Pucuk Dicinta Duren pun Tiba

 Pucuk Dicinta Duren pun Tiba 



#fiksi mini 

Jam 09.30 istriku  usai pelayanan Posyandu di teras rumah segera mengajak ke rumah adik di Sumobito, Jombang. Karena sudah dua Minggu adik pulang Umroh 12 hari Surabaya - Jedah yang dipimpin istri saya sebagai TL Arminareka. Rumah saya kunci, lampu teras, depan rauang pasen, lorong samping, lampu belakang dan jalan raya saya nyalakan karena pulang malam.

Baru berjalan 100 M ambil 20 biji Sempol untuk oleh-oleh cucu dari adik Jombang. Dalam perjalanan istriku pingin beli duren. Kami melintasi dataran tinggi seperti gunung, hutan dan terowongan Girik Ngimbang yang jalannya naik tajam.  Sesampainya di bundaran Ringin Contong Jombang kota mobil saya belokkan ke kanan 200 untuk parkir lewati penjual duren utara dan selatan jalan. Aku lewati saja dan ke toko Cahaya Sport untuk beli kaos putih digunakan Healing para bidan survelen ke Pantai Pacitan minggu depan.

Kaos putih pun terbeli dan saya beli 4 kaos biru toska  untuk anak-anak tukang layout, desain cover, dan Editor Kamila Press, dan tambah 1 celana pendek. Keluar toko langsung menuju duren barat Ringin Contong. Duren saya cium meragukan tidak bau masak. Penjual Mengatakan, "Manis ini Pak," dengan tunjukkan warna kulit kuning yang diberi obat. Minta harga 55 K tidak boleh kurang. Istri saya minta dibuka walau kelihatan warna kuning dan bau, kalau ranum dibeli. Ternyata dibuka biji duren kuning dan mogol alias mental. Jadi batal dibeli. Istri sudah kapok dulu beli duren di sini ya seperti ini. Dan mobil langsung saya jalankan menuju jalan raya depan terminal Jombang untuk jemput anak dari Sidoarjo yang ikut ke adik Sumobito.

Setelah melintasi rel Kereta Api langsung mobil turun 100 M dan parkir depan masjid. Kami bertiga langsung ke rumah adik timurnya jalan dan mengucapkan salam masuk rumah dan disambut adik, anak, dan cucunya.  Baru duduk 15 menit betapa terkejutnya datang tetangga mengantarkan 3 duren ukuran agak besar hanya 70 K, "Alhamdulilah ya Allah mengabulkan keinginan saya mengirimkan duren tanpa pesan," ujar isriku. Duren langsung saya buka dan makan bersama keluarga. Rasanya manis enak dan habis 2 buah. Bagai Pucuk dicinta  duren pun tiba (plesetan peribahasa).


Matahari Mojokerto, 16122022. 16.57

Cak Inin Mukminin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023