Mabit di Mina Hotel Berjuta Tenda

 Mabit di Mina Hotel Berjuta Tenda 

Oleh : Mukminin*









Jamaah haji setelah semalam Mabit di Mudzalifah dari Magrib sampai tengah malam hari, sebelum fajar terbit kembali  Mabit di Mina lagi. Tujuannya untuk persiapan ritual haji balang Jumroh Aqobah 10 Dzulhijjah. Mabit di Mina pertama kali tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut hari Tarwiyah. 

Jamaah haji dari Mudzalifah berbondong-bondong dengan  memakai baju ihrom naik bus menuju Mina yang berjarak 7KM   dari Mudzalifah. 

Sampai di Mina jamaah haji dapat jatah sarapan pagi satu tepak, air minum dan buah serta dapat gula, kopi, susu, teh, dalam 1 tepak berupa sasetan. Air panas pun sudah tersedia di kran  khusus, semua jamaah bebas mengambil untuk membuat minuman penghangat tubuh. Ada yang membuat kopi, kopi susu, teh hangat dalam hetol sejuta tenda (Mina).

Di Mina jamaah haji bergantian mandi dengan sabar. Ribuan toilet sudah disediakan tetapi tetap antri. Antrian terpanjang adalah jamaah putri sampai 15 jamaah di masing-masing depan pintu toilet. Antrian jamaah laki-laki tidak sepanjang perempuan, hanya rata-rata 8 orang. Mengapa jamaah putri paling panjang? Karena jamaah perempuan harus berhati-hati menjaga pakaian Ihrom. Melepas dan memakai kaos kaki di dalam toilet termasuk memakan waktu.

Betapa bahagianya para jamaah haji walaupun antrian panjang karena ini ujian dan tantangan. Kesabaran dalam tindakan, ucapan dan hati yang ikhlas harus tetap dijaga untuk menggapai haji mabrur.

Ketika matahari sudah naik di atas berjuta tenda Mina sekitar pukul 09.00 para KBIH mulai memimpin rombongan jamaah umrohnya untuk bergerak berjalan menuju Jamarot untuk melempar jumlah Aqobah. Satu juta jamaah haji membentuk konvoi barusan terpanjang di dunia tanpa putus dengan pakaian ihrom serba putih. Para jamaah membawa payung, semprotan air, botol air minum, kaca mata hitam untuk mengurangi panas terik mentari lebih kurang 45-50 derajat Celsius. Dengan Suara bertalibiyah menggema, bersautan dan bersambung menghiasa langit Mina dan terowongan sepanjang 4 KM dari kota Mina. 

Waktu yang Afdhol balang jumroh sesuai sunah nabi Muhammad SAW adalah setelah adzan dhuhur. Jutaan jamaah haji memasuki terowongan Mina yang berada di kaki gunung, semua bertalbiyah dan berjalan tiada putus. Ada 3 jalur jalan dalam terowongan Mina. Sebelah kanan dan kiri untuk jalur normal. Jika kaki terasa agak pegal bisa lewat jalur tengah agak lambat. Jamah bisa langsung menginjakkan kaki di atas eskalotur datar kira-kira 20 M putus dan nyambung lagi.

Dengan suasana yang hidmad, penuh kegembiraan serta persaudaraan umat Islam sedunia melempar jumroh secara bergiliran. Ketika memasuki Lempar jumroh ribuan orang antri bergiliran dengan sabar mendekat di depan lempengan tunggu yang menjulang besar dan tinggi yang berada dalam lubang seperti sumur. Badan jamaah menempel pada dinding sumur Jamarot. Jamaah yang belakang memberikan kesempatan untuk saudaranya yang sedang melempar jumroh 7 kali dengan setiap melempar dengan membaca "Bismilahi Allahuakbar" dihantamkan pada tugu Aqobah yaitu tugu ke-3 atau terakhir saja.

Setelah yang depan sudah selesai 7 kali melempar maka jamah berikutnya menyusul menggantikan untuk melempar dengan penuh hidmad.  Batu-batu dilempar ke tugu  Aqobah dan kerikil jatuh ke bawah.

Setelah selesai lempar jumroh  Aqobah, seluruh jamaah haji putar balik menuju ke tenda Mina lagi sepanjang 4 KM dengan jalur atau terowongan kepulangan. Terowongan ini berbeda dengan jalur berangkat. Terlihat antrian panjang baik berangakat maupun pulang. 

Sesampainya di tenda Mina maka para jamaah haji langsung melaksanakan "Tahalul" memotong sebagian rambut rambut baik jamaah putra maupun putri secara bergantian. Jamah putra sebagain besar memotong rambutnya dengan bersih alias "Gundul" sebagi sunah Nabi Muhammad SAW.

Usai Tahalul maka jamaah mandi berganti pakaian bisa karena telah melaksanakan balang jumroh Aqobah. Dan seluruh penjuru dunia melaksanakan shalat Idul Adha dan dilanjutkan pemotongan hewan Qurban.

Para pimpinan KBIH dengan membawa beberapa jamaah yang kuat jalan untuk diajak menyaksikan pemotongan hewan Qurban dari jamaah haji kerena  sebagai "Dam" melaksanakan "Haji Tamatuk". Dan penduduk Makah beserta para pekerja luar negeri yang tidak melaksanakan haji melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Haram. 

Usai Tahalul jamaah haji shalat duhur dan Asar jamah qhosor takhir,  lalu makan dan istirahat dalam tenda Mina untuk persiapan Jumroh besoknya 3 hari lagi, yaitu 11-13 Dzulhijjah bagi yang "Navar Sani" dan lempar jumroh 11-12 Dzulhijjah bagi yang melaksanakan "Navar Awal". Keduanya boleh dilakukan tinggal memilih sesuai dengan KBIHnya masing-masing.


Mukminin, M.Pd. 

(Guru, Penulis, Penerbit, Penggiat Literasi, Konsultan Umroh dan Haji PT. Arminareka Perdana) 


Komentar

  1. Wah , jadi ingin berangkat ke Mekah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo Bu, sambil nunggu Antrian haji mari umroh umroh 22 hari VIP bersama rombongan sy Insya Allah akhir tahun ini

      Hapus
  2. SELAMAT CAK ININ, ALHAMDULILLAH TAHUN INI KE TANAH SUCI. DOAKAN SAYA , SUPAYA BISA MENYUSUL

    BalasHapus
  3. Diskripsi cerita haji dan umroh Cak Inin memberikan gambaran riil, sehingga bisa membawa angan saya seakan akan ada di sana. Kapan ya bisa kesana.

    BalasHapus
  4. Cerita Cak Inin membangkitkan memori saya sekian tahun yang lalu. Seolah saya ikut merasakannya mengulang kembali. Selalu dan selalu ingin kembali menjadi tamu Allah.

    BalasHapus
  5. Selamat Hari Raua Idul Adha 1
    2022 143 H. ....salam Cak Inin

    BalasHapus
  6. Masya Allah.. Semoga Allah memanggi Saiya ke baitullah, Aamiin Ya Rabbal'alaamiin... trimaksh cak, cerita penggugah hati.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023