja yang kita mau sesuai ide yang muncul. 

Untuk sumber inspirasi yang kita jadikan bahan tulisan banyak sekali. Ide  atau sumber informasi bisa  mengambil dari catatan harian yang berupa  peristiwa atau kejadian yang  kita simpan dalam hp atau buku catatan. Sumber informasi yang lain bisa kita dapatkan  dari media cetak: buku, surat kabar harian, majalah, tabloid-tabloid.  Selain itu hasil wibinar, yuotubbe dan  acara di televisi juga bisa dijadikan sumber inspirasi untuk menulis. 

Dengan menulis setiap hari, maka kita punya tabungan minimal 30 tulisan  yang kita simpan di blog. Dalam dua bulan kita mempunyai tabungan 60 tulisan. Dari 60 tulisan kita bisa diterbitkan menjadi buku. Dalam waktu satu tahun atau 12 bulan, maka terbitlah 6 karya kita berupa buku. Maka slogan dari Bapak Wijaya Kusumah atau lebih keren dengan panggilan Om Jay benar. "Munulislah setiap hari buktikan apa yang terjadi". http://wijayalabs.wordpress.com (Mukminin,2020:26).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023