Hampir Keluar Mulut

 Hampir Keluar Mulut 


@penti

Usai shalat asar saya dan istri menghadiri undangan pernikahan anak teman juragan servis motor. Kali ini mantu anak yang kedua putri, seorang perawat dapat jodoh laki-laki perawat dan sama-sama kerja di Rumah Sakit Lamongan. Karena jarak lumayan dari rumah 10 KM, maka pakai Si Putih Rush. 


Mobil parkir di depan rumahnya tempat servis. Ternyata tidak ada tanda-tanda terop dan tutup rumahnya. Pikir saya  masak "Walik Ajang" atau mengembalikan manten ke Hajatan rumah manten laki-laki. Saya turun mobil tanya tetangga Pom mini. Eh ..ternyata hajatnya di rumah gang dalam kampung. Ada tanda bebdera  dan tujuan di mulut gang.  Aku masuk gang lebar, untuk menuju rumah gangnya sempit. Saya izin tetangga di gang lebar untuk parkir di depan rumahnya diizinkan.


Suasana keluar masuk hajatan ramai sekali. Saya dan istri masuk terop. Saya berasalan dengan sohibul hajat Mas Zen, para terima tamu 5 orang dan bersalaman dengan Bapak dan Pakliknya yang nunggu Kotak buwuhan. Keduanya hampir lupa, lalu saya ingatkan, bahwa saya Pak Mukminin yang ngurusi Umroh bapak berdua sekalian. Akhirnya  tersenyum ingat dan pundak saya ditepuk-tepuk. Istri bersalam dengan istri Mas Zen dan ibunya yang umroh. Saya dan istri dipersilakan ambil nasi. Ada 2 pilihan, soto dan rawon. Kami berdua ambil rawon. Rawon kami makan segar dan enak. Usai makan diambilkan pisang susu dan minum cleo gelas. Pisang saya makan dan minum cleo. Tak sengaja saya memandang petugas putri yang ngladeni tamu makan rawon. Sayur rawon dihangatkan di atas kompor, lalu diambil dengan ciduk sayur rawon dan langsung cidukan sayur dicicipi dengan mulut dan ciduk dimasukkan panci sayur rawon. "Huuuwek" mulut saya spontan mukok hampir muntah. Saya tutup mulut  lalu pamit. 


Lamongan, 11062024

Cak Inin Mukminin

Komentar

  1. Cerita ini mengingatkan saya pengalaman bersama almarhum ipar saya (dari Jawa). Almarhum tidak mau minum jus botolan karena melihat jus dibuka tutup botolnya (serupa aluminijm bergerigi) dengan mulut krn memang tidak ada alat pembuka tutup botol yang tersedia. Inspiratif, Abah Inin. Minimal agar kita tidak melakukan yang sama. Ciber, Bah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CURICULUM VITAE MUKMININ, S.Pd.M.Pd..

Hadiah Ultahku ke-59 Tahun Puding dan Buku Solo

Kopdar 3 RVL di BBGP Batu Paling Bergensi