Kematian Itu Datang Tiba-tiba

 Kematian Itu Datang Tiba-tiba 

Meninggal usia 55 tahun. 

Puasa Ramadhan hari ke-12

Seperti biasa alhamdulillah jam 03.00 saya bangun untuk shalat malam dan sahur. Setelah Wudhu saya minum madu satu sendok dengan air satu gelas untuk menjaga kesehatan, hal ini saya lakukan tiap pagi. Setelah shalat malam dengan isteri saya berdoa, karena shalat malam doanya juga mustajab seperti "Anak panah yang melesat dari busurnya teaoat mengenai sasarnnya, demikian dalam hadis". Dan firman Allah di dalam Al-Qur'an  "Berdoalah kepadaku pastiKu kabulkan". 


Setiap sepertiga malam tiap hari Allah turun bersama malaikat untuk mengabulkan doa-doa hambanya yang mau shalat malam dan meminta dengan sungguh-sungguh. Lanjut makan sahur berdua dan saya tidak lupa minum susu etrasol, kadang susu Dailystrum untuk tulang dan persendian, kadang Red Koffie  untuk menjaga stamina dan susu jahe penghangat tubuh. 

Suara imsyak telah terdengar, saya sudah selesai makan sahur dengan istri dan sudah  sikat gigi terus berangkat ke masjid untuk niat iktikaf dan shalat subuh. 

Sambil menunggu adzan muadzin melafalkan wirid nabi Yunus "Laila hailla anta subhanaka inni kuntum minadholiliiin", berkali-kali samoai adzan subuh. Jamaah banyak berdatangan karena Masjid Nurul Huda tidak pernah sepi jamahnya luar biasa baik  ada corona maupun tidak tetap, terus jalan shalat jamaah dan Jumatan. 

Para jamaah tahiyatul masjid dan shalat sunah fajar / Kobliyah Subuh yang pahalanya lebih baik daripada bumi seisinya. Dan pahala sholat jamaah  subuh di masjid sama dengan pahala shalat semalam suntuk. Sungguh pahala yang luar biasa, siapa.yang kuat shalat semalam suntuk.  Tetapi banyak diantara kita umat Islam masih banyak yang belum melaksanakannya. Apalagi di bulan ramadhan malah ditingkatkan lagi dengan panen pahala. Pahala shalat sunah dihargai sama dengan shalat wajib, pahala shalat wajib ditingkat lagi.

kumandang adzan berlangsung, dilanjutkan wirid dan doa, karena  waktu mustajab anta adzan dan ikomah. Tepat jam 04.15 ikomah berkumandang langsung shalat subuh berjamaah dilanjutkan kultum.Mari kita Istikomah shalat jamaah di masjid bagi laki-laki dan yang perempuan sunah.

Setelah shalat subuh saya biasakan membaca surat Al-waqiah dan melanjutkan membaca Al-Qur'an sudah sampai juz 6. Inin terhitung 

lambat  karena untuk katam Al-Qur'an seharusnya sudah sampai juz 12, karena rumusnya kalau ingin katam 30 juz dalam bulan Ramadhan maka 1 hari 1 juz dengan membaca 2 halaman Setiap selesai shalat. Karena rata-rata 1 juz ada 10 halaman kata ustadz Munif teman saya  yang hafid Al-Qur'an 30 juz.

Tetapi saya tetap semangat untuk mengejar target dengan membaca tartil dan kadang  dengan membaca artinya. Karena banyak orang-orang membaca Al-Qur'an dengan kecepatan tinggi tidak tartil yang penting 5 hari katam dan sambung lagi sehingga 1 bulan bisa katam Al-Qur'an 6 kali. Boleh-boleh saja tetapi perintah agama bacalah Al-Qur'an dengan tartil dan usahakan pahami maknanya lalu diamalkannya.

Setelah  subuhpun tidak ketinggalan saya tetap menulis. Menulis apa saja yang ingin kutulis dan saya simpan di blogspot  untuk suatu saat kalau sudah cukup saya terbitkan buku sesuai dengan temanya. Karena pesan om Jay menulislah Setiap hari buktikan apa yang terjadi.   Memang berat untuk Istikomah tapi tetap kita upayakan siapa tahu tukisan ini bermanfaat bagi orang lain. Apalagi di bulan ramadhan. Berbagi kebaikan berbalas kebaikan, kita sekarang menanam pasti panen di belakang hari dari kebaikan yang kita lakukan.

Sekitar jam 07.00 saya baru buka hp grup dinas SMP I Kedungpring Lamongan, lho kok ada 5 postingan teman-teman mengucapkan  belasungkawa,  "Innalilahi wainailaihi rojiun semoga  amal shaleh diterima Allah dan diampuni dosanya dan Husnul khatimah". Saya belum menulis ucapan seperti teman-teman, siapa yang meninggal. Saya scroll ke atas kok tidak ada. Eh, ternyata ibu kepala sekolah Sri Wahjuni memberi pengumuman lewat invoice dengan memangis " Ya Allah, teman-teman pagi ini kita kuarga besar SMP 1 Kedungpring kehilangan  guru terbaik maestro seni  bapak Kasto meninggal di ICU RS Muhammadiyah Lamongan semoga husnul khotimah. Makanya jangan merahasiakan kalau terkena Covid -19, covid bukan aib demi menyelamatka keluarga dan lingkungan,  teras terang saja jagan ditutup- tutupi ", dengan menagis kehilangan. Baru saya mengucapkan, "Innalilahi wainailaihi rojiun semoga husnul khotimah".


Berita lansung saya sebar ke FB dan status dengan foto bapak Kasto dengan  karangan bunga ucapan bela sungkawa dari sekolah. Sehingga banyak ucapan bela sungkawa dari taman guru, mantan kepsek, alumni /mantan murid dariberbagai daerah. Dan juga saya kirim wa ke guru-guru yang telah purna dan pindah tugas. Banyak bertanya sakit apa? Saya tidak menjawab kecuali teman akrab. 

Saya telpon teman guru pak Sujianto tetangga almarhum, ternya jenazah belum datang dan keluarga baru berangkat menjemput. Sebagian teman-teman sudah takziah dan kumpul di teras pak Sujianto.  

Setelah Dhuha, jemur baju Jam 10.15 aku berangkat takziah.  teman-teman sudaha ada di depan rumah pak Jik ada 20 orng guru laki-laki. Jagongan sambil menunggu jeazah. Jam 11.35 adzan dhuhur kami sebagian ke masjid Muhammadiyah di belakang rumah duka dan ada yang langsung  ke masjid NU di tengah tempat rencana shalat jenazah ke arah makam. 







Jam 12.10 aku bertiga menuju masjid tengah ternyata sudah banyak guru, tetangga desa petugas covid kecamatan 2  polisi 1 Koramil dan ambulan di parkir di depan masjid di jalan desa. Denga ada 6 petugas pemakan dari rumah sakit pakai APD. 


Saya datang sudah giliran shalat jenazah gelombang 2 diimami oleh Bapak Sudarto dari SMA Persatuan Kedungpring sebab dulu pak Kasto lama mengajar seni lukis dan musik  di sini.


Gelombang 3 shalat jenazah di tengah jalan kampung istri dan 2 anaknya yang sudah ngajar (GTT) di SMP I Kedungpring diimami ustad Isomito dan dilanjut cermah pemberangkatan mewakili keluarga.


Ustadz atas nama keluarga  memintakan maaf atas kesalahan almarhum, dan  kalau ada hak Adam, hutang piutang segera hubungi keluarga dan kalau kecil mohon diikhlaskan. Dengan menceritakan kesaksian dengan jamah bahwa Bapak Kasto orang SAE atau SAE/ baik atau baik , Sampai diulang 3 x , para pelayat menjawab serentak, "SAE", "Alhamdulilah ini kesaksian yang disaksikan malaikat", kata Ustadz. Memang di sini adatnya seperti ini, kalau di Jombang asli PP oruamh saya tidak ada kesaksian. 


Sedikit dicertikan almarhum Bapak Kasto   di sekolah ikut menghidupkan shalat jamaah dhuhur anak-anak dengan beberapa guru menggiring anak-anak dari kelas untuk jamah sholat dan sering setiap Dhuhur di musholla sekolahan shalat jamah bersama kami, ketika Pandemi covid ini. 


Suasana duka yang hadir saudaranya dari Kec. Ngimbang, kerabat dekat, tetanggan dan para guru laki-laki dan sedikit penduduk dusun karena takut pamakan protokoler   dari rumah sakit. Dan jenazah ada dalam mobil dan tidak kelihatan. 


Dengan ditutup 

 doa mobil jenazah ke makam diiringi para pelayat dan sebagian lainnya pulang. 


Selamat jalan bertemu Rabbmu semoga tergolong mati Sahid karena mati dalam wabah. Aamiin YRA.


 Betapa cepatnya dan tiba-tiba nyawa itu diambil sang Khalik. Badan tinggi besar sehat dan baru saja satu Minggu yang lalu menguji praktik seni secara tatap muka. Semua teman orang-orang "Melongo", bengong. Itulah kematian  yang datang menghampiri yang bernyawa secara tiba-tiba.. "Setiap yang bernyawa pasti mati", dengan datang tiba-tiba dengan berbagai "jalaran/ akibat". Ada yang sehat tiba-tiba meninggal, ada yang selesai shalat dan mengaji, meninggal, ada yang tua sekali baru meninggal. Macam-macam sebabnya. Bahkan kini beberapa.bukan ini terus bergiliran masih muda-muda para dokter, peagawai,  guru masyarakat  umum sakit 3-7 hari meninggal sebab wabah covid-19. Alhamdulilah pak Kasto sudah berangkat umroh ddngan istrinya tahun 2019 dan sudah daftar haji. 


Marikah kita selalu meningkatkan ketakwaan kita di bulan ramadhan dengan banyak amalan dan salalu mematuhi Protokol kesehatan dengan jaga iman, imun dan aman. Dan juga kata ustadz kita harus sering  mengingat tentang kematianbiar hati menjadi lunak.



* Talenta Bapak Kasto sebagai Maestro seni di Lamongan. Karena menguasai semua alat musik. Dari orgen, krawitan, angklung, musik keroncong, campuran sari, melukis, membatik, dll. Bahkan sering ia manggung elekton ditanggap orang punya hajat nikahan, main musik bersama dalang dalam seni drama wayang kulit, main campur sari,  Membimbing siswa jadi  pengrawit gong, menghasilkan  pamain angklung, bahkan pernah menghasilan dalang cilik SMP I Kedungpring bersama tahun 1990-an.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023