KATA PENGANTAR BUKU DOA DAN PENJUANGAN IBU

KATA PENGANTAR BUKU DOA DAN PENJUANGAN IBU



* Mukminin


Gerakan Literasi Nasional atau GLN adalah induk gerakan literasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Cikal gerakan ini adalah Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (Wikipedia).


Gerakan Literasi Nasional merupakan upaya untuk memperkuat sinergi antarunit utama pelaku gerakan literasi dengan menghimpun semua potensi dan memperluas keterlibatan publik dalam menumbuhkembangkan dan membudayakan literasi di Indonesia. Gerakan ini akan dilaksanakan secara menyeluruh dan serentak, mulai dari ranah keluarga sampai ke sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Meningkatkan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi, tidak parsial, sendiri-sendiri, atau ditentukan oleh kelompok tertentu. Gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pemangku kepentingan termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat literasi, orang tua, dan masyarakat. Oleh karena itu, pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan dampak positif dari gerakan peningkatan daya saing bangsa (https://gln.kemdikbud.go.id). 


Gerakan Literasi di Kabupaten Sumenep Madura sungguh luar biasa dan sangat menggembirakan. Mengapa? Ini dibuktikan dengan terbitnya buku " DOA DAN PERJUANGAN IBU" adalah buku  antologi hasil "Nubar atau nulis bareng" yang spektakuler yang diikuti oleh 70 penulis dan dimotori seorang Sri Kandi yang luar bisa. Sri Kandi yang tidak hanya menggerakkan dengan ucapan saja, tapi menggerakkan dengan perbuatan nyata sebuah karya. Dalam mengerakkan budaya literasi di Bumi Sumenep Madura dengan  menuliskan tinta emas dalam karya buku untuk mengenang sosok Ibu. 


Siapa Sri Kandi itu? Sri Kandi itu adalah

Ibu Dewi Kholifah yang disapa Nyai Eva sebagi Wakil Bupati Sumenep sekaligus sebagi tokoh panutan masyarakat, sebagai orang tua Kabupaten Sumenep, sebagi "Panutan" di daerahnya, telah  memberikan keteladanan   dalam menggerakkan dunia Literasi  di Bumi Sumenep Madura. Hal ini sesuai dengan ajaran   tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara juga menciptakan trilogi pendidikan. 


Trilogi tersebut adalah  Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Ngarso Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.


Ing Ngarso Sung Tulodo artinya yang di depan memberi teladan. Dalam hal ini, peranan guru (pemimpin secara luas) sangat besar dalam memberi teladan kepada umatnya. 


Ing Ngarso Mangun Karso artinya ditengah pemimpin membangun keinginan. Dalam hal ini, pemberian motivasi dan memposiskan dirinya sebagai seorang guru (pimpinan atau panutan) yang dapat menjadi teman berangkat untuk berkembang menuju cita-citanya.


Tut Wuri Handayani yang artinya dari belakang pemimpin dapat memberi dorongan. Hal ini berarti pemimpin  harus selalu mendorong masyarakat mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan yang dikehendaki.


Saya mengucapkan selamat kepada Ibu Hj. Dewi Kholifah Wakil Bupati Sumenep Madura  dan para penulis (guru) yang telah berhasil menerbitkan buku "Doa dan Perjuangan Ibu" semoga buku ini menjadi teladan dan Pioneer yang menggerakkan Gerakan Literasi Nasional dan kabupaten seluruh Indonesia untuk menyukseskan Indonesia menjadi negara yang lebih maju dalam berliterasi.  Salam []. 


Lamongan, 17 Februari 2023


* Mukminin, S.Pd., M.Pd. 


(Guru Penulis, Pegiat Literasi, Direktur Kamila Press, Konsultan Umroh VIP dan Haji Puls Arminareka Perdana KCP Lamongan).

HP/ WA: 081330944498

FB : Cak Inin Mukminin Arminareka Perdana 

Email: gusmukminin@gmail.com

Website:https://kamilapress.com/

Komentar

  1. Mantap, semoga semangat literasi makin menyebar, apalagi pejabat sudah memberikan teladan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali bu Mein seorang pejabat harus memberi dan menjadi contoh

      Hapus
  2. Luar biasa..keren ustadz..terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 sukssus selalu gerakan Litersi Madura yg dikomandani Ustadz Ali Harsojo

      Hapus
  3. Keren Pak! Inspiratif! Moga daerah lain banyak yang mengikuti jejak Srikandi dr bg Sumenep. Aamin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023