Kata Pengantar dan Prakata

Kata Pengantar dan Prakata 

Oleh : Mukminin


Sebuah karya buku yang akan terbit sebaiknya atau bahkan saya katakan wajib ada kata pengantarnya. Setelah itu prakata atau sekapur sirih dari penulis. Kata pengantar atau boleh menggunakan kata sambutan diletakkan pada awal buku. Urutannya: judul buku dan penulis;  judul buku penulis, editor, layouter, jumlah halaman buku, dan penerbit;  setelah ini daftar isi (buku);  baru kata pengantar; halaman berikutnya prakata atau sekapur sirih.

Kebanyakan penulis pemula masih rancu atau bingung dalam meletakkan kata pengantar dan prakata. Sering saya jumpai prakata di halaman awal baru disusul kata pengantar. Yang benar kata pengantar dulu baru prakata. Bahkan ada yang lebih fatal lagi isinya prakata ditulis kata pengantar, la.. ini perlu dibetulkan. Namanya pemula ya...harus belajar untuk mengerti agar lebih baik dan pas urutan bukunya. 

Apa perbedaan kata pengantar dan prakata? 

Perbedaannya adalah kata pengantar peletakan halamannya di awal isi buku disusul prakata. Kata pengantar harus ditulis oleh orang lain yang berkompeten di bidangnya atau sesuai dengan isi buku atau boleh penerbit. Jadi pemberi kata pengantar jika buku sastra kita mintakan kata pengantar ke ahli satra, dosen sastra  atau sastrawan (contoh Dr. Sariban, M.Pd.; Dr. Endang Kasupardi, M.Pd. dll). Jika isi buku tentang literasi ya kita mintakan ke pakar Litersi termasuk dosen, penulis buku yang  sudah mumpuni. Contoh Dr. Much. Khoiri,: Prof. Ngainun Naim, dll).

Mengapa demikian, karena kata pengantar adalah berisi uraian yang mengantarkan isi buku kepada pembaca secara garis besar. Bahkan isinya mempersuasi pembaca untuk memiliki buku yang ini. Walaupun kata pengantar berisi uraian secara garis besar harus sudah mewakili dari isi buku yang mengantarkan isi buku ke pembaca dan kelebihan isi buku, maka pemberi kata pengantar atau pakar atau orang ahli harus membaca layuot buku secara utuh yang dimintakan  kata pengantar sebelum diterbitkan. Oleh karena itu penulis buku harus mengirim PDF Layout buku tersebut ke pakar yang diminta untuk membuat kata pengantar. Tapi ingat pesan saya  kita harus punya "Tepo sliro" atau unggah-ungguh atau sopan santun. Langkah yang harus kita tempuh adalah minta izin dulu ke beliaunya, dengan bertanya apakah Bapak bersedia untuk memberikan kata pengantar buku saya judulnya ini? Jika bersedia maka kita mengucapkan terima kasih. Lalu kita kirim cover buku dan PDF layout buku utuh yang sudah siap terbit atau maju ISBN dan sudah ada prakata atau sekapur sirih. 

Setelah itu kita harus  sabar menunggu karena mungkin juga mengganggu kesibukan tugas pemberi kata pengantar. Juga pembuat kata pengantar harus membaca secara keseluruhan naskah buku agar dalam pembuatan kata pengantar isinya pas mengantar isi buku ke pembaca agar tertarik dan mengerti pokok-pokok isi buku sehingga pembaca penasaran ingin melanjutkan ke isi buku dengan membeli buku cetak atau e-booknya. 

Maka kita tunggu satu atau dua minggu insya Allah selesai dan dikirim kita dalam bentuk word. Jangan lupa minta pas  foto pembuat kata pengantar kota masukkan foto tersebut di bawah judul kata pengantar akan lebih menarik.  Lalu  kita ucapkan terima kasih dan jika buku tersebut terbit jangan lupa kita kirim 2 buku ke pembuat kata pengantar dan mungkin juga ada tanda  terima kasih terserah Anda yang memberi, baiknya bagaimana kita yang mengerti. 

Perlu diingat sebelum kita minta kata pengantar ke orang ahli atau pakar kita harus sudah membuat prakata.atau sekapur sirih. Yang sudah dimasukkan ke dalam layout buku.   

Siapa yang membuat Sekapur sirih atau prakata? 

Prakata atau sekapur sirih adalah dibuat oleh penulis buku. Sifatnya tidak wajib.  ucapan bersyukur kepada Allah atas terbitnya buku kita. Paragraf berikutnya sampaikan maksud dan tujuan penulisan buku atau bagaimana proses penulisan buku dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terbitnya buku Anda. Perlu diingat ucapan terima kasih jangan terlalu banyak 3-4 saja agar pembaca tidak bosan. Jangan lupa paragraf terakhir mohon maaf atas kekurangan isi buku dan mengharap pembaca untuk memberikan saran agar naskah buku lebih baik.

Setelah itu kita ajuakan mintakan  nomor ISBN ke Tim ISBN Perpunas Jakarta dengan melampirkan surat keaslian karya bermaterai 10.000 diisi lengkap ada bkangkonya dan ditanda tangani penulis mengetahui direktur penerbit. Selanjutnya penerbit kirim Link buku di website berbayar, surat pernyataan keaslian karya, dan layout buku PDF lengkap. Satu dua minggu akan turun nomor ISBN buku jika memenuhi syarat. Jangan lupa kata pengantar pun jadi syarat. Jika kata pengantar salah harus direvisi dan diajukan ulang. 

Contoh buku saya  yang sudah terbit yang diberi pengantar Pakar ( Prof. Ngainun Naim, Dr. Sariban, dan Dr. Endang Kasupardi).


Dan contoh foto buku teman-teman penulis yang minta kata pengantar ke saya sebagai penerbit lebih dari 50 buku. 



Dan kumpul kata pengantar itu saya jadikan buku. "Dari Pengantar Jadi Buku.dengan kata pengantar Prof. Ngainun Naim. Begitu Pula Prof. Ngainun Naim yang telah banyak memberikan kata pengantar buku kepada penulis juga dihimpun jadi sebuah buku yang bagus, ini fotonya.

Semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Salam Literasi [].

Griya Kamila Press - LA, 31 Maret 2024

Mukminin

Komentar

  1. Hem...Alhamdulillah...buku solo saya yg kedua kemarin Panjenengan yg memberi kata pengantar nggih...
    Matur nuwun...buku solk ketiga antre...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap.Matur nuwun bu atas kepercayaannya SEMANGAT

      Hapus
  2. Tulisan yang mencerahkan. Maturnuwun Cak. Salam

    BalasHapus
  3. Masyaa Allah, tabbarokallah, terima kasih atas ilmunya Cak๐Ÿ™๐Ÿ˜๐Ÿ‘

    BalasHapus
  4. Makasih sudah berbagi ilmu. Jadi ada pencerahan. Klu boleh bisa minta contoh kata pengantar dengan prakata ๐Ÿ™. Biar paham bgt

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Mengapa Naskah Buku Kita Ditolak Tim ISBN?

Menenun Mimpi Menggapai Asa Tahun 2023