Karena Keyakinan Terbitlah Karya
Karena Keyakinan Terbitlah Karya
Hidup ini serba mungkin jika yakin. Dari mana mungkin jika dalam pikiran kita tidak yakin. Keyakinan yang kuat itu modal utama untuk meraih suatu keberhasilan. Apapun bentuk keberhasilan itu. Karena yakin maka ada usaha yang jelas dan sungguh-sungguh untuk mencapianya.
Dalam mencapai keberhasilan itu ada usaha atau ikhtiyar yang konsisten atau Istiqomah. Hal ini sudah saya buktikan berkali-kali. Walau usia 57 tahun saya tidak pernah pantang menyerah untuk terus berkarya menerbitkan buku solo dan mengajak guru-guru Indonesia membuat buku antologi. Apapun bentuknya: buku pantun, puisi, buku cerita, dll.
Pada tanggal 1 Oktober 2022 di grup Rumah Virus Literasi asuhan Abah Much. Khoiri, muncullah postingan blogspot Cak Hariyanto tentang puisi 2.0.
https://hariyanto17.blogspot.com/2021/10/puisi-20-sehat-dan-syukur.html
Setelah saya baca saya tertantang dan tertarik. Karena ini puisi genre baru yang simpel hanya terdiri 20 kata tidak boleh lebih.
Puisi 2.0 merupakan puisi tunggal yang berfokus pada satu objek. Menggambarkan fakta 60% dan rasa 40%. Jumlah kata maksimal 20 kata di luar judul. Puisi 2.0 puisi hemat penuh makna.
Dalam menulis puisi ini saya ingat pesan Abah Khoiri dalam kata pengantar buku Merajut Kata Selaksa Makna antologi puisi guru literasi Indonesia, demikian cuplikannya:
Sekarang, saya mengajak menyegarkan pemahaman tentang kaidah penulisan puisi. Sebagai salah satu genre utama Sastra, puisi (poem, poetry) merupakan abstraksi kehidupan dan pengalaman manusia. Kata kunci "abstraksi" ini penting, sebab puisi atau karya sastra secara umum bukan semata fakta mentah, melainkan saripati, cerminan, pantulan dari fakta.
Dengan kata lain, puisi hakikatnya sudah merupakan hasil olahan dari fakta. Ia adalah olahan dari fakta kehidupan dan pengalaman manusia, yang dibumbui dengan imajinasi. Jadi, puisi itu bukan semata fakta, juga bukan semata fiksi (imajinasi), melainkan gabungan dari keduanya.
Karena itu, jika kita ingin menulis puisi, kita perlu memegang prinsip bahwa kita tidak sedang menulis berita, fakta, fenomena secara mentah dan apa adanya. Fakta sebagai bahan puisi harus diolah, sesuai dengan kaidah penulisan puisi. Mengapa demikian? Puisi itu, sebagaimana genre sastra yang lain, memiliki kaidahnya sendiri. Kaidahnya berbeda dengan kaidah prosa (cerpen, novel, novelet) dan drama atau lakon. Meski prosa, puisi dan drama adalah abstraksi kehidupan manusia dan pengalamannya, namun puisi memiliki kaidah penulisan sendiri.
Puisi, antara lain, bentuknya terikat, tidak seperti prosa atau drama. Prosa lebih luwes; drama lebih berupa dialog. Kalau puisi, lebih terikat sejumlah "kaidah" yang sedikit rumit, yang sebenarnya tidak sulit jika terbiasa. Menulis puisi perlu mempertimbangkan imagery, simbol, rima dan ritma, serta majas. Unsur-unsur ini penting bagi puisi. ( Much. Khoiri).
Maka sehabis shalat subuh saya berlatih menulis puisi 2.0 dengan keyakinan saya pasti bisa degan teknik TUTOR SEBAYA dengan Cak Hariyanto. Besoknya 2 Oktober 202 puisi 2.0 saya kirim ke Cak Hariyanto untuk ditanggapi dan minta revisi jika ada yang kurang pas.
Malam Mencekam
Malam mencekam 30 September 1965
Makarmu mencerabut bangsa
Banjir darah biadab Lubang Buaya memuntahkan darah Jenderal Kusuma Bangsa
Ulah PKI
Rumah Syiar Tlanak, 01102021. 06.12
Cak Inin Mukminin
Alhamdulilah Cak Har yang belajar langsung puisi 2.0 dari penggagasnya Dr. Endang Kasupardi, M.Pd. mengapresiasi puisi 2.0 perdana saya.
" Puisinya...mantap Cak ....saya hitung ada 18 kata boleh asal tidak lebih 20", kata Cak Har. Saya berterima kasih kepada Cak Har karena mau TUTOR SEBAYA dengan saya. Saya katakan juga saya mengintili jenengan Cak supaya bisa membuat puisi 2.0 dan menerbitkan buku.
Hampir tiap hari beliaunya telaten saya kirimi puisi saya kadang 1, 2, atau 3. Jika ada yang kurang pas langsung direvisi dengan ucapan santun. "Jika berkenan Cak Inin sy revisi begini", ujar beliau. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih.
Untuk lebih semangat lagi saya terus mengikuti postingan Cak Hariyanto di bognya. Dan saya buatkan Cover bukunya yang saya beri judul Laron.
Waktu terus berjalan saya aktif menulis puisi 2.0 sehari kadang 1 atau 2 untuk tabungan naskah buku dan saya simpan di blogspot. Setelah itu saya posting di grup belajar menulis PGRI dan Rumah Virus Litesari mendapat apresiasi positif dari teman-teman. Sebelum saya posting pasti saya kirim ke Cak Hariyanto untuk meminta tanggapan.
Karena tabungan puisi saya ada 57 puisi dan sudah mencukupi satu buku minimal 60 halaman, maka saya jadikan naskah untuk diterbitkan menjadi buku sebagai kado ulang saya ke 57 dengan editor Drs. Hariyanto dengan Kata Pengantar dari Penggagas Puisi 2.0 Dr. Endang Kasupardi, M.Pd. tetapi yang meminta Cak Hariyanto karena ikut bimbingan langsung.
KATA PENGANTAR
PUISI LOGIKA
Endang Kasupardi,
Ini hanya awal pembicaraan mengenai puisi 2.0.
Sebuah penelitian dengan masalah penelitian tentang pembelajaran puisi menjadi topik mendasar sehingga jelas terlihat lapangan masalah yang akan menjadi bahasan.
Pada awalnya, Puisi 2.0 adalah sebuah pemikiran tentang bagaimana memberikan pembelajaran puisi pada siswa SMP, agar mereka mampu membuat puisi dengan fokus berbeda antara siswa satu dan lainnya. Hanya itu. Alasan tersebut berdasar pada keseragaman tema puisi yang dibuat siswa secara umum, hanya berkisar tentang sosok ibu, sosok bapak, membantu orang tua, dan jasa guru.
Kisaran pembelajaran puisi seperti itu, hanya mengembangkan rasa yang dimiliki siswa. Sementara pengetahuan, dan keterampilan, sering terabaikan. Padahal tema lain yang bisa menjadi sumber penyusunan puisi masih banyak dan berada disekitar siswa itu sendiri.
Berbagai pemikiran mendasar belajar puisi bagi siswa menjadi kajian, identifikasi, dan permenungan, agar cara siswa memahami, mampu menyusun puisi dapat dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Kemudian membuat perbandingan dengan puisi yang terdapat pada buku sumber, sungguh memiliki kualitas yang entah berapa lama siswa menghasilkan karya sebagus dalam buku sumber tersebut.
Berawal dari kualitas tentang penyusunan puisi, kemudian panjang pendeknya, dan identifikasi lain menjadi pertimbangan sehingga pada akhirnya, harus ada pembatasan jumlah kata bagi mereka para pembelajar, fokus bahasan pun harua menjadi pilihan, dan menetapkan gaya bahasa yang akan digunakan, serta ungkapan dari logika objek pada rasa yang dituangkan.
Pertimbangan itulah, yang kemudian menjadi type-type saat menyusun puisi 2.0.
Kemudian hari puisi 2.0 tidak hanya perlu dipahami oleh siswa sebagai subjek pembelajaran, namun jiga bagi guri sebagai pengelola kelas dalam pembelajaran.
Puisi 2.0 menjadi dasar pemahaman siswa dan guru untuk menyusun puisi yang berkualitas dan panjang seperti dalam buku sumber pelajaran.
Kini puisi 2.0 sudah berkembang dan banyak digemari karena singkat dan fokus tanpa menyita waktu untuk mengedit, dan hal lain.
Seperti puisi karya Cak Inin berikut ini;
LARON
ribuan Laron
beterbangan
berebut cahaya
rela sayapnya tercerabut
jatuh
sujud
Rumah Syiar Tlanak, 1211202.20.37
Karya : Cak Inin Mukminin
Puisi yang sudah bagus dan fokus. Menggambarkan tentang seekor Laron yang terbang memburu cahaya. Dekat. Ada disekitar cahaya. Lalu sayapnya jatuh.
Puisi yang fokus pada satu objek. Tidak hanya ungkapan, tapi dapat dibuktikan. Sebenarnya seperti itu. Tapi, saat disusun menjadi sebuah puisi kita seolah dibawa pada kenyataan untuk dimaknai. Puisi yang bagus, kalimat yang disusun sudah membawa pembacanya untuk merenung tentang Kuasa Allah SWT.
Maka, melalui tulisan ini, saya mendukung dan bahagia, karena penulis sudah menunjukkan kualitas dengan bahasa logika melalui P2.0.
Saya pun merasa terharu. Terima kasih pada penulis yang sudah mampu mewujudkan keseriusannya dalam menulis Puisi 2.0.
Akhirnya, saya harua mengucaokam selamat pada Cak Inin, teruslah berkarya, dan bahagia.
Bagi pembaca, saya pun merekomendasikan agar buku ini selain untuk dinikmati juga akan menjadi sarana instrospeksi tentang kehidupan dan pembelajaran.
Terima kasih.
Dr. Endang Kasupardi, M.Pd.
(Penggagas Puisi 2.0)
Alhamdulilah 5 Februari 2022 kata pengantar sudah dikirim Cak Hariyanto ke saya. Sebagai rasa terima kasih, maka saya wa Dr. Endang Kasupardi untuk silaturahmi walau lewat wa.
Assalamualaikum Bapak
Kenalkan saya Mukminin guru SMP I Kedungpring Lamongan Jatim, penulis buku dan Penerbit buku Kamila Press.
Sy mengucapkan terima kasih banyak kepada Panjenengan yg telah mengajarkan sy Puisi 2.0 lwt Bapak Hariyanto Blitar.
Saya tertarik, lalu saya nekat harus bisa dan selalu berkonsultasi dengan Bapak Hariyanto.
Alhamdulilah hari ini Panjenengan kerso memberi kata pengantar yg luar biasa. Smg Puisi 2.0 berkembang pesat.
Beliau menjawab,
Www.
Hahaha...selamat selamat. Saya sudah kenal nama bapa dari pa Haryanto. Maka saya tidak berpikir panjang untuk pengantar buku puisi bapa. Maju terus pa.
Sambil menunggu kata pengantar saya mengajukan nomor ISBN ke Perpusnas, alhamdulillah kemarin saya cek sudah turun dengan nomor: 978-623-5996-23-3. Begitu pula naskah sudah Fik telah selesai diedit saudara saya Drs. Hariyanto dari Blitar.
Insya Allah hari ini saya naikkan cetak di Kamila Press Lamongan peberbit saya sendiri.
Buku ini bisa digunakan sebagi acuan dalam belajar menulis puisi 2.0 baik di lingkungan sekolah SD, SMP, SMA, perguruan tinggi maupun di masyarakat penggemar menulis puisi. Buku LARON Kumpulan puisi 2.0 bisa dipinang dengan mengganti ongkos hanya 50 K, Anda penasaran segera miliki bukunya!
Semoga buku ini menginspirasi pada guru-guru dan pembaca untuk terus berkarya demi kemajuan bangsa apapun bentuknya. Dengan keyakinan saya BISA!
Salam Literasi,
Lamongan, 10022022
Cak Inin Mukminin
Malam Mencekam
Malam mencekam 30 September 1965
Makarmu mencerabut bangsa
Banjir darah biadab Lubang Buaya memuntahkan darah Jenderal Kusuma Bangsa
Ulah PKI
Rumah Syiar Tlanak, 01102021. 06.12
Cak Inin Mukminin
Alhamdulilah Cak Har yang belajar langsung puisi 2.0 dari penggagasnya Dr. Endang Kasupardi, M.Pd. mengapresiasi puisi 2.0 perdana saya.
" Puisinya...mantap Cak ....saya hitung ada 18 kata boleh asal tidak lebih 20", kata Cak Har. Saya berterima kasih kepada Cak Har karena mau TUTOR SEBAYA dengan saya. Saya katakan juga saya mengintili jenengan Cak supaya bisa membuat puisi 2.0 dan menerbitkan buku.
Hampir tiap hari beliaunya telaten saya kirimi puisi saya kadang 1, 2, atau 3. Jika ada yang kurang pas langsung direvisi dengan ucapan santun. "Jika berkenan Cak Inin sy revisi begini", ujar beliau. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih.
Untuk lebih semangat lagi saya terus mengikuti postingan Cak Hariyanto di bognya. Dan saya buatkan Cover bukunya yang saya beri judul Laron.
Waktu terus berjalan saya aktif menulis puisi 2.0 sehari kadang 1 atau 2 untuk tabungan naskah buku dan saya simpan di blogspot. Setelah itu saya posting di grup belajar menulis PGRI dan Rumah Virus Litesari mendapat apresiasi positif dari teman-teman. Sebelum saya posting pasti saya kirim ke Cak Hariyanto untuk meminta tanggapan.
Karena tabungan puisi saya ada 57 puisi dan sudah mencukupi satu buku minimal 60 halaman, maka saya jadikan naskah untuk diterbitkan menjadi buku sebagai kado ulang saya ke 57 dengan editor Drs. Hariyanto dengan Kata Pengantar dari Penggagas Puisi 2.0 Dr. Endang Kasupardi, M.Pd. tetapi yang meminta Cak Hariyanto karena ikut bimbingan langsung.
KATA PENGANTAR
PUISI LOGIKA
Endang Kasupardi,
Ini hanya awal pembicaraan mengenai puisi 2.0.
Sebuah penelitian dengan masalah penelitian tentang pembelajaran puisi menjadi topik mendasar sehingga jelas terlihat lapangan masalah yang akan menjadi bahasan.
Pada awalnya, Puisi 2.0 adalah sebuah pemikiran tentang bagaimana memberikan pembelajaran puisi pada siswa SMP, agar mereka mampu membuat puisi dengan fokus berbeda antara siswa satu dan lainnya. Hanya itu. Alasan tersebut berdasar pada keseragaman tema puisi yang dibuat siswa secara umum, hanya berkisar tentang sosok ibu, sosok bapak, membantu orang tua, dan jasa guru.
Kisaran pembelajaran puisi seperti itu, hanya mengembangkan rasa yang dimiliki siswa. Sementara pengetahuan, dan keterampilan, sering terabaikan. Padahal tema lain yang bisa menjadi sumber penyusunan puisi masih banyak dan berada disekitar siswa itu sendiri.
Berbagai pemikiran mendasar belajar puisi bagi siswa menjadi kajian, identifikasi, dan permenungan, agar cara siswa memahami, mampu menyusun puisi dapat dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Kemudian membuat perbandingan dengan puisi yang terdapat pada buku sumber, sungguh memiliki kualitas yang entah berapa lama siswa menghasilkan karya sebagus dalam buku sumber tersebut.
Berawal dari kualitas tentang penyusunan puisi, kemudian panjang pendeknya, dan identifikasi lain menjadi pertimbangan sehingga pada akhirnya, harus ada pembatasan jumlah kata bagi mereka para pembelajar, fokus bahasan pun harua menjadi pilihan, dan menetapkan gaya bahasa yang akan digunakan, serta ungkapan dari logika objek pada rasa yang dituangkan.
Pertimbangan itulah, yang kemudian menjadi type-type saat menyusun puisi 2.0.
Kemudian hari puisi 2.0 tidak hanya perlu dipahami oleh siswa sebagai subjek pembelajaran, namun jiga bagi guri sebagai pengelola kelas dalam pembelajaran.
Puisi 2.0 menjadi dasar pemahaman siswa dan guru untuk menyusun puisi yang berkualitas dan panjang seperti dalam buku sumber pelajaran.
Kini puisi 2.0 sudah berkembang dan banyak digemari karena singkat dan fokus tanpa menyita waktu untuk mengedit, dan hal lain.
Seperti puisi karya Cak Inin berikut ini;
LARON
ribuan Laron
beterbangan
berebut cahaya
rela sayapnya tercerabut
jatuh
sujud
Rumah Syiar Tlanak, 1211202.20.37
Karya : Cak Inin Mukminin
Puisi yang sudah bagus dan fokus. Menggambarkan tentang seekor Laron yang terbang memburu cahaya. Dekat. Ada disekitar cahaya. Lalu sayapnya jatuh.
Puisi yang fokus pada satu objek. Tidak hanya ungkapan, tapi dapat dibuktikan. Sebenarnya seperti itu. Tapi, saat disusun menjadi sebuah puisi kita seolah dibawa pada kenyataan untuk dimaknai. Puisi yang bagus, kalimat yang disusun sudah membawa pembacanya untuk merenung tentang Kuasa Allah SWT.
Maka, melalui tulisan ini, saya mendukung dan bahagia, karena penulis sudah menunjukkan kualitas dengan bahasa logika melalui P2.0.
Saya pun merasa terharu. Terima kasih pada penulis yang sudah mampu mewujudkan keseriusannya dalam menulis Puisi 2.0.
Akhirnya, saya harua mengucaokam selamat pada Cak Inin, teruslah berkarya, dan bahagia.
Bagi pembaca, saya pun merekomendasikan agar buku ini selain untuk dinikmati juga akan menjadi sarana instrospeksi tentang kehidupan dan pembelajaran.
Terima kasih.
Dr. Endang Kasupardi, M.Pd.
(Penggagas Puisi 2.0)
Alhamdulilah 5 Februari 2022 kata pengantar sudah dikirim Cak Hariyanto ke saya. Sebagai rasa terima kasih, maka saya wa Dr. Endang Kasupardi untuk silaturahmi walau lewat wa.
Assalamualaikum Bapak
Kenalkan saya Mukminin guru SMP I Kedungpring Lamongan Jatim, penulis buku dan Penerbit buku Kamila Press.
Sy mengucapkan terima kasih banyak kepada Panjenengan yg telah mengajarkan sy Puisi 2.0 lwt Bapak Hariyanto Blitar.
Saya tertarik, lalu saya nekat harus bisa dan selalu berkonsultasi dengan Bapak Hariyanto.
Alhamdulilah hari ini Panjenengan kerso memberi kata pengantar yg luar biasa. Smg Puisi 2.0 berkembang pesat.
Beliau menjawab,
Www.
Hahaha...selamat selamat. Saya sudah kenal nama bapa dari pa Haryanto. Maka saya tidak berpikir panjang untuk pengantar buku puisi bapa. Maju terus pa.
Sambil menunggu kata pengantar saya mengajukan nomor ISBN ke Perpusnas, alhamdulillah kemarin saya cek sudah turun dengan nomor: 978-623-5996-23-3. Begitu pula naskah sudah Fik telah selesai diedit saudara saya Drs. Hariyanto dari Blitar.
Insya Allah hari ini saya naikkan cetak di Kamila Press Lamongan peberbit saya sendiri.
Buku ini bisa digunakan sebagi acuan dalam belajar menulis puisi 2.0 baik di lingkungan sekolah SD, SMP, SMA, perguruan tinggi maupun di masyarakat penggemar menulis puisi. Buku LARON Kumpulan puisi 2.0 bisa dipinang dengan mengganti ongkos hanya 50 K, Anda penasaran segera miliki bukunya!
Semoga buku ini menginspirasi pada guru-guru dan pembaca untuk terus berkarya demi kemajuan bangsa apapun bentuknya. Dengan keyakinan saya BISA!
Salam Literasi,
Lamongan, 10022022
Cak Inin Mukminin
Subhanallah....dengan yakin akan manfaat ilmu pastilah yakin akan pentingnya belajar sepanjang masa. Cak Inin telah membuktikannya bahwa belajar bisa di lakukan kapan saja dengan siapa saja. Saya ikut bangga sekaligus bahagia karena dari 1 artikel kecil saja mampu menggerakkan literasi. Sesungguhnya hanya Allah-lah penggerak kebaikan itu. Salam Cak Inin. Maju terus
BalasHapusAlh
HapusAlhamdulilah terima kasih atas sharing ilmunya Cak Hariyanto dalam membimbing saya menerbitkan puisi 2.0
HapusMantap sekalai, Cak!. Keyakinan dan ketekunan berbuah manis. Tersimpan menjadi dokumen untuk dipelajari sewaktu-waktu.
BalasHapusTerima kasih Pak D Sus masih belajar sepanjang hayat
HapusSuper sekali, Ba
BalasHapusTerima kasih
Hapuskerennn abis ustaz, salam literasi
BalasHapussalam sehat slalu
Aamiin terima kasih
BalasHapusLuar biasa Cak Inin sebagai penulis, penerbit pokoknya penggiat literasi masih terus belajar menulis. Apalagi saya, yang baru mulai menulis. Cak Inin menginspirasi saya. Atas bimbingan Cak Inin saya pun menulis Puisi 2.0 genre baru puisi. Selamat ya Cak atas terbitnya puisi 2.0 berjudul Laron
BalasHapusTerima kasih Bu Metrin Kepala Sekolah 42 JKT yg luar biasa produktif terbitakan buku
HapusAlhamdulillah...
BalasHapusAba terus menginspirasi penulisuntuk berkarya. Smoga menjadikan amal ibadah yg jariyah mengalir terus pahalanya kepada Aba Inin. Sehingga doa sehat selalu dan panjang umur selalu menyertai Aba.
Aamiin ya robbal aalamiin.
Alhamdulilah terima kasih Ustadz smg penjenjangan spt ini juga
HapusKereeenn...👍👍
BalasHapusSemangat dan sukses Cak Nin...😊🙏
Sangat menginspirasi pak... Salam dan bahagia
BalasHapusTerima kasih Bu Husnul dari NTT
HapusWah mantap ini. Pinter buat puisi
BalasHapusMksih Om Jay masih belajar dari ketangguan Om Jay menulis setiap hari
HapusGreat job,pak inin, terimakasih ilmu dan bimbingannya.
BalasHapusSiap saling belajar
HapusMantaaaappppp, terus berkarya pada bangga bisa bermanfaat utk sesama..***
BalasHapusTerima kasih Bu Ledwina ayo terbitkan karyanya
Hapus