Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

 Berbagi Pengalaman: 

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?




Sebelum saya membahasa judul tersebut di atas alangkah baiknya jika saya mengingatkan kembali tentang kegiatan menulis buku.

Menulis adalah mengungkapkan ide, gagasan, opini, dalam rangkaian kalimat yang bermakna kepada publik atau pembaca. Menurut  Tarigan (1986:15) menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai media penyampaiannya. Dengan demikian tujuan menulis adalah memberikan informasi, membujuk, dan menghibur pembaca.

Betapa bahagianya ketika tulisan kita yang berupa karya buku bisa membantu memunculkan ide baru, bisa memecahkan masalah, memberikan informasi Positif, mendorong memunculkan ide, memghibur pada pembaca. Jika terjadi demikian tulisan kita memberikan kepuasan batin pada kita sebagai penulis. Bahkan karya tulisan kita bisa mendatangkan rezeki yang berupa honor dari penerbitan artikel kita di media sosial atau dari peberbitan buku kita.

Perlu kita ketahui bahwa tahapan menulis dan menerbitkan buku ada 5 tahapan antara lain: 

1. Prawriting

Tahap awal penulis mencari ide dengan peka terhadap sekitar (Pay attention).

b. Penulis harus kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku. Karena cakap membaca bisa kreatif menulis. 

2. Drafting

Penulis mulai membuat Draf (outline buku/ daftar isi buku) sesuai dengan apa yang disukai 

 pasion): artikel, cerpen, puisi, novel, Kisah Inspirasi, buku motivasi, dll. Lalu kita kembangkan draf menjadi naskah buku. 

3. Revisi

Setelah naskah Anda selesai kita melakukan revisi naskah (tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang,   naskah mana yg perlu ditambahkan).

4. Editting/ Swasunting

Setelah revisi tahap selanjutnya penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat sebelum masuk penerbit sesuai (PUEBBI). Jangan mengirim naskah yang masih mentah,  maka akan merepotkan Penerbit. 

5. Publikasi  

Jika tulisan Anda yg berupa naskah buku sudah fik, kita yakin maka Anda memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Buku yang akan Anda publikasikan harus melalui penerbit. Baik Penerbit Mayor maupun Penerbit Indie. Buku yang bermutu baik yang sangat dibutuhkan pasar pembaca, maka bisa diajukan ke peberbit Mayor. Jika lolos penulis tanpa biaya menerbitkan malah dapat royalti dari penjualan buku. Kabarnya sih sekitar 10 %  dari laba penjualan buku. 

Jika buku Anda  belum bisa  masuk peberbit mayor karena persyaratan khusus, maka kita terbitkan ke Peberbit Indie (Independen). Contoh ke Penerbit Kamila Press.

Setelah buku masuk penerbit indie maka akan diproses layout buku sesuai permintaan penulis. Bisa buku ukuran umum A5, bisa A4, dan busa B5. Cover buku pun akan dibuatkan sesuai permintaan penulis jika belum ada covernya. Jika penulis sudah punya cover buku, maka tinggal dikirim dalam bentuk word atau JPG agar gambar tidak pecah. 

Jika layout buku dan cover buku sudah FIK, maka peberbit akan mengajukan nomor  ISBN  buku ke Tim ISBN, kalau buku memenuhi syarat ISBN, jika tidak maka didaftarkan pada nomor QRCBN.

Kita pasti ada yang masih bertanya apa bedanya buku yang bernomor ISBN dan buku yang bernomor QRCBN. Kedua sama berstandar internasional lo. 

Perbedaan buku bernomor ISBN dan QRCBN. 

ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit. Oleh karena itu satu nomor ISBN untuk satu buku akan berbeda dengan nomor ISBN untuk buku yang lain.

ISBN diberikan oleh Badan Internasional ISBN yan berkedudukan di London. Di Indonesia, Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN yang berhak memberikan ISBN kepada penerbit yang berada di wilayah Indonesia. Perpustakaan Naasional RI mempunyai fungsi memberikan informasi, bimbingan dan penerapan pencantuman ISBN serta KDT (Katalog Dalam Terbitan). KDT merupakan deskripsi bibliografis yang dihasilkan dari pengolahan data yang diberikan penerbit untuk dicantumkan di halaman balik judul sebagai kelengkapan penerbit. 

Sitem ISBN diciptakan oleh W.H. Smith seorang pedagang buku di Britania Raya tahun 1966 yabg diberi nama SBN (Standard Book Numbering). Wekepedia. 

Sedangkan QRCBN lahir karena adanya pembatasan dan perubahan regulasi dalam penggunaan ISBN untuk menerbitkan buku, maka menyebabkan beberapa penulis kesulitan dalam menerbitkan karyanya. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak perpusnas, buku yang bisa diterbitkan ISBN memiliki kriteria utama seperti buku tersebut dijual untuk umum. Buku hasil karya tulis literasi, monograf, dan karya yang berlaku internal tidak bisa diterbitkan ber-ISBN dari perpusnas RI.

Adanya perubahan regulasi tersebut, maka karya penulis yang ditolak alias tidak mendapatkan nomor ISBN bisa diterbitkan melalui QRCBN. 

QRCBN (Qr Code Book Number) merupakan aplikasi pengidentikasi buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code, dimana hasil pindainya akan menampilkan lebih banyak informasi tentang buku yang sudah diterbitkan. Setiap buku yang terbit akan memiliki Nomor Identifikasi yang berbeda.

QRCBN fungsi yang sama dengan ISBN. Namun, QRCBN khusus digunakan untuk penerbitan buku.

Adapun fungsi dari QRCBN adalah sebagai berikut:

1. Memberikan identitas terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

2. Membantu memperlancar arus distribusi buku karena dapat mencegah terjadinya kekeliruan dalam pemesanan buku.

3. Sarana promosi bagi penerbit karena informasi pencantuman QRCBN berlaku secara Internasional.

4. Memberikan nilai tambah bagi dunia pendidikan seperti guru dan dosen untuk keperluan angka kredit. Namun sampai sekarang belum diakui, yang mendapatkan angka kredit masih buku yang ber-ISBN. www.wrcbn.org. 

 Untuk mengetahui lebih lanjut buku apa saja yang bisa mendapatkan nomor ISBN dan buku apa yang ditolak Tim ISBN. 


Ikuti lanjutan artikel ini ! 

(bersambung)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023