Shalat dan Khutbah Idulfitri 1444H

Shalat Idulfitri 1444H di Lapangan Kedungpring, Lamongan



Hari raya tahun ini 2023 ada perbedaan. PP Muhammadiyah sesuai dengan hisab atau ilmu falak jauh-jauh hari menetapkan hari raya Idulfitri 1444 H jatuh pada hari Jumat 21 April 2023. Sedangkan pemerintah dan ormas Islam yang lain sesuai dengan rukyah dan sidang isbat  menetapkan hari raya Idulfitri 1444 H jatuh hari Sabtu 22 April 2023. Hal ini biasa, dan sering terjadi, dan bangsa Indonesia sudah dewasa menghadapi persoalan seperti ini. Mati kita jadikan perbedaan sebagai rahmah dan saling menghargai fan menghormati.


Saya dan keluarga pada pagi tadi Kamis 21 April 2023 mengikuti shalat Idulfitri bersama kekuarga besar Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kedungpring yang setiap tahun dipusatkan di Lapangan Kedungpring, Lamongan. Dari rumah saya jaraknya 2,3 KM. Saya dan istri naik si putih Rush mobil syair Baitullah Arminareka, sedangkan dua anak putri  saya pakai motor. 


Mobil sampai lapangan Kedungping pukul 05.50, jamaah shalat Id sudah siap. Panitia mengumumkan bahwa shalat Idulfitri dilaksanakan  pukul 06.00, bagi jamaah yang masih belum masuk lapangan dimohon dipercepat langkahnya.  Tepat pukul 06.03 Shalat Idulfitri dimulai dengan imam dan khotib sekaligus Ustadz Mudzakir, M.Pd. mantan ketua PCM Kedungpring dan sekarang jabatannya sebagai kepala SMPN 2 Pucuk Lamongan.


Shalat berjalan khusuk, udara segar dan tiada keramaian. Rekaat pertama takbir 7 kali, rekaat kedua takbir 5 kali,   dengan suara imam yang merdu. Usai salam khutbah dilanjutkan dengan khutbah sebagai berikut.  


Khutbah dibuka dengan salam dilanjutkan takbir: 


Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. 


Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah, Hari ini kita berada dalam hari besar, hari perayaan, hari di mana kita kembali berbuka puasa, yaitu hari Idul Fithri. Suatu nikmat yang besar, kita dapat menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Kali ini kita berada pada awal Syawal 1444 H. 


Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah, sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa tujuan kita berpuasa adalah membentuk pribadi yang bertakwa, sebagaimana termaktub dalam ujung ayat QS. Al-Baqarah; 183 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ  

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,


Khotib melanjutkan dengan pertanyaan.


Wahai jama’ah sekalian, sudahkah puasa kita, ibadah kita sebulan yang lalu membentuk pribadi kita menjadi pribadi yang bertakwa ? 


Dan untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu tahu ; “ Apa itu takwa?”

Menurut Abu Hurairah RA, ketika beliau ditanya tentang takwa, beliau menjelaskan; “Apakah engkau pernah berjalan di atas jalan berduri? Orang yang bertanya menjawab, “Ya, pernah”. AbuHurairah berkata, “Apa yang engkau perbuat?” Orang yang bertanya menjawab, “Jika aku melihatduri, aku akan menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya.”  Abu Hurairah RA berkata, “Itulah takwa” (Ibnu Rajab, jami’ul Ulum wal Hikam) .Yang dimaksudkan dengan duri dalam hadits ini adalah segala bentuk kemaksiatan dan dosa-dosa,jadi seorang yang bertakwa ketika di hadapkan kepada perbuatan kemaksiatan dan dosa-dosa, dia akan menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya serta tidak menghiraukannya. 


Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah. 


Kotib kembali bertanya. 


Sudahkah puasa kita, ibadah kita sebulan yang lalu membentuk pribadi kita menjadi pribadi yang semacam ini ? Pribadi yang menghindar atau mundur ketika dihadapkan kepada perbuatan kemaksiatan dan dosa-dosa? 

Kalau jawabannya sudah, maka kita patut bersyukur alhamdulillah, tetapi bila jawabannya belum, maka kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan tanpa ada perbaikan, kita harus memperbaiki diri kita di sisa-sisa waktu sebelum ajal yang  kita tidak tahu kapan datangnya. 


Bukankah di dalam surat Al-‘Ashr Allah telah mengingatkan kita, bahwa Dia telah memberikan modal yang besar berupa waktu, agar kita mempergunakannya dengan Iman, amal Shalih,Tawasaubilhak dan Tawasaubissabri, agar kita terhindar dari kerugian dunia dan akhirat ?



Kotib melanjutkan khutbah dan  mengingatkan tentang usia jamaah: 


Wahai Bapak/Ibu Jama’ah Usia 70-an Tahun! 


Sesungguhnya kalian telah melampaui umur ummat Muhammad SAW. Rasulullah bersabda;

Umur Umatku antara 60 sampai 70 tahun dan sedikit sekali yang mendapatkan bonus lebih dari itu. Maka syukurilah bonus itu untuk  banyak bersyukur dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan sedekat-dekatnya. 


Wahai Bapak/Ibu Jama’ah Usia 60-an Tahun.


Sesungguhnya tiga manusia terbaik ummat ini, kembali menghadap Allah di usia kalian. Muhammad Rasulullah, Abu Bakar ash-Shiddik dan Umar bin Khaththab. Boleh jadi kalian pun

akan menghadap Allah di usia ini, berbekallah sebagaimana mereka berbekal, yaitu; dengan keimanan dan ketaqwaan. 


Wahai Bapak/Ibu Jama’ah Usia 50-an Tahun.


Sadarilah, Sesungguhnya masih ada sisa-sisa muda kenikmatan Allah yang ada pada kalian, meskipun sudah banyak yang berkurang;

penglihatan,

Pendengaran, indra perasa. Dan sadarilah bahwa suatu saat kenikmatan itu akan hilang tidak bersisa, maka gunakanlah sisa-sisa muda ini

untuk bertaqwa. Dan sadarilah bahwa itu semua akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati akan diminta pertanggungan jawabnya. 


Wahai saudara-saudaraku Usia 40-an Tahun dan Usia 30-an Tahun.


Sesungguhnya kita berada pada masa yang sangat produktif, masa muda masa yang penuh dengan kekuatan. Ingatlah pesan Rasulullah;

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih Allah cintai daripada mukmin yang lemah. 

Kuat imannya, Kuat ilmunya, Kuat ibadahnya, Kuat shalatnya, Kuat puasanya dan semua kebaikannya. Mari bersama kita manfaatkan kekuatan ini untuk semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. 


Wahai Anak-anakku Usia 20-an Tahun.


Janganlah kalian terperdaya oleh kesenangan dunia dan perhiasannya, HP, komputer, internet, otomotif, dunia maya teknologi informasi dan komunikasi. Semua itu memang bermanfaat bila digunakan untuk kebaikan, tetapi juga dapat merusak kebahagiaan dunia akhi rat bila digunakan pada hal keburukan. Dan sesungguhnya akan kalian dapatkan apa-apa yang kalian kerjakan nanti hari kiamat. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.


Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. 


Wahai anak-anakku Usia 15-an Tahun.


Sesungguhnya telah datang pada kalian masa akil balig, di mana telah ada pada sisi kanan dan kiri kalian 2 malaikat yang selalu mengawasi apa yang kalian kerjakan. 


Allah berkalam; 

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan, jikalau baik pasti dicatat oleh Raqib, dan kalaupun buruk pasti dicatat oleh ‘Atid.

Dan catatan itu akan dibagikan kepada kalian nanti di padang mahsyar, dan kalian pun akan dibalas sesuai dengan catatan itu, jikalau baik, baik pula balasannya dan jikalau buruk, buruk pula balasannya.


Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah,


Pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah kita mempersiapkan diri kita untuk kepulangan kita ke haribaan sang pencipta kelak, yang waktunyapun kita tidak ketahui, kapan, di mana, dalam keadaan bagaimana kita akan berpulang? Apa yang sudah kita persiapkan? bekal apa yang sudah kita miliki?


Dalam sebuah penggalan cerita, seorang guru bertanya kepada para anak didiknya, jika hari ini di sekolah ada rapat dewan guru dan kalian bisa pulang lebih awal kalian merasa senang tidak? Tanya si guru,!¹¹ semua anak kompak menjawab dengan wajah riang “Senang pak”. Si anak kompak menjawab senang karena dia tau akan pulang lebih cepat.

Lanjut pertanyaan berikutnya dari sang guru, di kelas ini ada yang mau mudik? Ada sebagian anak mengacungkan tangan pertanda mereka akan mudik. Kamu senang bisa mudik tahun ini? Tanya sang guru, “Senang Pak” jawab di anak. “Mudik itu kan pulang kampung Pak, bisa bertemu kakek, nenek, keluarga dan saudara lain”. 


Pertanyaan terakhir dari sang guru, kalau kalian sekarang pulang menghadap Allah Swt senang gak? Semuanya terdiam, saling menatap satu sama lain, dan terdengar celetukan salah satu anak. Belum siap Pak, belum punya bekal. 


Hadirin sekalian, tiga pertanyaan tadi adalah membahas tentang “pulang”. Pertanyaan pertama dan kedua responnya senang, gembira, tapi respon untuk pertanyaan ketiga berbeda. Maka dari itu marilah diantara kita untuk bisa saling mengingatkan untuk persiapan kepulangan kita nanti, menyiapkan bekal sebaik-baiknya agar kita tenang, tenteram, damai.


Allah berfirman di dalam QS. Al-Baqoroh ayat 197:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ 

وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ .


Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (Qs: Al-Baqarah :197)

Dalam Al-Qur’an, Allah selalu mengajak manusia untuk bertakwa kepadanya serta menjadikan taqwa sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan ini, 



Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.


Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (Qs: Ali Imran: 102).


Marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT, sepanjang waktu dan di setiap tempat. Semoga kelak kita dipanggil Allah SWT dengan iman dan takwa yang terpatri dalam sanubari kita, aamiin.


Allah SWT menggariskan bahwa kemuliaan seseorang dihadapan-Nya tidak dilihat seberapa kekayaannya, sebagus apa raut wajahnya atau setinggi apa kekuasaan dan pangkatnya. Tetapi seberapa derajat ketakwaannya kepada Allah SWT, sebagaimana firman Allah:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. 


Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat: 13)


Dari ayat di atas jelas dipahami bahwa kemuliaan seseorang tidak dilihat jenis kelaminnya, bangsanya serta dari suku apa ia berasal karena semua itu semata-mata atas pemberian Allah. Bukan didapat melalui usaha yang dilakukan manusia. Kemuliaan manusia dihadapan Allah dilihat dari kualitas ketakwaannya. 


Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaahilhamdu.


Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah, Ali bin Abi Thalib mengatakan, orang bertaqwa kepada Allah akan senantiasa memiliki empat sifat yang melekat pada dirinya yaitu:


✓Pertama, Al-Khaufu Minal Jalil (taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal). Dengan adanya rasa takut kita kepada Allah yang mempunyai sifat Jalal ini menjadikan kita untuk berpikir kembali atau mempertimbangkan terlebih dahulu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah bTa’ala. Dan tentunya  rasa takut timbul keinginan untuk bertaqwa dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. 


✓Kedua, Wal ‘amalu bit tanzil (beramal dengan dasar al-Qur’an dan as Sunnah). Dengan adanya pedoman hidup berupa Al-Quran dan As-Sunnah  tentunya menjadikan kita tidak melakukan suatu perbuatan tanpa mengetahui dalil/dasarnya atau biasa disebut taqlid buta. Sehingga derajat taqwa yang akan kita capai sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.


✓Ketiga, Al-Qana’atu bil Qalil (menerima terhadap yang sedikit). Setiap orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rejeki tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah Ta’ala. Misalkan saja kita sudah mempunyai penghasilan dari menjadi seorang PNS, seharusnya penghasilan tersebut harus diterima dan disyukuri berapapun itu. Namun karena nafsu manusia terlalu banyak keiinginan sehingga terkadang penghasilan yang ada pun tidak mencukupi baginya. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang bersyukur bukan orang yang kufur akan rizki yang diterima.


✓Keempat, Al-isti’dadu li yaumir rakhil (bersiap-siap menghadapi hari perpindahan). Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu alam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam rangka menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.

Oleh karena itu ketika Rasulullah ditanya “Siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia di hadapan Allah?” beliau menjawab mereka adalah manusia yang paling banyak mengingat kematian dan paling semangat mempersiapkan diri menghadapinya.

 


Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillaahilhamdu

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah.


Agar empat sifat taqwa tersebut dapat kita raih, para ulama telah memberikan jalan dengan cara yaitu; 


✓Pertama dengan cara mu’ahadah. Yaitu mengingat perjanjian dengan Allah SWT dengan cara menyendiri (berkhalwat) guna mengintropeksi diri terhadap kesalahan dan dosa yang diperbuat. 


✓Kedua dengan muraqabah (merasa diri dekat dan diawasi Allah SWT). 


✓Ketiga dengan cara muhasabah (mengintropeksi) diri terhadap segala kesahan dan dosa. 


✓Keempat adalah mu’aqobah (memberikan sangsi diri) terhadap kesalahan yang diperbuat.


✓Kelima yaitu mujahadah (optimalisasi) yaitu memanfaatkan segala kesempatan yang diberikan Allah dengan bersungguh-sungguh beribadah kepadanya sebelum ajal menjemput.


Begitu beratnya menjadi orang bertakwa, Allah SWT menjanjikan keutamaan yang sangat besar, salah satunya sebagaimana firman Allah SWT:


وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا


Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar          

(QS. At Talaq ayat 2)


وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ

Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS. At Talaq ayat 3).


Dari ayat tersebut, Allah SWT memberikan karunia yang luar biasa bagi orang yang bertakwa, yaitu memberikan jalan keluar dari segala macam persoalan kehidupan. 

Termasuk apabila yang dihadapi terkait masalah ekonomi, maka Allah akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka datangnya.Itu adalah balasan Allah bagi orang bertakwa di dunia, sementara dalam kehidupan di akhirat Allah menjanjikan

sebagaimana firman-Nya:


إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ

فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ


Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al – Qamar ayat 54-55).


Demikian keutamaan balasan di dunia dan di akhirat bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap istiqomah menuju derajat takwa yang kita idam-idamkan.

 

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang dimuliakan

Marilah pada kesempatan yang sangat mulia ini, kita berdoa bersama kepada Allah Swt. untuk keselamatan kita, keluarga, bangsa dan ummat ini.


A’udzu billahi minasy syaithonirrojim, Bismillahirohmanirohim, Alhamdulillahi robbil ‘alamin, hamdan yuafi ni’amahu wayukaafi maziidah, ya robbana lakalhamdu kama yambaghi lijalali wajhikal kariimi wa’azhimi shulthonik. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina muhammadin wa’alaa alihi wa ash habihi ajmain wa arhamna waiyyahum birohmatika ya arhamarrohimin


Ya Allah ya Tuhan kami, di hari yang sangat mulia ini, kami memohon dengan kerendahan hati. Muliakanlah kami, ummat ini, bangsa kami dan janganlah Engkau hinakan kami, kabulkanlah permohonan kami, janganlah Engkau tahan, tambahkanlah apa yang ada pada kami, janganlah Engkau kurangi dan curahkanlah keridhoan Mu kepada kami.


Ya Allah ya Tuhan kami, jadikanlah negeri kami negeri yang aman, sejahtera, negara yang penduduknya senantiasa taqorrub kepada Mu serta taqorrub sesama hamba Mu.


Ya Allah ya Tuhan kami, jadikanlah para pemimpin kami, pemimpin yang takwa, jujur, adil, dan amanah dalam menjalankan segala perintah Mu, bimbinglah mereka ya Allah agar mereka berhasil membangun negeri ini menjadi negeri yang berkemajuan serta senantiasa mendapat curahan rahmat, berkah, dan maghfirah Mu.


Ya Allah, kami sadar, masih banyak perintah Mu yang masih kami abaikan, masih banyak larangan Mu yang kami masih lakukan, kami berlumuran dosa dan kesalahan, tetapi kami yakin Engkau adalah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.


Ampunilah semua dosa dan kesalahan kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan ibu dan bapak kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan para guru dan pemimpin kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan orang-orang yang banyak berbuat kepada kami, ampunilah semua dosa dan kesalahan orang-orang yang pernah kami sakiti, kami bohongi, dan kami khinati.


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ، ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ، اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Khutbah ditutup dengan salam tepat pukul 06.43 


Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokaatuh


Dan jamaah meninggalkan lapangan dengan bersalam-salaman saling memaafkan dan tegur sapa karena ada yang lama tidak berjumpa. Sementara panitia shalat Id melipat terpal-terpal di lapangan dan berkemas pelalatan yang digunakan, serta mengumpulkan kotak amal yang beredar ketika khutbah berlangsung


Semoga bermanfaat. 


Lapangan Kedungping, Lamongan, 1 Syawal 1444 H. 21 April 2023.


Mukminin

Komentar

  1. Rahasia Pakar IT dan Blog agar Tulisannya Populer dan Menghasilkan Cuan:
    https://www.aleepenaku.com/2023/04/mengapa-tulisan-blogger-om-jay-sering.html?m=1

    BalasHapus
  2. Mohon maaf lahir dan batin cak Inin, Koreksi tgl 21 April hari Jumat ya

    BalasHapus
  3. Khotbah yg sangat berbobot. Pasti jamaah menyimak dengan saksama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bu Mien smg kita menjadi hamba yg Muttaqin

      Hapus
  4. Amazing banget khotbahnya. Sangat bermanfaat... Maturnuwun Cak Inin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulilah smg bermanfaat bg kita. Terima kasih

      Hapus
  5. Alhamdulillah, terimakasih Abah Inin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023