Guru Sebagai Sahabat

                                                  Guru Sebagai Sahabat 

                                                       (Kisah Nyata)


Oleh : Mukminin

Tahun pelajaran 2020-2021 adalah tahun yang penuh tantangan. Betapa tidak, di tahun ini banyak pengaruh terhadap dunia pendidikan anak-anak di sekolah tempat saya mengajar. Tahun ini mulai eforia menjamurnya warung-warung warkop plus WiFi. Di desaku saja ada lebih 20 warung kopi plus WiFi. Fenomena ini sungguh memilukan hati, tanpa ada peduli penduduk, aparat desa, bahkan aparat kecamatan. 

Anak-anak SD, SMP, SMA baik swasta maupun negeri sebagian besar siswanya yang laki-laki terhipnotis dengan tersedianya WiFi gratis. Bukan siang saja bahkan sore dan sambung sampai larut malam dan pagi hari. Anak-anak yang gemar main game, ngobrol dan begadang tiada henti. Seperti orang kecanduan.

Ketika masuk sekolah dan kegiatan belajar mengajar ketika tatap muka belum ada Corona hampir tiap kelas dan tiap hari siswa laki-laki dari jumlah 16 anak 6-7 anak tidak masuk sekolah. Dari anak-anak tersebut tidak ada surat keterangan izin orang tua. Alias alpa. 

Wali kelas dan guru BK segera bertindak mencari tahu mengapa yang tidak masuk kok anak-anak itu saja. Beberapa teman dalam kelas dan teman kas yang lain ditanya ternyata "Begadang melek an di warung kopi WIFI dari jam 19.00 sampai pagi dini hari".

Karena fenomena seperti itu maka sekolah mengambil tindakan memanggil orang tua wali murid yang anaknya tidak masuk tanpa keterangan 3 - 7 kali alpa.

Surat panggilan sudah dilayangkan ke orang tua wali murid dititipkan anak yang rumahnya dekat atau tetangganya. Wali murid datang ke sekolahan dengan kekeluargaan, BK minta klarifikasi tentang anak-anaknya masing-masing. Ternyata betul anaknya ke warung kopi WIFI dari habis Isyak sampai jam 00.00 atau 12 malam ada yang ldi atas  itu. Orang tua sudah mengingatkan anak-anak nya tetapi banyak yang tidak digubris.

Guru BK dan wali kelas meminta kepada orang tua untuk menyuruh anaknya masuk sekolah kembali. Orang tua menyetujui dan minta bantuan anaknya untuk dipanggil ke BK dan wali kelas untuk diberi wejangan.

Permintaan orang tua dikabulkan oleh BK dan wali kelas IX yang anak-anaknya bermasalah sering alpa  karena ke warung kopi WIFI. Ketika anak masuk guru BK lewat guru piket yang keliling kelas untuk memamggil anak yang bermasalah jika masuk.

Anak yang kebetulan masuk langsung dipanggil guru piket untuk diantar ke ruang BK. Kebetulan saya mengajar di bahasa Indonesia di kelas IX h dan IX i dengan jumlah siswa masing-masing kelas 32 siswa. Kedua kelas tersebut ada anak yang bermasalah sering tidak masuk karena ke warung Wi-Fi. Anak kelas IX H ada 3 anak dan IX I ada 5 anak. Bilyan,  Aliansyah, Kafid, Yudha Krisno , Zidni, dan Novel. Dalam kegiatan KBM ketika tatap muka masuk secara bergiliran ganjil dan genap sellau 6 anak ini sering tidak masuk. Dalam 1 pekan 5 hari sering masuk tidak masuk  sekolah dan tidak mengerjakan tugas.

Rata-rata pertemuan ganjil genap dalam 1 bulan 2 kali masuk tatap muka Luring  dan 2 kali pembelajaran daring online. Kabupaten Lamongan dalam Pandemi Covid-19 tetap melaksankaan pembelajaran tatap muka terbatas. Waktu pembelajaran dalam 1 hari 4 jam, masuk pukul 07.00 dan pukul 11.00 sudah pulang dengan mematuhi protokol kesehatan, anak dan guru serta karyawan wajib pakai masker, Cuci tangan, waktu kedatangan ditermogan baik guru, siswa dan karyawan, tiap kas duduk satu bangku satu Siwa. Di depan 2 kelas ada wastafel dan sabun cuci tangan.

Tapi ketika terjadi lonjakan Covid-19 dan daerah dinyatakan zona merah maka ada ederan dari Pak Camat dan dinas Pendidikan untuk melaksanan daring murni, ketika sudah kuning atau hijau maka kembali KBM tatap muka terbatas dengan bergiliran boleh masuk absen ganjil dan genap bergiliran.

Tugas yang diberikan kepada siswa baik yang tatap muka terbatas maupun daring  sama pada hari itu. Siswa yang masuk langsung membahasa materi yang kemarin diberikan waktu KBM daring dilanjutkan dengan tugas yang baru. Demikian pula yang daring mendapat tugas yang sama dengan tatap muka  dan dibahas ketika masuk tatap muka. Hal ini dilakukan karena di desa itu jaringan sulit dan banyak yang ekonomi kurang mampu.

Anak-anak yang pecandu warung Koffie WiFi tetap sering tidak masuk dan tidak mengerjakan tugas walaupun sudah dipanggil orang tuanya dan anaknya  sudah diberi arahan wali kelas dan guru BK.

Masing-masing anak berbeda permasalahannya. Si Yudha anaknya malas belajar agak low, permasalahannya ibunya sudah tidak diopeni bapaknya karena kawin siri, bapaknya seorang tentara yang punya istri tapi tidak punya anak. Bilyan belajarnya kurang semangat karena yatim, bapaknya sudah meninggal ketika SD kelas 6 dan ibunya bekerja di pabrik dalam satu kecamatan. Alasan tidak maauk karena tidak punya sepeda ontel atau sepeda motor. Aliansyah, Kafid dan Zidni sama memang malas sekolah kalau malam ke warung kopi wafi demikikan juga si Novel kebetulan tetangga saya. Rumahnya dekat rumah saya sekitar 200 M saja, sama-sama di pinggir jalan raya. Ibuya Novel murid saya ketika SMP N I Kedungping dulu.

Kelima anak sudah ditangani oleh wali kelas, BK dan saya ikut pula selalu memberi motivasi ketika dalam KBM saya selipkan pentingnya mencari ilmu atau tholibul Ilmi. Baik anak masuk semua atau tidak. Karena saya selalu mengabsensi siswa  setiap pelajaran saya. Tujuannya untuk Kedisiplinan siswa masuk ikut KBM.

Ketika Novel  masuk dan selesai KBM, Novel saya panggil khusus untuk berbicara. Saya panggil ke depan untuk cek tugas yang belum terselesaikan. Bahkan belum mengerjakan 1 tugaspun. Pada jam itu juga waktu saya KBM saya suruh menyicil tugas 1 atau 2 tugas dari 4 tugas yang belum diselesaikan.

Setelah jam saya selesai di kelas IX I, saya tutup pelajaran dan Novel mengumpulkan 1 tugas. Karena  kebetulan setelah jam saya di kelas IX I gurunya berhalangan dan memberi tugas, maka Nova saya panggil sendirian ke ruang kelas sebelah yang kosong.

"Nova, tolong ikut saya ke kelas sebelah saya ingin bicara denganmu", kataku.

"Ya Pak, siap", jawab Novel dengan tegas.

Novel anaknya semangat sebenarnya tapi karena problem keluarga antara ibu dan bapaknya yang cerai ketika Nova kelas  3 SD. Nova dalan sekolahnya 4 bulan  terakhir sebelum  ujian ujian praktek dan ujian sekolah sering tidak masuk. Saya juga heran bapak ibunya pisah atau cerai, tapi sayang  kok rumahnya dempet satu tembok atau berdampingan mepet temboknya. Rumah Ibunya Novel sebelah Utara dan rumah bapaknya sebelah selatannya. Bapaknya seorang tukang kayu jati yang membuat mebel dan kusen serta cendela rumah dengan garapan yang halus. Garapannya  ramai banyak orang yang pesan. Setiap saya lewat depan rumahnya ketika berangkat mengajar ke sekolah saya sering mikir, " La Yo, kok bisanya sudah cerai kok rumahnya gandeng dempet", begitu gumam saya. "Kasihan ya,  Novel tiap saat kan ketemu dan mendengarkan omongan bapaknya  yang kebetulan menikah dengan saudara sepupunya ibunya atau putri budenya.

Saya duduk di meja guru depan kelas,  lalu Novel berdiri di samping saya. Kasihan wajah Nova di jidadnya sudah ada garis yang menutup.  Saya mulai membuka pembicaraan dan saya berlaku guru sebagai sahabat siswa. "Novel terima kasih kamu sudah nyicil tugas bahasa Indonesia, segera diselesaikan ya, tugas yang belum kamu selesaikan", ucapan pembuka kepada Novel. " Iya Pak, saya yang berterima kasih, telah diberi kesempatan mengumpulkan tugas", jawab Novel.

Saya pegang pundaknya sambil memukul-mukul halus untuk meluluhkan hatinya. "Sudah, yang pandai ya,  dan taubat, dan terus masuk sekolah jangan sampai bolos alpa lagi!", perintah saya sambil tangan saya tetap pukul-pukul pundak Novel. "Ya, Pak saya taubat dan berjanji, untuk masuk sekolah kembali. 

 "Saya boleh bertanya kepada Novel", sahutku. 

"Ya, boleh Pak, monggo silakan!", Lanjut Novel. 

"Mengapa sampeyan kok sering tidak masuk sekolah berminggu-minggu, apakah kamu ke warung WiFi tiap malam", dengan suara pelan saya tanyakan. 

"Betul Pak, saya setiap malam ke warung Wi-Fi habis Isyak samapi jam 3 pagi", jawabnya dengan merendah. 

"Apa kamu tidak merasa bersalah atas tindakanmu itu, pada sekolah, dan orang tuamu?", lanjut pertanyaanku. 

"Iya, Pak, saya bersalah", jawab Novel. 

"Terus apakah kamu shalat lengkap seperti ketika kamu ke pondok ngaji yang lalu itu, kamu SD sampai baru menginjak SMP", lanjut pertanyaaku .

" Kalau shalat  magrib ya Pak, lainnya tidak", jawab Novaelsambil merunduk.

Selanjutnya saya motivasi, "Kamu pernah ngaji di pondoknya Haji Mas'ud dan diajar Ustadz Wakhid, masih ingat dan selalu diajak ngaji shalat 5 waktu, tolong dilakukan, eman-eman, kamu sebenarnya ada baik, lakukan kebaikan itu. Karena kebaikan itu akan kembali kepada kamu dan orang tuamu. Jangan mengecewakan kedua orang tuamu walau sudah cerai, kamu berdosa kalau mengecewakannya," lanjut pembicaraanku. 

" Karena kebaikan itu berbalas kebaikan, kejelekan itupun berbalas kejelekan, maka pilihlah kebaikan". 

"Ya, Pak siap saya tobat dan berjanji, saya akan rajin masuk sekolah lagi dan rajin shalat lagi", jawab Novel.

"Bagus", saya beri semangat.

Saya lanjutkan bertanya tentang perceraian bapak dan ibunya. Nova mau bercerita dan saya tanya kok bisa bapakmu menikah dengan tetangga rumah ibumu bahkan gandeng satu tembok. 

Singkat ceritanya, bahwa ketika SD kelas 3 Novel bersama bapak pindah ke desa Kedungbaru  KM 2 dari rumahnya yang ditempati dengan neneknya. Bapaknya bekerja sebagai  tukang kayu yang teliti dan halus pekerjaannya. Kerena dulu pernah ikut nukang di tetanggaku Pak Irfan tukang kusen, almari dan meubel yang terkenal alusan dan banyak digemari orang-orang kaya.

Bapak Novel bernama Memed Katel. Mengapa teamannya memanggil begitu, karena saking hitamnya kulit bapaknya. Katel adakah sebangsa laba-laba yang hidup di tegal-tegal ada lobang dengan jaring laba-laba. Biasanya diambil anak-anak untuk digoreng dan minyaknya untuk penumbuh rambut kumis dan jambang.

Lebih lanjut Novel bercerita, bapaknya bekerja ikut bos meubel yang banyak pesenannya, la tiba-tiba anak bosnya yang masih duduk di bangku SMA jatuh cinta sama Memed Katel, tetapi  tidak gubris Memed  karena sudah punya 2 anak, Novel dan  adiknya.

Rumah Novel ngontrak di samping rumah bosenya mebel. Suatu hari Ita minum baygon maunya bunuh diri karena tidak digubris oleh Si Memed. Terpaksa Memed mengantarkan Ita ke rumah sakit bersama mobil tetangga bersama bosenya mebel. Sepulang mengantar istri Memed yang bernama Mei cemburu dan marah-marah. Si Memed  menjelaskan kepada istrinya apa yang  terjadi. "Aku hanya menolong karena rasa kemanusiaan",  bilang Memed. " Aku, tak percaya, kamu telah jatuh hati padanya", sahut Istrinya. "Sekali lagi Dik, aku menyayangimu tidak meninggalkanmu, kamu salah paham", lanjut Memed. 

Entah mimpi apa semalam Memed. "Ceraikan aku, aku pulang dengan anak-anakku ke ibu", ketus April. Maka terjadilah pisah ranjang Memed dengan istrinya dan Memed tinggal di kontrakan rumah sendiri  dengan bekerja keras nukang kayu di bosenya. 

Tiga bulan berlalu, Memed menemui istrinya  dan anak-anaknya untuk mengajak rujuk kembali. Hati April luluh dan menerima Memed kembali.

Baru satu bulan terjadi geger lagi, April minta cerai sungguhan. Mamed sudah mengalah tapi tidak diguris,  maka terjadilah perceraian resmi. 

April kerja di Gresik di pabrik udang setiap hari pulang pergi bersama rombongan pekerja. Anak-anaknya diasuh neneknya. Memed menikah dengan saudara sepupu,  Aprili menikah dengan teman kerja di pabrik udang anak dari  Madura.

April dan suami sambung mempunyai dua anak dan suami bawa 2 anak dari isrti pertama. Demikian juga April membawa 2 anak dari  suaminya Memed. Jadi mempunyai 6 anak. 

Memed mempunyai 2 anak dengan istri barunya yang sekaligus saudara sepupu April putri budenya. Usaha Memed mendirikan usaha kusen-kusen, almari kursi dan moubelar sangat ramai. Usaha itu di samping rumah Mei. Memed bisa beli Col Pickup untuk mengangkut pesanan. 

Teras rumah depan  di tembok oleh April biar tidak bisa saling melihat. Usaha suami April  yang baru juga punya usaha baru  beli mesin Combi alat pemotong padi yang ramai sekali sampai ke Jawa Tengah dan membeli Truck untuk pengangkut Combi. 

Si Novel  juga membantu bapaknya untuk ikut melitur mebel. Di siang hari. Tetapi sekolahnya teledor. Seminggu masuk   satu kali.

"Itulah cerita Ibu dan Bapak saya Pak, mohon maaf, saya akan aktif sekolah dan menyelesaikan tugas-tugas Bapak Ibu Guru", begitu janji Novel  dalam perbincangan dengan saya. "Ok, terima kasih, semoga kau jadi anak yang shaleh berbakti pada orang tuamu dan bisa  membanggakan orang tuamu, walaupun Bapak Ibumu pisah hormati dan patuhkah kepada keduanya", begitu pesan saya kepada Novel. 

"Terima kasih pak motivasinya, saya sadar sekarang dan menjalankan arahan Pak Mukminin", begitu ucapan terakhir dari perbincangan saya dengan Novel dan Novel  minta pamit pulang dengan memegang tangan saya bersalaman dan menciumnya. Saya terharu dan sempat meneteskan air mata. Saya tepuk-tepuk pundaknya dan saya kembali ke ruang guru untuk koreksi tugas anak-anak yang baru menyusul termasuk tugas Novel.

Di ruang guru kutemui wali kelasnya Bapak Nurhari, ku sampaikan  bahwa Novel sudah saya ajak omong-omong dan curhat. Alhamdulilah sudah sadar mengerjakan tugas-tugas yang belum dikerjakan dan berjanji masuk sekolah terus. "Terima kasih sudah membantu saya sebagai wali kelas dan guru BK, semoga Novel kembali jadi anak yang baik, kata Pak Nurhari sambil jabat tangan dengan saya. "Ya Pak sama-sama", sahutku. 

Novel saya pantau terus, alhamdulillah rajin  sekolah dan juga mengerjakan tugas dan melaksankan ujian praktik dan ujian sekolah.  Ujian praktik bahasa Indonesia seluruh kelas IX sebanyak 8 kelas dengan jumlah siswa 256 anak membuat cerita inspiratif. Maka terbukti Nova juga mengerjakan tugas bahasa Indonesia yang karyanya termuat dengan seluruh temannya kas IX dalam buku "Aku dan Kisahku (Antologi Guru dan Siswa SMP I Kedungpring Tahun Pelajaran 2020-2021) yang saya terbitkan dan saya ikut  dengan kepala sekolah.   Ini buktinya, cerita Nova mengisahkan kehidupannya sampai ibunya meninggal dengan judul "Hasil Sentuhan Hati". Dan alhamdulillah Nova lulus dengan seluruh siswa SMP I Kedungping Lamongan.







Baru lulus 1 bulan April ibu Novel meninggal dunia terpeleset di kamar mandi karena penyakit Jantung dan meninggalkan 6 anak dengan  posisi Suaminya memotong padi dengan Combi di Jawa Tengah, semoga Husnul Khotimah.

Komentar

  1. Jadi sedih dan terharu sy pak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya kasihan. Tapi alhamdulillah anaknya skrg sudah tegas dan sekolah di SMA PERSATUAN di Kedungpring.

      Hapus
  2. Smoga Nova dan tmn lainnya menjadi org yg sukses, tercapai apa yg dicita2kan... Aamiin

    BalasHapus
  3. Menyentuh seklai cerita nya pak. Semoga Nova sabar ya pak.

    BalasHapus
  4. Guru yang inspiratif, mampu menyadarkan muridnya.

    BalasHapus
  5. Menginspirasi, semoga Nova bisa terus sekolah dan menjadi anak yg berhasil

    BalasHapus
  6. Itulah kisah hidup anak manusia, terima kasih Pak Mukimin. Ceritanya sangat menginspirasi kita semua. Bahwa hidup di dunia ini sejatinya hanya mampi (Singgah) sesaat saja. Lalu kembali kepada Sang Khalik pemilik bumi dan langit beserta isinya ini.

    BalasHapus
  7. ceritanya bagus jadi terharu dengan cerita Nova

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023