9. Menulis Cerpen

 9. Menulis Cerpen 

Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh-tokoh yang terbatas dan tidak berkembang. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang diungkapkan. Panjang cerita biasanya 3.000-5.000 kata. Jumlah halaman rata-rata 5-10 halaman. Wikipedia. 

A. Struktur Cerpen

Ketika kita sedang hendak membuat sebuah cerpen, perhatikanlah enam struktur penyusun cerpen berikut ini: 

1.Orientasi

2. Rangkaian peristiwa

3. Komplikasi

4. Resolusi

5. Koda

Penjelasan : 

1. Orientasi 

Berisi ringkasan atau gambaran awal dari kisah yang akan diceritakan. 

Pada bagian ini, Anda akan berkenalan dengan waktu, tempat, dan suasana yang terdapat pada cerpen tersebut.

2. Rangakaian peristiwa 

Pada bagian ini, Anda akan menemukan urutan kejadian yang terdapat dalam cerpen. Kejadian tersebut disusun secara sistematis, kemudian dikembangkan menjadi hubungan sebab-akibat. Pada bagian ini juga Anda akan mengenal tokoh dalam cerita tersebut beserta wataknya.

3. Klimaks ( Komplikasi ).

Pada bagian ini, Anda akan mulai menemukan konflik hingga menuju ke klimaks. Penyelesaian dari masalah yang terjadi juga mulai diperkenalkan.

4. Resolusi/ ending 

Resolusi memuat solusi atau penyelesaian dari permasalahan yang terdapat dalam cerpen atau disebut ending. Ending ada 2 macam: sad    ending dan happy ending. 

5.  Koda

Koda merupakan bagian terakhir dari sebuah cerpen yang berisi nilai moral atau pelajaran yang terkandung dalam cerpen. Keberadaanya kode boleh ada atau boleh tidak. 

B. Unsur-unsur Pambangun Cerpen: 

1. Tema 

2. Premis

3. Alur/ Plot

4. Penokohan

5. Latar/ Setting

6. Sudut Pandang

1. Tema: 

Tema adalah gagasan inti. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, atau pikiran utama sebuah cerpen. 

Tips menentukan tema:

- Dekat dengan penulis 

- Menarik perhatian

- Mudah diperoleh 

- Ruang lingkup terbatas


Cara menentukan tema: 

- Menyesuaikan dengan minat/ pasion.

- Mengangkat kehidupan nyata

- Berimajinasi

- Banyak membaca

- Mendengarkan curahan hati


2. Premis  

Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimatnya: karakter, tujuan tokoh, halangan dan resolusi. 

Cara menulis premis: Tulisan masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh 

Contoh:

 Seriang Ibu pemulung jujur menemukan liontin tunangan dan  dia berusaha berjuang melawan batinnya untuk memiliki liontin tunangan tersebut. 


3. Alur  atau plot

Alur/ plot adalah rangkaian kejadian dalam cerita.

Macam alur: alur maju, alur mundur, alur campuran, alur back dan alur kronologi. 

Unsur-unsur alur/ plot: 

- Orientasi

- Rangkaian kejadian/ awal konfliks 

- Klimaks

- Resolusi/ ending. 


4. Penokohan 

Tokoh adalah pelaku dalam cerita. Penokohan berupa penjelasan langkah demi langkah secara detail karakter tokoh dalam cerita. 

Macam-macam tokoh:  protagonis, antagonis, trigonis 

Teknik pengembangan tokoh: analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh dan penggambaran oleh tokoh lain. 

5. Latar/ Setting 

Latar/ Setting adalah penggabaran waktu, tempat, suasana, latar sosial, latar material dan latar integral.


6. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara menempatkan dirinya (penulis) terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita. 

Macam-macam sudut pandang: 

-orang pertama tunggal

-orang pertama jamak

- orang kedua

- orang ketiga tunggal 

- orang ketiga jamak

- orang campuran


C. Kiat Menulis Cerpen untuk Pemula:

1. Niat untuk Menulis   Cerpen 

Langkah pertama menulis cerpen  adalah niat yang kuat.   Segala sesuatu harus dimulai dengan niat yang baik dan ihlas,  bahwa menulis itu berbagi ilmu dan pengalaman. Menulis itu ibadah. Untuk itu kita niat dan memotivasi diri untuk memulai menyelesaikan tulisan kita yang berupa cerpen dengan harapan bermafaat untuk orang lain atau pembaca. 

2. Banyak Membaca 

Mengapa penulis harus banyak membaca? Karena ada pepatah mengatakan rahap membaca lancar menulis. Penulis tanpa banyak membaca akan mengalami kebuntuhan. Dengan banyak membaca karya fiksi orang lain, maka kita akan menemukan banyak bahan/referensi  berupa ide, pilihan kata/diksi, gaya bahasa dan teknik penulisan. Semuanya itu akan mempermudah kita  dalam menulis cerpen.

3. Menentukan Tema atau Ide Pokok 

Dalam menulis cerpen untuk pemula dibutuhkan tema atau gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa diibaratkan  dengan suatu pondasi  bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi.

Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok,  atau pikiran utama sebuah cerpen. Dasar untuk membentuk rangkaian cerita yang akan disampaikan pengarang kepada para pembacanya.

Ide cerita kita cari yang mudah-mudah saja,  tidak harus yang rumit-rumit. Kejadian sehari-hari yang kita lihat atau kita alami bisa menjadi ide cerita.

Untuk mendapatkan sebuah  ide cerita  cerpen, kiat  bisa mencarinya dari berbagai macam sumber. Misalnya dari menonton TV, browsing internet, membaca buku, majalah, koran , karya fiksi orang lain,  melihat sendiri kejadian secara langsung, dan masih banyak cara lainnya. 

Kunci mencari ide adalah bukalah wawasan seluas mungkin, biarkan ide-ide itu masuk ke dalam otak kita. Jika sudah mendapatkan ide, kita tulis  dalam kertas, notes atau di HP. Baru setelah itu, kita  memilah ide mana yang ingin dikembangkan menjadi  cerpen.

4. Membuat Outline 

Sebelum kita menulis cerpen secara utuh maka kita wajib membuat outline atau draf tulisan. Outline yang kita buat meliputi:

a. Membuat tema cerita

b. Membuat premis 

c. Cerpen disusun berdasarkan unsur pembagian cerita fiksi yaitu alur/plot

d. Menentukan penokohan dan pengembangan watak tokoh denga baik

e. Menentukan Setting

f. Memilih sudut pandang yang unik.

5. Menulis 

a. Setelah outline atau kerangka cerpen selesai, maka kita kembangkan menjadi tulisan. Ingat   judul dan paragraf pertama harus dibuat menarik perhatian, karena paragraf pertama cerpen merupakan  kunci atau ibarat sebuah etalase toko. Begitu membaca judul dan paragraf pertama, pembaca mengharap informasi baru. Untuk itu buatlah pargraf pertama yang  menggelitik dan enak bahasanya dengan paparan narasi deskripsi. Maka pembaca akan tertarik  untuk melanjutkan membaca paragraf selanjutnya atau  keseluruhan. (Harris Effendi Thahar: 2008:35-36).

b. Selanjutnya membuka cerita dengan baik ada dialog, kutipan, kata unik, dan ada konflik. 

c. Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan cara memaparkan dengan baik. 

d. Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh dengan mempertimbangkan logis  agar tidak cacat logika untuk memperkuat imajinasi. 

e. Kalimat-kalimat dalam sebuah cerpen menggunakan kalimat efektif,  agar berdaya guna  yang langsung memberi kesan kepada pembaca. Dengan memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas dengan pilihan diksi yang bagus. (Harris Effendi Thahar: 2008:45).

f. Membuat ending yang baik. Sebagai pengarang pemula dianjurkan untuk belajar menghentikan cerita ketika konflik sudah selesai tanpa perlu  menambah khutbah di akhir cerita. (Harris Effendi Thahar: 2008:61). 


6. Swasunting 

a. Swasunting dilakukan usai menulis. Jangan Mengedit sambil menulis. Swasunting memfokuskan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita. 

b. Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai  penyunting agar tega menyunting tulisan kita sendiri.

c. Jangan lupa menyiapkan KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan PUEBI ( Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).


7. Mempublikasikan

Setelah kegiatan swasunting cerpen selesai, maka naskah cerpen kita sudah siap dipublikasikan ke grup komunitas menulis atau minimal ke teman kita untuk mendapatkan masukan. Jangan lupa  dikirim ke blog kita sebagai tabungan. 

Masukan-masukan dari teman-teman di komunitas akan menjadikan tulisan cerpen kita lebih baik dan bermutu. 

Langkah selanjutnya adalah  terus menulis cerpen dan kita tabung di blog pribadi. Cetpen kita  juga  bisa kita kirim ke majalah, atau surat kabar.  setelah banyak cerpen yang kita hasilkan dan cukup untuk dipublikasikan menjadi  buku kumpulan cerpen,  maka kita mencari penerbit yang baik untuk mencetak menjadi buku kumpulan cerpen.


# Contoh cermin atau cerpen mini

 Kumandang Azan Maya

Karya Supriyadi Helmi Tanjung 

Sebagai istri ketua takmir, Maya ikut sedih. Tiap hari, mereka berdua memikirkan bagimana caranya agar orang-orang di desanya bisa aktif shalat ke masjid. Bayangkan, dipanggil Allah lima kali sehari semalam tak ada yang terpanggil untuk datang padahal yang memanggilnya adalah Allah yang memberi segala kehidupan. 

Setelah dialog agak lama, maka diputuskannya agar Maya jadi muazin sementara. Suara Maya memang terkenal merdu. Pernah juara qari nasional. Keputusan ini bukan hal yang mudah dijalaninya. Tapi demi kemajuan jamaah kampung, hal demikian dijalani saja oleh Maya. 

Pagi itu, sehabis shalat dhuha, Maya pergi ke masjid. Waktu menunjukkan pukul 08.07 menit. Agak berat juga langkahnya ke masjid tapi niatnyalah yang membantunya jadi ringan. 

Masjidnya terbuka jadi tak perlu repot membukanya. Masuklah Maya menuju ruang pengeras suara. Tidak dikunci juga. Dengan membaca bismillah dalam hati, Maya memulai azan pertamanya dalam seluruh hidupnya. 

"Allahu Akbar, Allahu Akbar! " Nadanya bergetar. Berlinang air matanya. Angin pagi terdiam. Beburung berhenti di dahan. Pelangi menguncup di cakrawala. 

Di luar suara bising gaduh mulai tercipta. 

" Allahu Akbar, Allahu Akbar! "

" Sopo sing gendheng iki. Isuk-isuk azan?"

Orang-orang kampung mulai keluar rumah semua. Yang di sawah berhenti bekerja berlari menuju arah azan. Maya masih melanjutkan azan. 

" Asyhadu an Laailaaha illallah. Asyhadu an Laailaaha illallah. "

" Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah. " Mulai terisak

Masjid penuh orang. Tapi belum ada yang masuk ke masjid. Maya melanjutkan azannya. 

" Hayya alas shalaah, hayya alas shalaah."

Orang orang-orang langsung naik masjid. Ada yang copot sandal, ada yang tudak sempat. Setelah tahu bahwa yang azan Maya, orang-orang menghentikan langkahnya jarena mereka tahu Maya istri ketua takmir. 

" Pean gila, Bu Maya! "

" Hayya alal falaah. Hayya alal falaah. " Maya tak tahan menahan tangisnya. Suara dengung tak didengarnya. 

" Allahu Akbar Allahu Akbar. Laailaa ha illallah. "

Setelah berdoa Maya menoleh ke belakang. Orang-orang ramai menuding ke wajahnya tanpa sungkan lagi. 

"Pean gila, Bu! "

Maya tersenyum. 

" Kok Bisa? "

... .

Setelah debat ramai, Maya menjelaskan

" Aku mungkin gila tapi lebih gila saudara semua, bukan? Sudah tahu ini bukan waktunya salat tapi saudara tertarik suaraku karena dianggap gila. Coba lebih gila mana sekarang? " Nadanya bergetar 

" Coba Saudara pikir, berapa kali Saudara dipanggil Salat tapi mengabaikan padahal yang memanggil adalah Allah, yang memberi kehidupan kalian. Tapi saat Saudara dipanggil orang yang Saudara anggap gila Saudara datang. Memang Saudara semua butuh orang gila seperti saya. " Maya menutup kalimatnya. 

Semua yang hadir terkatup. Ada yang diam-diam menuju kran wudu, ada yang diam-diam nyelinap pulang, ada yang menangis di sarung lusuhnya. 

Sejak hari itu, orang-orang kampung menuju masjid takut Maya azan lagi. Mereka malu. 

SHT, 100919


 Contoh cerpen  dari momen spesial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023