Nenek Hidayah dan Daun Gugur
Nenek Hidayah dan Daun Gugur
Musholla Darul Taqwa mamang selalu dipenuhi jamaah sholat fardu setiap saat. Tempatnya rindang, sejuk dan bersih. Kerindangan itu karena di depan masjid ada 2 pohon mangga gadung yang besar.
Setiap akan shalat jamaah fardu pelataran selalu bersih tidak ada satu pun sampah daun. Hal ini karena ada ringan tangan salah satu jamaah yang sepuh bernama nenek Hidayah usia 70 tahun yang selalu mengambili daun-daun itu dengan ikhlas tanpa ada yang meminta.Hal itu dilakukan nenek Hidayah sudah bertahun-tahun, hingga punggungnya bungkuk.
Suatu hari usai shalat jamaah, Ustadz yang tukang imami Musholla dan takmir omong-omong untuk mencari tukang bersih-bersih daun-daun di pelataran musholla dan lingkungannya. Karena kasihan melihat nenek Hidayah yang semakin tua terus mengambili sampah daun-daun secara sukarela. Mereka berdua sepakat Pak Dul Adi ditunjuk sebagai petugas kebersihan dalam dan luar madjid dengan diberi honor bulanan. Karena kasihan nenek Hidayah semakin tua dan bungkuk yang bertahun-tahun membersihkan secara sukarela.
Besoknya ketika Nenek Hidayah berangkat ke musholla seperti biasanya sebelum adzan. Sampai di Musholla nenek Hidayah menangis keras sejadi-jadinya dan lama sekali. Peristiwa ini terulang sampai 3 hari musholla. Pak Ustadz dan takmir langsung mendekati nenek Hidayah ketika menangis dengan keras sekali seperti anak kecil yang tidak mau berhenti. Ustadz dan takmir pun mengatakan apa adanya. "Kami kasihan pada Nenek Hidayah sudah bertahun-tahun membersihkan daun-daun mangga yang rontoh dipelataran Musholla sebelum adzan, Nenek sudah tua, maka saya carikan petugas kebersihan musholla," ucapan Ustadz di samping.takmir. Nenek pun semakin menagis sekeras-kerasnya.
"Mengapa Nenek dirigankan kok tidak mau," tanya Takmir musholla.
" Pak Ustadz dan Pak Takmir betapa saya tidak menangis dan kecewa kehilangan amalan saya, ketika saya ambil setiap daun yang jatuh di pelataran Musholla, satu persatu saya ambil dan saya bacakan sholawat Nabi, dan daun itu akan bersaksi di akhirat nanti di hadapan Allah," ujar nenek Hidayah sambil menangis.
Semua jamaah yang hadir di Musholla, Ustadz dan Takmir bagai disambar geledek di siang hari. Mereka bengong dan meneteskan air mata dan bertiak, " Masya Allah!!!!" Merangkul Nenek Hidayah.
Lamongan, 1 Oktober 2023
Cak Inin Mukminin
Subhanallah....amalan yg patut diteladani.....cakep Cak Inin. Salam
BalasHapusMatur nuwun. Ini insya Allah kisah nyata dari ceramah KH. Fahmi pada maulid Nabi Muhammad SAW 28-9-2023
HapusBetapa mulia sikap Nenek , saya belum bisa mengamalkan
BalasHapusTerima kasih bu Kanjeng
BalasHapusJenengan kalau lewat depan rumah kebet, lah kok lihat ada ibu2 yang menyapu di pagi menjelang Subuh, itu emak saya. Hehehe...
BalasHapusSaat diminta istirahat karena sudah tua, tidak mau. Gaka sehat katanya...
Betul sekali. Itu amalan sholeh dan menyehatkan Tadz
HapusCerita sederhana namun sarat makna..keren..😊😊
BalasHapusMatur nuwun
Hapus