HAJI KOBOI Catatan Perjalanan Haji Backpacker

 HAJI KOBOI

Catatan Perjalanan Haji Backpacker



Peresensi : *  Mukminin


Penulis.  : Rita Audriyanti

Editor      : Anjelita Novertina 

Penata Isi: Dienscreative

Diterbitkan: Peneebit Gramedia Widiasarana Indonesia


Baru melihat Cover warna coklat muda bayground siluet Masjidil Haram dan gambar utama topi koboi dengan tulisan HAJI KOBOI Catatan Perjalanan Haji Backpacker dengan penulis Rita Audriyanti hatiku sangat tertarik untuk segera membaca kisahnya. Covernya buku ini sangat bagus sekali. Siluet Masjid Haram yang dipenuhi jamaah menggambarkan kegiatan haji. Topi koboi melambangkan keberanian atau kenekatan pelaku untuk melaksanakan ibadah haji mandiri sebagai mukimin di Arab Saudi atau Makah.Tanpa melalui biro.

Di sinopsis Buku disampaikan bahwa bagi semua mukimin yang tingga di Arab Saudi, baik Indonesia maupun mukimin asing lainnya banyak cara yang bisa ditempuh untuk melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Salah satu cara yang paling populer dan sudah menjadi tradisi adalah pergi haji  secara mandiri tanpa ikut bergabung  dengan grup haji. Cara pergi haji seperti ini dikenal dengan sebutan "Haji Koboi".

Dengan cara  Ngoboi para mukimin bisa naik haji tiap tahun. Perginya pun tidak perlu lama, paling lama hanya lima hari. Itu pun masih bisa tiap hari pulang ke rumah dulu, terutama bagi mukimin yang tinggalnya tidak jauh dari Kota Suci Makah. Biayanya? Super murah. 

Kisah kehidupan kaum mukimin, mulai dari kebiasaan, tata cara, perilaku, informasi, tips dan trik pergi haji dengan cara ngoboi, maupun gambaran suasana Tanah Suci pada musim haji dibahas lengkap dalam buku Haji Koboi. Catatan Perjalanan Haji Backpacker ini. 

Buku ini ditulis oleh seorang wanita hebat yang bernama Rita Audriyanti ketika menjadi mukimin atau bermukim di Saudi Arabia selama 13 tahun. Beliau pernah menjadi seorang pendidik, yaitu dosen Universitas Negeri Jakarta. Beliau seorang ibu yang mendampingi suaminya bekerja di ISLAMIC DEVELOPMENT BANK yang berkantor pusat di Jedah, KSA dari tahun 1998-2011. Seorang aktivis di Forum Masyarakat Indonesia (FORMIDA) di Jedah dan PCI Muslimat NU Arab Saudi.

Ibadah haji dan umroh adalah hukumnya wajib dilakukan kaum muslimin atau orang sekali seumur hidup yang mampu melaksanakannya. Mampu dalam tanda petik. 

Fenomena "Haji Koboi" sangat akrab dengan masyarakat Indonesia  yang berada di tanah suci . Bagi para mukimin berhaji berkali-kali merupakan karunia Allah yang luar biasa yang harus disyukuri. Kesempatan yang sangat langka ini harus dimanfaatkan. 

Bayangkan saja, jamaah haji dari berbagai belahan dunia, secara ikhlas mengorbankan harta benda yang tidak sedikit untuk kesini. Sedangkan para mukimin tidak perlu menyeberangi lautan yang berjam-jam untuk mencapai tempat ibadah haji. Dengan  berbekal niat, fisik dan mental yang kuat, serta beberapa Saudi Real saja mereka dapat melaksanakan rukun Islam kelima (kata pengantar hal.v). 

Sifatnya haji mandiri yang "Haji Koboi" yang pelaksanaannya tidak kaku sesuai aturan biro perjalanan haji yang datang dari Indonesia dan negara lain. 

Saya sangat setuju sekali dalam kata pengantar selanjutnya bahwa Ir. Ahmad Fuad Abdul Wahab (Ketua FORMIDA) di Jedah mengatakan bahwa, dengan membaca buku ini, kita akan mendapatkan pengetahun baru mengenai kisah-kisah seputar haji yang dikupas  dari sudut pandang yang berbeda, sebagai seorang mukimin yang aktif di FORMIDA, PCI Muslimat NU Arab Saudi, Naluri pendidik yang pernah menjadi dosen si UNJ.

Dengan pengalaman yanag dialami secara langsung oleh Ibu Rita, pemaparan mengenai ritual haji khusus bagi para mukimin secara ringan, humoris, dan penuh makna. Pembaca juga mengenal lebih dekat realitas sisi! kehidupan, para mukimin khususnya dalam menyambut bukan Zulhijjah. Ibarat kata,  sekali dayung dua tiga kota terlampaui. Kesempatan untuk mengubah peluang menjadi uang. Dan beberapa tip bagaimana melakukan ritual ibadah haji agar sesuai dengan ketentuan syariat agama Islam dan nyaman bagi kita untuk lebih mempersiapkan diri lebih dini sebelum menghadapi medan yang sebenarnya (hal.v-vii). 

Buku" Haji Koboi" terdiri dari 35 judul. Haji Koboi ada pada  judul ke-5 halaman 18-56. Ini  Nasakahnya paling panjang dari judul lainnya. Karena ini inti dari buku ini. Adupan judul yang lain: 1. Paket Haji; 2. Mendadak Niat; 3.Romli; 4. Cek Poin; 5. Haji Koboi.6. "Al Mashaer Al Muqaddassah Metro; 7. Syajaroh Sukarno di Oadang Arafah;  8. Jabal Rahmah Bukit Grafiti; 9. Mina Kota Seribu Tenda; 10. Semut Jangan Dibunuh; 11. Tukang Cukur Lesehan; 12. Melawan Setan dengan Sendal; 15. Air Zamzam Seribu Manfaat; 17. Toilet Umum; 20. Calo Hajar Aswad; 25. Kamar Barokah; 26. Kerja Tiga Bulan Untung Setahun; 29. Hanya unta yang Tidak Batuk; 34. Jamaah Haji Is The Best.

Isi kisah perjalanan "Haji Koboi" halaman 18-55. Kisah ini isinya paling panjang dari judul yang lain. Diawali Pada paragraf pertama disampaikan penulis setelah mengikuti dua kali paket resmi, dua kali paket semi resmi, dan dua kali "ngiboi' penulis berbagi pengalaman bagaimana cerita pergi haji ala ngoboi itu. Haji ngoboi pertama  dilakukan pada tahun 2005 tepat musim dingjn.  H-2 pelaksanaan haji penulis sepakat dengan suami untuk melaksanakan haji koboi, setelah mendengar fari senior pengajian Jumat malam, bahwa para mukimin di Jedah merasa seperti mendapat jaminan. 

"Pokonya kalau ngoboi itu enak, Bu. Enggak repot dan khusuk. Enggak sempat ngerumpi. Beda kalau ikut grup. Kita harus melayani orang sana sini. Tunggu ini itu. Saya tiap tahun ngoboi saja sama istri," Kegiatan hari  wukuf  di depan Arafah. Penulis berangakat. Shalat sunat, lalu membaca niat haji dan miqot dari. rumah. Suami memakai kain ihrom putih. Kaca mata hitam, tas pinggang, sandal jepit, penulis memakai abaya hitam, tas pinggang, Kaos kaki, sepatu kets, kerudung sampai pinggang, dan kaca mata hitam.

Selanjutnya berdua nekat naik taksi ada sopir Arab yang menawarinya katena tidak ada lagi kendaraan bus yang menuju Arafah. Dengan banyak berdoa lewat jalur utama sampai pos cek poin ada petugas tentara lengkap dengan senjatanya melarang masuk Arofah karena tidak punya "Tasreh" (Jemaah haji harus mendapat surat izin terlebih dahulu dari otoritas setempat). Akhirnya sopir tua itu menggerutu dan kembali lagi memutar lewat jalur Makah lama yang lebih jauh dan kakek sopir taksi berhasil masuk Mina ( hal.20-23).

Di Mina penulis degan suami alhamdulillah naik kendaraan keluarga dibantu polisi untuk menghentikan kendaraan kekuarga tersebut dan berhasil sampai Arafah untuk ikut Wukuf di Arafah dengan mengikuti kutbah Arafah di luar tenda resmi jamaah umroh bersama orang India dan keluarga yaitu kendaraanya yang ditumpangi tadi.

Setelah wukuf Arofah waktu magrib tenda-tenda di bawah pohon Soekarno dibongkar dengan sampah yang berserakan. Diceritakan tentang makan. Jamaah haji resmi dapat jatah makan dari Kerajaan Arab Saudi, sedangkan jamah haji koboi ya membawa bekal sendiri dari rumah. Berkat kebaikan jamaah India yang tiap tahun  Haji  Koboi bersama keluarga penulis dan suami diajak makan bersama. Setelah itu jamaah haji mabit di Mudzalifah dengan shalat magrib dan Isyak dijamah takhir. 

Diceritakan bahwa menuju mina habis magrib kendaraan ramai dan naik mobil tua berjubel ditetel penuh dengan orang-orang negro dengan bau menyengat dan tidak boleh sambat. Karena itu ujian haji. Akhirnya mobil mogok sebelum sampai Mudzalifah, maka menutuskan jalan kaki dengan para penumpang yang masih berjarak beberapa KM (hal. 28-30).

Di Musdzalifah usai shalat jamak tahir magrib dengan isyak, lalu mencari kerikil untuk balang jumroh sebanyak 49 buah karena niat Nafar Awal sampai 12 Zulhijjah. Setelah itu suami kepayahan dengan tidur lelap di atas padang pasir beralaskan sajadah dan pakain ikhrom dengan atap langi penih bintang. Usai subuh bergegas menuju balang Jumroh di terowongan Mina tanggal 10 Zulhijjah. Yaitu balang tugu Agobah sebanyak 7 kali lemparan batu dengan membaca "Allahuakbar". Dilanjutkan  tahalul dan menuju Masjidil Haram untuk tawaf dan sai. tawaf ifadhoh dan Sai haji (hal. 32-44). Setelah itu bisa ganti  pakaian bisa tidak memakai ikhrom. Penulis dan suami sempat shalat jumah di masjidil Haram. Setelah itu pulang ke rumah. Malam harinya habis magrib kembali ke Mina untuk Mabit tanggal 11 dan 12 Zulhijah dengan anak-anak. Dua hari bermalam dan melempar jumroh tiga tugu, Ula, Wustho, dan Aqobah dengan berjalan kaki. Maka pada tanggal 12 Zulhijah sebelum magrib pulang karena sudah selesai melaksanakan ritual haji dengan cara koboi. Tinggal melaksanakan tawaf Wadak atau tawaf perpisahan.

Dalam penutup  cerita haji koboi ada pesan yang sungguh sangat baik yaitu: 

Predikat "Haji" dan "Hajjah" tidak perlu disandang di depan nama. Namun, konsekuensinya dilekatkan dengan ketat dan tidak boleh lepas oleh musim, cuaca, dan kondisi apapun. Itulah kemabruran! Dengan jujur kita bersaksi di  alam raya ini bahwa jutaan muslim telah memenuhi syariat yabg dicontohkan Nabi Ibrahim AS. Bumi beserta isinya, seharusnya, menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya kerena dipenuhi oleh manusia yang diterima amal Shalehnya yang berkelanjutan. Seharusnya begitu.....( hal. 55).

Buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca kaum muslimin yang belum melaksanisah ibadah haji atau sudah. Dam sangat perlu sekali dibaca bagi para mukimin yang tinggal di Makah yang ingin melakukan haji mandiri atau Haji Koboi. Sebab kisah ini sangat detail sekali dan perjuangan lahir batin yang luar biasa. 


Kekurangan buku ini kertas buku terlaku hitam seperti kertas buram kehitaman. Sehingga warna gambar juga kurang menarik atau kurang cerah dan tulisan hitam jadi agak gelap. Saya menyarakan memakai kertas coklat halus (bookpaper) kertas impor bermutu karena eman tulisan berupa kisah asli yang bermutu. Kedua tulisan pada cover belakang juga kurang jelas yang di bawah keterangan beberapa judul, karena ditulis huruf kelabu. Sebaiknya warma hitam lebih jelas. Ketiga pada halaman ketiga yang berisi keterangan judul buku dan penulis serta peberbit kurang keterangan cetekan keberapa dan dicetak bulan apa karena di situ hanya tertulis Jakarta 2013. Keempat mungkin kelupaan ada satu kalimat yang susunan kata-kata gandeng atau sambung tanpa spasi antara kata dengan kata. Yaitu paragraf kedua dari bawah (hal.36) ... Burung-burungmetpatiasyikbeterbaganrendah,kenyang.... 

Biodata penulis:


* Mukminin


(Guru Penulis, Pegiat Literasi, Owner Kamila Press, Konsultan Umroh VIP dan Haji Puls Arminareka Perdana KCP Lamonga). Penulis 36 Buku: 6 buku solo;  55 Pantun Nasehat; Jurus Jitu Menjadi Penulis Andal Bersama Pakar; Laron; Nusantara Berpantun; Dari Pengantar Jadi Buku, dan 30 buku antologi).

Komentar

  1. Resensi yang bermanfaat untuk menyelami isi buku. Saya telah membaca buku ini, kebetulan.

    BalasHapus
  2. Resensi yang menfalam ditulis oleh seorang yang sudah ke negeri Makkah Mafinah membuay tulusan ini semakin hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Cak Har smg kita dimudahkan ke Baitullah bersama keluarga

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih. Sdh saya japri di wa ibu. Sy beri no. Hp penulis

      Hapus
  4. Resensi luar biasa menambah pengetahuan tentang Haji mandiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu. Smg dimudahkan untuk haji

      Hapus
  5. Pingin pergi dengan cara itu InsyaAllah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023