NUSANTARA BERPANTUN BONUS TEORI PANTUN
Judul Buku:
NUSANTARA BERPANTUN
Antologi 65 Pantun Nasehat
BONUS TEORI PANTUN
Penulis: Cak Inin Mukminin
Jumlah hal. xii+ 84
Penerbit Kamila Press
Harga 45 K + Onkir
Hub. 081330944498
Oleh: Cak Inin Mukminin
1. Pengertian Pantun
Pengantar Teori Pantun
Oleh: Cak Inin Mukminin
1. Pengertian Pantun
Pantun adalah warisan budaya bangsa Indonesian yang sangat luhur yang diajarkan secara turun-temurun.
Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra puisi lama yang terikat dengan aturan.
Awalnya, pantun adalah sastra lisan, yang berkembang di masyarakat tempo dulu dengan cara berbalas pantun. Mereka mengucapkan pantun langsung secara lisan tanpa berpikir panjang. Namun seiring waktu berjalan, pantun sekarang dijumpai juga dalam bentuk tertulis di buku atau e-book yang diajarkan dalam dunia pendidikan atau di sekolah-sekolah dari SD, SMP, dan SMA, bahkan dalam pergaulan kehidupan sehari-hari.
Orang yang pertama kali berhasil membukukan pantun dari sastra lisan adalah Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun tersebut diberi berjudul “Perhimpunan Pantun-Pantun Melayu”
Pantun sangat dikenal luas dalam bahasa Nusantara. Pantun dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau, dalam bahasa Jawa, pantun dikenal dengan nama parikan (pari = pantun), dalam bahasa Sunda disebut paparikan, sedangakan dalam bahasa Batak dinamakan umpasa (baca: uppasa) sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang sudah berkembang menjadi sastra tulis.
2. Peranan dan Fungsi Pantun
Ketika membicarakan pantun, pertanyaan Yanga muncul. Untuk apa sebenarnya pantun itu?
Pertama, Pantun yang dibuat sebagai alat pemelihara bahasa.
Kedua, Pantun menjaga fungsi kata dan mampu menjaga alur berfikir. Mengapa demikian, karena orang yang masih menggunakan pantun, itu artinya dia telah berusaha menjaga fungsi kata serta mampu menjaga alur berfikir. Walaupun akan memberikan nasihat, namun orang yang berpantun akan memilih perkataan sebelum mengutarakannya.
Ketiga, pantun melatih seseorang berfikir tentang makna yang akan disampaikan sebelum mengucapkan pada orang yang dituju agar tidak menyakitkan.
Keempat, Pantun melatih orang untuk berfikir asosiatif. Karena dia akan berhati-hati dalam mengambil suatu kata, karena kata yang dipilihnya akan memiliki kaitan dengan kata yang lain.
Kelima, dalam segi pergaulan, pantun memiliki fungsi yang kuat, itulah mengapa pantun tetap enak untuk dimainkan dalam berkomunikasi.
Mebuat pantun tidak mudah, ketika orang akan membuat pantun, orang tersebut harus berfikir dahulu agar apa yang disampaikan tetap dalam koridor pantun.
Keenam pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan memainkan kata- kata. Meskipun, secara umum peran sosial pantun merupakan alat penguat penyampaian pesan.
Ketujuh Peranan pantun adalah bahwa pantun mampu menjadi penjaga dan media kebudayaan untuk memperkenalkan serta memastikan nilai-nilai masyarakat tetap ada.
Filosofi pantun yang melekat sekali yaitu “pantang melantun”. Yang menjadi awal mula munculnya sebagai kedekatan nilai-nilai sosial.
Pantang melantun mengisyaratkan bahwa pantun akrab dengan nilai-nilai sosial dan bukan hanya sekedar imajinasi. Di belahan Nusantara, di Sumatera Barat tepatnya suku Minangkabau, pantun digunakan dalam berbagai acara adat.
Acara yang menggunakan pantun antara lain acara manjapuik marapulai (menjemput mempelai pria), batagak gala (upacara penobatan gelar), batagak penghulu (upacara penobatan penghulu), atau dalam pidato upacara adat lainnya.
3. Struktur Pantun
Pantun memiliki dua bagian.
Bagian pertama adalah sampiran yang terdapat pada baris ke-1 dan ke-2.
Bagian keduanya isi yang terdapat pada baris ke-3 dan baris ke-4.
✓ Sampiran seperti mempersiapkan bagian isi dengan rima dan irama yang sama.
Sampiran bisa jadi tak ada hubungannya dengan isi. Namun sampiran memberikan gambaran seperti apa nantinya bunyi isi pantun. Kalimat dalam sampiran biasanya dibuat unik agar pendengar tertarik.
✓ Isi pantun adalah inti dari pikiran pembuat pantun. Apa yang ingin disampaikan pembuat pantun dituangkan disitu. Tapi jangan sampai rimanya tak sama dengan sampiran agar enak didengar.
Dan penting untuk diingat bahwa pantun sajaknya a,b,a, b. Anak-anak sangat mudah menghafal dengan sebutan ABAB.
Untuk lebih jelasnya mari kita ikuti pendapat beberapa pakar syarat dan ketentuannya:
4. Ciri-ciri atau Syarat-syarat Pantun Menurut Para Ahli:
1). Surana (2010:31)
Surana menyatakan pantun sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik, yang berima silang (a-b-a-b). Larik pertama dan kedua dikategorikan dengan sampiran atau bagian objektif.
Umumnya sampiran berupa sebuah lukisan alam atau hal apa saja sekiranya dapat diambil sebagai suatu kiasan
2). Alisyahbana (2004:1)
Pantun adalah puisi lama yang begitu dikenal oleh orang jaman dahulu Pantun sangat dikenal pada masyarakat lama.
Pantun mempunyai ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari empat baris.
Setiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata. Dimana baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran
Sementara baris ketiga dan keempat disebut dengan isi.
3). Sunarti (2005:11)
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama, memiliki keindahan tersendiri dari segi bahasa, yang salah satu ciri keindahan bahasa dalam pantun ditandai oleh rima a-b-a-b.
3). Kamus besar Bahasa Indonesia (2008:1016)
Pantun ialah suatu bentuk puisi Indonesia “melayu”, tiap bait “kuplet” terdiri dari sebuah empat baris yang bersajak “a-b-a-b”, pada tiap larik biasanya terdiri atas sebuah empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk suatu tumpuan “sampiran” saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat ialah isi; pribahasa sindiran.
4). Menurut Zaidan Hendy (1990), pantun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) tiap bait terdiri atas empat baris kalimat,
2) tiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata,
3) baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut isi, sampiran melukiskan alam dan kehidupan sedangkan isi pantun berkenaan dengan maksud pemantun,
4) bersajak silang atau a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat,
5) pantun digunakan untuk pergaulan. Maka pantun selalu berisikan curahan perasaan, buah pikiran, kehendak, kenangan dan sebagainya,
6) tiap bait pantun selalu dapat berdiri sendiri, kecuali pada pantun berkait,
7) pantun yang baik, bermutu ada hubungannya antara sampiran dan isi.
Contoh:
Air dalam bertambah dalam,
hujan di hulu belum lagi teduh.
Hati dendam bertambah dendam,
dendam dahulu belum lagi sembuh.
Hubungan antara sampiran dan isi yang tampak pada pantun di atas ialah sama-sama melukiskan keadaan yang makin menghebat.
Pantun yang kurang bermutu, menurut Zaidan, yang diciptakan oleh kebanyakan, umumnya tidak ada hubungan antara sampiran dan isi.
Contoh:
Buah pinang buah belimbing,
ketiga dengan buah mangga.
Sungguh senang beristri sumbing,
biar marah tertawa juga.
Sebait pantun di atas tidak menunjukkan adanya hubungan antara sampiran dan isi, kecuali adanya persamaan bunyi.
5). Menurut Zulfahnur dkk. (1996), sebait pantun terikat oleh beberapa syarat:
1) bilangan baris tiap bait adalah empat, bersajak AB-AB,
2) banyak suku katanya tiap baris 8-12, umumnya 10 suku kata,
3) pantun umumnya mempunyai sajak akhir, tetapi ada juga yang bersajak awal atau bersajak tengah.
6). Menurut Sumiati Budiman (1987), ada beberapa syarat yang mengikat pantun, yaitu: 1) setiap bait terdiri atas empat bait, 2) setiap baris terdiri atas 4 patah kata, atau 8 – 12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi,
4) berima a b a b, 5) antara sampiran dan isi terdapat hubungan yang erat
5. Jenis pantun
Jenis-jenis Pantun dan Contohnya:
1). Pantun Kiasan
pantun kiasan
Pantun ini biasanya isi pantun berbentuk kiasan, artinya tidak langsung terlihat namun tersirat.
Contoh:
Berjalan dalam keadaan gelap
Dapatkan ular warna hitam
Berkenalan tanpa kita menatap
Bagai meraba dalam kelam
2). Pantun cinta
pantun cinta
Pantun ini berisi pesan-pesan tentang cinta, keromantisan, perasaan rindu antara dua insan yang sedang dimabuk asmara.
Pantun ini bisa juga digunakan untuk merayu.
contoh:
Walaupun air laut dikayuh
Tapi mengapa terasa rata
Walaupun kamu sangat jauh
Tetapi mengapa aku cinta
3). Pantun Nasihat
Pantun nasihat biasanya berisi pesan moral atau bermakna untuk mendidik. Pesan-pesan dalam pantun ini juga menebar kebaikan.
Contoh:
Jalan-jalan ke kota Bandung
Jangan lupa mengisi saku
Walau kalau kamu sedang bingung
Jangan lupa membaca buku
4). Pantun jenaka
pantun jenaka
Pantun jenaka biasanya digunakan untuk menghibur. Kadang pantun ini juga digunakan untuk saling menyindir namun dalam suasana hangat dan akrab.
Contoh:
Ada kera mirip buaya
Keduanya naik pedati
Dikira mirip luna maya
Ternyata yang dilirik Mpok Ati
5). Pantun Teka-teki
pantun teka teki
Pantun yang satu ini bisa menghangatkan suasana karena mengajak pendengarnya untuk berpikir.
Contoh:
Kalau tuan sekuat halilintar
Pakai baju begitu gaya
Kalau tuan memang pintar
Hewan apa yang sangat kaya
6). Pantun agama
pantun agama
Pantun ini mengingatkan pada tuntunan agama. Hubungan manusia dengan sang pencipta dan nilai-nilai religi yang kuat.
Contoh:
Ketika peniti akan patah
Jangan gantikan dengan busa
Ketika hati sedang melemah
Jangan lupakan Yang Maha Esa
7). Pantun Peribahasa
Pantun ini tentu saja penuh dengan peribahasa.
Siapa yang tak mengenal pantun peribahasa yang satu ini.
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
6. Klasifikasi dan Ciri-ciri Pantun
Klasifikasi pantun
a. Berdasarkan usia
Pantun anak-anak
Pantun orang muda
Pantun orang tua
b. Berdasarkan isi
Pantun Jenaka
Pantun nasehat
Pantun teka-teki
Pantun kiasan
1. Contoh Pantun Anak-anak.
a. Pantun sukacita
Pantun ini akan menggambarkan perasaan suka dari anak-anak.
Burung kenari burung perkutut
Terbang riang kesana kemari
Hatiku takkan cemberut
Ayahku pulang hati berseri
b. Pantun dukacita
Pantun ini menunjukkan rasa sedih atas apa yang terjadi.
Untuk apa membeli kera
Lebih baik beli parkit
Sedih hati tak terkira
Melihat nenek terbaring sakit
2. Contoh Pantun jenaka.
Pantun ini bisa digunakan untuk mengakrabkan suasana.
Pohon manggis di tepi rawa
Di sana tokek memakai topi
Nenek meringis sambil tertawa
Gigi kakek jatuh ke kopi
3, Contoh Pantun anak muda.
Pantun penuh asmara atau rayuan menjadi ciri khas pantun anak muda.
Adu gundu di depan tamu
Belah kayu randu kebasahan
Aku sangat rindu kepadamu
Apakah kamu juga merasakan
Dari mana datangnya unta
Dari gurun Arab Saudi
Dari mana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Beribu bintang di langit
Hanya satu yang bercahaya
Beribu wanita cantik
Hanya kamu yang aku cinta
7. Pantun Agama.
8. Pantun kepahlawanan.
9. Pantun suka cita.
10. Pantun Dika cita
b. Jenis pantun berdasarkan usia
Berdasarkan usia pantun dapat dibedakan menjadi:
1. Pantun anak-anak.
2. Pantun anak remaja atau pantun anak muda.
3. Pantun dewasa atau pantun orang tua.
b. Cara membuat pantun yang paling mudah adalah membuat isi dulu, baru sampiran. Contoh :
Pantun ke-11.
..........................................
..........................................
Kalau ikhlas umroh dan haji
Semua biaya Allah gantikan
Contoh pantun ke-43.
...............................
................................
Allah tidak merubah nasib kaum
Kalau kaum itu tidak merubahnya
Baru kita carikan sampiran yg cocok sesuai ketentuan
Maka jadinya begini
Contoh:
Pantun ke-11
Jika anak malas mengaji
Jangan lupa kita antarkan
Kalau ikhlas umroh dan haji
Semua biaya Allah gantikan
Concoh pantun ke-43
Tangan berdarah beli yodium
Yudium tumpah di tangannya
Allah tidak mengubah nasib kaum
Kalau kaum itu tidak mengubahnya
( dalam buku 55 Pantun Nasihat, Mukminin 2020).
# Tulisan diambil dari berbagai sumber di Internet dan buku NUSANTARA PERPANTUN Karya Cak Inin Mukminin
Luar biasa Cak Inin dalam menyampaikan pantun. Daging semua. Makasih ilmunya semoga berkah
BalasHapusSama2 bu semangat
HapusMasya Allah. Keren Pak Inin. Komplit habis. Mantap. Mksh ilmunya bapak
BalasHapusTerima kasih smgt
HapusKereeeen psk
BalasHapusMatur nuwun
HapusWah.. Ternyata byk tambahan ilmu yg bs dipelajaritentang pantun. Terima kasih
BalasHapusMksih bu
HapusMantul pak mukminin
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi ilmu ttg pantun
Matur nuwun
HapusAlhamdulillah... terima kasih ilmunya
BalasHapusSama-sama bu slg belajar
HapusLuar biasa cak,semoga menular semangat Literasi.nya ke semua orang yang membacanya Aamiin terus maju cak
BalasHapusMatur nuwun smgt
BalasHapus