Kopi Jos Malioboro

 Kisah Kopi Jos Maioboro  aku tulis dalam buku antologi Sketsa Ceritaku ke Yogyakarta bersama anak-anak kelas IX A - IX I (9 kelas) SMP I Kedungpring Lamongan hari terbit 300 buku kenangan hasil Study Wisata ke Yogyakarta tanggal 1-2 Maret 2022 usai Corona. 





Kopi Jos di Malioboro 


Oleh : Mukminin


MALIOBORO merupakan jalan paling populer di Yogyakarta.  Merupakan jujukan para wisatawan mancanegara dan wisatawan  domestik untuk belanja oleh-oleh. Antara lain: pakaian batik khas Yogyakarta, kaos Yogyakarta, baju  Surjan, blangkon, sandal, keris, blangkon, dan pernik-pernik souvenir aneka hiasan dan gantungan kunci. Dan satu lagi  makanan yang diburu wisatawan yaitu Bakpia Pathok yang terkenal yaitu bakpia Pathok 25 yang enak dan empuk rasanya. 

Malioboro berada di  jantung kota, Malioboro menjadi cukup dikenal karena cerita sejarah yang menyertainya. Keberadaan Malioboro sering pula dikaitkan dengan tiga tempat sakral di Yogya yakni Gunung Merapi, Kraton dan Pantai Selatan.

Tahukah Anda bahwa kata Malioboro berasal dari  Bahasa Sansekerta yang  bermakna "Karangan Bunga'. Kata Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal di sana pada tahun 1811 - 1816 M. Pendirian jalan malioboro bertepatan dengan pendirian Kraton Yogyakarta.

Wajah Malioboro sekarang beda dengan sebelum ada wabah Corona. Pedagang-pedagang kaki lima sebelum Corona,  berpuluh tahun jualan di depan-depan toko bahkan di jalan raya penuh sesak baik pedagang dan pembeli. Riwa-riwi saling tawar dan menjajakan mulai habis magrib Sampai malam. Semakin malam jalan Malioboro semakin ramai dan penuh sesak pembeli. 

Para wisatawan sekarang tidak menemui penjual pakaian di teras dan jalan raya Malioboro. Tadi malam 1 Maret 2022, saya mengunjungi bersama guru-guru dan siswa SMP I Kedungpring Lamongan 5 bus dalam rangka study wisata. Suasana Ramai sekali karena baru dibuka setelah Pandemi Covid-19. Wisatawan bisa mengunjungi dan belanja di   lokalisasi pembelanjaan Teras Malioboro.  Penjual sangat ramai sekali.  Harga tetap murah dan harus pandai menawar. Toko-toko sepanjang Malioboro buka semua dengan gemerlap lampu dan toko-toko penuh pembeli. Toko-toko pasang harga di baju-baju yang dijual.

Di trotoar-trotoar  depan toko banyak penjual makanan gorongen, sosis, tahu goreng, sate ayam, nasi bungkus, dan minuman kopi, teh, susu, serta jahe. Banyak anak-anak muda  cangkruan untuk ngobrol dan makan  bersama hampir 400 M sebelum rel kereta api. 

Saya dan teman-teman serta anak-anak jalan sepanjang 1 KM dari Hotel POP ke Malioboro.  karena terasa lelah dalam perjalanan pulang dari pasar Malioboro saya mampir beli kopi berdua dengan Pak Kristiono di cangkruan. Daftar menu disodorkan oleh pemilik warung. Ada kopi harga 6000 dan kopi joz harga 9000. Karena saya penasaran saya berdua minta kopi joz. Sambil makan tahu goreng isi dengan sambal dan  caos. Ketika kopi mau saya minum kok ada barang hitam yang mengambang di atas warna hitam. Spontan ketika kopi saya masukkan ke lepek, "Mas apa yang hitam di atas kopi ini yang mengambang," tanyaku. "Arang Pak untuk menyerap kafein", oh ya. Maka kusruput untuk menghilangkan kaki yang  mulai capek  dan rasa ngantuk sambil makan tahu isi. Ketika aku minum aku melihat satu anak muda membakar arang sampai menganga, lalu dipegang alat jepit dimasukkan ke dalam kopi dan bara arang bunyi "Joz" masuk dalam gelas kopi. "Mas arang yang membara langsung masuk kopi ya"? " Ya, pak supaya bisa menghisap kafien di kopi". Timbul pertanyaan dari saya, "Sampai berapa persen menyerapnya"? Tidak tahu jawabnya dengan tersenyum. Aku nikmati kopi sampai habis dengan dihibur pengamen jalanan dengan satu penyanyi yang bawa gitar dan ketipung dari kotak yang dilubangi dengan merdu menyanyikan lagu Iwan Fals.

Kopi joss dipercaya bermanfaat untuk menghilangkan penyakit seperti kembung , mulas dan obat sakit perut. Menurut ahli kesehatan, kandungan kafein pada kopi joss dipercaya rendah karena dinetralisasi oleh arang yang juga berfungsi mengikat polutan dan racun jika dibakar lebih dari 250 derajat celcius.

Setelah menikmati minum kopi jos, saya dan Pak Kristiono berjalan pulang menuju hotel POP Yogyakarta untuk istirahat dan besoknya melanjutkan ke wisata Museum Dirgantara, Candi Prambanan dan Tebing Breksi. 


Yogyakarta, 2 Maret 2022

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023